Tampilkan postingan dengan label Film indonesia. Tampilkan semua postingan

Film Hanya Namamu Dalam Doaku, Mengangkat Kisah Pejuang ALS dan Peran Caregiver

Tidak ada komentar
Pejuang itu bukan lagi melawan penjajah di medan perang, melainkan menerima penyakit langka yang dirahasiakan agar tidak melukai istri dan anaknya. Itulah yang dilakukan Arga di dalam cerita film Hanya Namamu Dalam Doaku yang mengangkat kisah pejuang Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS).

Setelah sukses dengan judul-judul film yang mampu menggetarkan penonton Indonesia lewat Sekali Saja Kumenangis hingga Perayaan Mati Rasa, rumah produksi Sinemaku Pictures menghadirkan film drama keluarga Hanya Namamu Dalam Doaku yang menjadi pelukan hangat bagi penonton yang disutradarai oleh Reka Wijaya.Genre film yang disukai oleh Prilly Latuconsina. 

Saya berkesempatan hadir duluan di gelaran press conference dan screening film Hanya Namamu Dalam Doaku di XXI Plaza Indonesia, hari Rabu 13 Agustus 2025. Dihadiri oleh media, komunitas dan undangan. Beberapa sudut XXI dibuat secantik mungkin dengan dekorasi khas film. Bahkan ada booth merchandise hasil karya teman-teman penyintas ALS. 

Dok. Foto Poplicist

Darius Sinathrya Jadi Suami "Green Flag" Dalam Film Lyora: Penantian Buah Hati

Tidak ada komentar
Ketika film ini resmi tayang di bioskop nanti, saya yakin banyak penonton yang sembab matanya karena air mata bakal berderai terus, khususnya bagi para pejuang garis dua. Ceritanya pasti berkenaan dengan perjuangan pasangan suami istri yang menantikan anak dalam kehidupan rumah tangga.

Dua pemeran utamanya diperankan oleh Marsha Timothy dan Darius Sinathrya. Di kehidupan nyata, keduanya sudah berumah tangga dan memiliki anak. Namun di film ini, mereka menjadi pasutri yang bersama-sama berjuang memiliki anak. Sosok Darius Sinathrya disebut sebagai suami greenflag dalam perannya.

"Ketika Bung Di Ende", Tempat Perenungan Sang Putra Fajar Di Pengasingan

16 komentar
Orang mana yang bisa bertahan di daerah pengasingan. Jauh dari rutinitas sehari-hari dan sulit mendapatkan kepercayaan dari tempat baru. Dari yang biasanya berinteraksi dengan banyak orang, namun harus terlempar jauh ke daerah pengasingan. Apalagi dialami oleh seseorang yang biasa bertemu dengan banyak orang untuk berdiskusi demi kepentingan negara. 

Pengasingan ke Ende, Flores, NTT merupakan sebuah fase kehidupan sulit yang harus dijalani Bung Karno bersama istri, anak dan mertuanya selama 4 tahun. Melewati hari demi hari di daerah pengasingan dengan penuh keterbatasan. Pergerakan sempit  Bung Karno selalu dijaga oleh polisi dari pihak Belanda. 

Poster film Ketika Bung Di Ende

Bertemu Eks ISIS Dari Film "Seeking The Imam"

12 komentar
Dunia maya dihebohkan dengan berita kontra eks ISIS dipulangkan ke Indonesia. Opini serta hujatan buat mereka mengalir terus di lini masa media sosial. Sebenarnya saya enggak begitu mengikuti berita tentang ISIS sebelumnya. Saya hanya tahu bahwa ISIS musuh dunia. Rasa penasaran saya semakin bertambah setelah KOMiK membuka pendaftaran nonton bareng film dokumenter tentang keluarga yang terbujuk oleh propaganda ISIS yang telah kembali ke Indonesia di acara Festival Kebhinekaan. Akhirnya saya daftar dengan menghubungi kak Dewi Puspa (Ketua KOMiK).

Mulai dari tanggal 20-23 Februari 2020 diadakan Festival Kebhinekaan di 3 lokasi di Jakarta Pusat yaitu Griya Gus Dur Matraman, Wisma Rahmat di Petojo, dan Taman Suropati Menteng. Festival Kebhinekaan bertujuan untuk merayakan keberagaman dan memperkuat toleransi melalui ragam kegiatan yang santai dan menyenangkan dengan sasarannya anak muda dan kaum milenial.

Eks ISIS Indonesia
Bersama Dhania, eks ISIS dari Indonesia

Toko Barang Mantan, Siap Nampung Kenangan Masa Lalu

2 komentar
Selama berpacaran, mantan saya ada 5 orang. Bisa dibilang banyak enggak sih? Enggak lah ya, pasti masih banyak cewek yang punya mantan lebih dari saya. Kalau mantan banyak antara sok cantik, laku banget atau selektif. Kalau saya lebih ke selektif sih, cuma mau pacaran sama yang cakep. 😆

Entah saya memang lupa, enggak peka atau sama sekali enggak pernah dikasih barang yang berarti dari pacar. Kayaknya dulu memang enggak pernah ngasih atau beliin barang favorit masing-masing. Cuma saya masih menyimpan kalender tahun 2007 yang ada foto berdua. Kalau lihat itu rasanya dulu saya alay banget deh. Geli sendiri.

Film Toko Barang Mantan
Etalase barang mantan di gala premiere
Toko Barang Mantan

Alasan Sutradara Memilih Kata Temen Pada Judul Film "Temen Kondangan"

2 komentar
Setelah menonton film Temen Kondangan di press screening beberapa hari lalu, ada yang mengganjal perasaan saya. Timbul pertanyaan dari kata Temen pada judulnya. Saya pun mengejar jawaban dari keresahan itu dari sang sutradara.
Film Temen Kondangan
Gaya Gading Marten di poster yang ngegemsin 

Sambut Hari Ibu Film "Darah Daging" Bikin Haru

Tidak ada komentar
Sebuas-buasnya harimau, pasti enggak akan makan anaknya. Ular cobra yang punya racun mematikan sekali pun, enggak akan meracuni anak-anaknya juga. Kira-kira gambaran itu yang bisa saya tangkap setelah nonton film Indonesia terbaru yang tayang awal bulan Desember, Darah Daging. Judulnya memang ngeri ya. Saya pikir juga film ini bergenre horor, ternyata bukan. 

Film Darah Daging
Di gala premiere film Darah Daging

Saya menghadiri gala premiere film Darah Daging di Epicentrum XXI. Memang momen ini saya tunggu-tunggu dari jauh hari. Karena apa? Karena aktor favorit saya main di film ini. Yess, Donny Alamsyah alasan saya berburu tiket gala premierenya dengan ikutan giveaway di instagram Skylar Pictures. Sayangnya, saya belum beruntung memenangkannya. Tapi ada salah satu pemenang dari Yogyakarta tidak bisa hadir dan menawarkan tiketnya ke saya. Tanpa pikir panjang, saya membeli 2 tiket yang ditawarkan seharga Rp60.000,00. No problem, yang penting saya bisa tonton film Darah Daging sebelum tanggal tayang. 

Sinopsis Film Darah Daging 


Sebuah perampokan bank yang memakan korban banyak terjadi 14 tahun lalu. Seorang penulis muda, Hana (Estelle Linden) mengunjungi Salim (Donny Alamsyah) terdakwa hukuman mati demi riset novel terbarunya. Namun pertemuan itu membawa Hana dan Salim ke dalam ruang kenyataan yang tak terduga dan memaksa mereka mempertanyakan apa yang dipercaya dalam hidup.

Sekilas sinopsis dari film Darah Daging. Saya enggak bisa ceritain lebih lengkap lagi nih, malah jadi spoiler kan. Pastinya film ini bagus ditonton dalam rangka menyambut Hari Ibu pada tanggal 22 Desember nanti. Bisa deh ajak ibu, bapak, tante, adik, kakak perempuan nonton ke bioskop.

Film Indonesia Darah Daging
Kiri-kanan : Ario Bayu, Sarjono Sutrisno dan
Rangga Nattra

Pemain Film Darah Daging


Soal pemainnya enggak usah diragukan lagi deh. Berjejer nama-nama aktor dan aktris yang enggak diragukan lagi aktingnya. Terutama aktor favorit saya itu lho. Mau tahu kan siapa saja artis yang main dalam film Darah Daging, antara lain: 
  • Donny Alamsyah as Salim
  • Tanta Ginting as Borne
  • Ario Bayu as Arya
  • Arnold Leonard as Fikry
  • Rangga Nattra as Rahmat
  • Ray Sahetapy - Babeh
  • Karina Soewandi - Ibu Nurmala
  • Estelle Linden - Hana
  • Dianda Sabrina - Bulan
  • Dan sederet pemain cilik lainnya

Tidak Sedarah, Tapi Seperti Saudara


Pernah enggak sih ngalamin suatu hubungan yang lebih dekat atau akrab dengan orang lain, bahkan dianggap saudara? Kalau saya sih ada yang begitu karena sudah kenal lama dan akrab banget. Kedekatan yang melekat itu membuat kita kadang enggak memperdulikan bagaimana kondisi orang tersebut.

Biasanya status menjadi saudara itu memang terjalin sejak lama. Sama seperti pemeran Arya, Rahmat dan Fikry yang diperankan di film Darah Daging. Mereka anak-anak yang diasuh oleh ibu Nurmala dari tempat yang berbeda. Begitupun dengan Salim dan Borne yang ternyata saudara sepupu.

Film Darah Daging ngingetin lagi persaudaraan itu terjalin bukan hanya dari satu darah, satu ibu dan ayah kandung, tapi juga dari orang-orang sekitar yang mungkin tidak memiliki keeratan suatu hubungan meski sedarah. Kadang saya merasa juga tidak begitu dekat dengan kakak dan adik sekandung.

Film drama action Darah Daging
Sambutan para pemain film Darah Daging di studio 2 sebelum nonton

Film bergenre drama action ini punya alur cerita yang maju mundur. Poin utama adegannya ada di mana Salim bertemu dengan Hanna di ruang besuk penjara dan menceritakan rentetan kejadian saat perampokan 14 tahun lalu. Tiap adegan para pemainnya dibuat flash back untuk mengetahui latar belakang tiap karakter.

Adegan tembak-tembakan a la game online PUBG menjadi pengantar pada awal cerita. Konsep perampokan bank yang masih terlihat amatir karena mereka memang bukan perampok sungguhan alias mendadak rampok demi kesembuhan ibunya. Kalau bukan kebutuhan yang sangat mendesak enggak akan ada perampokan yang akhirnya memakan beberapa korban jiwa.

Saya rasa film Darah Daging tepat sekali dirilis di bulan Desember. Karena ada hari spesial yang kembali mengingatkan kita akan pengorbanan seorang ibu. Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember seakan terhubung dengan kemunculan film Darah Daging di bulan ini.

Bersua dengan Aktor Idola


Sejak muncul posternya di postingan instagram Donny Alamsyah, saya memang mau menonton filmnya. Entah apa yang merasuki saya bisa begitu suka dengannya. Beberapa film yang dibintanginya juga saya tonton sepeti Insya Allah Sah 2, The Raid, Bulan Di Atas Kuburan dll. Kangen juga sih lihat aktingnya di FTV, biar bisa lihat terus gitu di teve.

Tujuan saya hadir di gala premiere film Darah Daging memang ingin ketemu langsung dengan Donny Alamsyah. Abisnya kapan lagi kan bersua sama aktor idola. Rasanya tuh kayak ketemu sama pacar pertama atau gebetan aja. Antusias, tapi takut, malu juga. Sebelum film dimulai, saya sempat jegat dia, cuma dia buru-buru masuk studio dan berkumpul dengan pemain lainnya. "Nanti aja ya fotonya," jelasnya saat saya minta foto dan ia masuk ke studio 2. Ya wis lah, nurut wae.

Donny Alamsyah pemain film Darah Daging
Pelukan erat itu, ada sebar jantung yang tak biasa

Setelah film usai, saya kembali mencarinya di tengah kerumunan orang banyak. Satu per satu para pemainnya keluar dan saya hanya menunggu kemunculan Donny Alamsyah. Mesti foto bareng nih sama dia, afirmasi yang terus saya ulang dalam pikiran. Enggak apa-apa deh pulang malam asal bisa dapat satu foto.

Tanpa ragu lagi saya mendekatinya ketika saya melihatnya di pintu keluar studio 1. You know what, baru kali ini saya berpelukan dengan idola. Suatu bentuk ekspresi betapa saya mengaguminya sebagai idola dan karyanya. Jantung saya berdebar kencang banget, terasa groginya juga. Saya benar-benar erat memeluknya dan dia juga tanpa ragu memegang lengan saya. Meskipun Donny Alamsyah pakai outfit serba pink, masih kelihatan machonya.

Rekomendasi film dalam menyambut Hari Ibu. Film drama action yang bikin haru. Sisi lain dari gambaran kasih sayang terhadap anak-anak yang bukan dari satu ibu. Rasakan 20 menit terakhir yang benar-benar menguras emosi  yang akan mengingat jasa ibu. Darah Daging, 5 Desember 2019 di seluruh bioskop Indonesia.




***

"99NamaCinta" Film Pertama Dzawin Nur

1 komentar
Menonton film memang jadi hal favorit saya di kala sedang suntuk dengan rutinitas. Biasanya saya pilih film yang bisa buat pikiran fresh atau ada hal baru yang bisa diambil setelah keluar dari studio bioskop. Entah dari pesan film tersebut atau akting para pemainnya. Selain jalan cerita yang membuat saya tertarik untuk menonton, akting para pemainnya yang menjadi sebuah penilaian film ini layak ditonton atau tidak.

Tahun ini MNC Pictures telah meluncurkan beberapa film seperti Preman Pensiun The Movie dan Koki-koki Cilik 2. Keduanya sudah saya tonton dan menunjukkan antusias penonton cukup baik. Nah, sebelum mengakhiri tahun 2019, MNC Pictures menghadirkan produk film terbar yang akan hadir 14 November 2019 di bioskop berjudul "99NamaCinta".  Film bergenre drama romantis komedi yang dibalut dengan sentuhan religi.



Film BEBAS, Ajak Reuni Era '90-an di Bioskop

Tidak ada komentar
Bebas..Lepas..
Kutinggalkan saja beban di hatiku. Melayangku melayang jauh, melayang dan melayang. 


Bagi yang merasakan muda tahun '90-an pasti tahu lirik lagu itu. Lagu berjudul Bebas dari Iwa K seakan menjadi lagu wajib dunia musik di era pop culture Indonesia. Lagu pertama Iwa K dalam album Topeng tahun 1994. Astaga gue masih TK ini. 😆

Baju flanel, celana cutbray, jaket bomber, pager, sepatu merek  kasogi, permen karet Yosan, jadi sebuah tren di tahun '90-an. Saya memang mengalami masa SMA tahun 2003-2006. Tapi masa kecil di tahun '90-an masih menyisakan ingatan mendalam. Khususnya momen kerusuhan tahun 98.

Film bebas 2019
Bebas...lepas...kan...

Pasang Surut Karir Sutradara Film Versi Ario Rubbik

15 komentar
Siapa yang suka nonton film? Saya dong pastinya. Kali ini saya mau ngebahas tentang karir seorang sutradara yang cukup ternama. Namanya Ario Rubbik. Bagi yang belum kenal, gugling aja namanya sebagai keyword-nya ya.

Sebuah film nggak akan berjalan lancar kalau nggak ada sutradaranya. Ibarat mobil nggak ada supirnya, bisa nabrak nanti. Memang sih kesuksesan film itu hasil dari kerjasama semua orang yang terlibat, tapi arahan dan kendali ada di tangan sang sutradara.

Bicara tentang film, saya terima #tantanganKomik nih. Sebuah komunitas yang antusias dengan film, alhamdulilah saya salah satu pemenangnya. Tulisan ini saya copas di sini supaya ada konten baru atau taikin traffic (pengen juga dong tinggi traffic gue). Salah satu sutradara yang saya temui yaitu Ario Rubbik.


"DoReMi & You" Film Asyik Saat Liburan

6 komentar
Nggak terasa ya libur Lebaran sudah berlalu. Padahal masih kangen kampung halaman dan kumpul keluarga. Pasti yang mudik banyak kenangan yang bisa disimpan dalam ingatan atau memori handphone. Jangan tanya saya mudik kemana, saya cuma di Depok aja. Hiks.

Film DoReMi and You
Nonton DoReMi & You dulu

Meskipun libur Lebaran telah usai, tapi masih ada liburan sekolah bagi anak-anak. Ada yang sudah ambil raport atau daftar sekolah baru. Kerepotan orangtua bakal dimulai. Soal liburan sekolah jangan khawatir kehabisan hiburan karena ada beberapa film Indonesia yang bisa ditonton mengisi waktu liburan bersama keluarga. Salah satunya film "DoReMi & You".

Peluncuran Poster dan Trailer Film Koki-Koki Cilik 2

4 komentar
Liburan sekolah anak-anak sebentar lagi kan. Pasti para orangtua sudah punya banyak rencana untuk menghabiskan waktu liburan buat mereka. Ayo pada mau kemana  nih? Ke luar kota, luar negeri, atau di dalam kamar aja. Apapun kegiatannya nanti asal bermanfaat ya.

Official poster Koki-koki Cilik 2

Mau liburan tapi tetap hemat dan nggak perlu pergi jauh, mendingan nonton film ke bioskop bersama keluarga atau teman-teman. Kalian ingat nggak ada film anak-anak yang menceritakan tentang koki cilik? Yap, film Koki-Koki Cilik 2 akan segera tayang di bioskop tanggal 27 Juni 2019 nanti.

Review Film Mantan Manten : 4 Kekuatan yang Dimiliki Wanita

2 komentar
Senang sekali bisa nonton film Indonesia kembali di awal bulan April ini. Kualitasnya semakin bagus dari segi alur cerita, pemain, penulisan skenario sampai promosinya. Salut deh buat para sineas Indonesia yang terus berkreasi di dunia seni peran.

Siapa yang kangen lihat akting Atiqah Hasiholan? Pasti banyak nih yang mau lihat lagi Atiqah berseni peran di film terbarunya. Nggak tahu kenapa saya suka banget kalau dia main film. Ibunya Salma ini memang totalitas dalam berakting.


Hadir di gala premiere Mantan Manten

Dilan 1991, Flat Konflik Dengan 4 Hal Menariknya

3 komentar
Debut perdana film Dilan 1990 memberikan kejutan baru di awal tahun 2018. Selama 3 bulan berturut-turut, jumlah penontonnya mencapai angka 6 juta 300 ribu lebih. Sebuah hasil yang begitu fantastis buat film Indonesia. Biasanya film Indonesia kalau nggak bagus - bagus banget nggak bisa sebludak itu penontonnya. Tergantung daya jualnya juga sih, tapi menurut saya kemunculan film Dilan 1990  itu sukses sehingga memunculkan sekuelnya, Dilan 1991. Sebagai penonton yang suka film Indonesia dan sudah nonton film Dilan 1990, saya pun akhirnya nonton film Dilan 1991. Penasaran aja sama kelanjutan kisah cinta Dilan dan Milea.

Official poster

Berita tentang kelanjutan film Dilan 1991 sudah saya ketahui dari ayah Pidi Baiq saat ketemu di kantor Kumparan sekitar bulan Mei tahun lalu. Namun dia merahasiakan sinopsis ceritanya. Ya nggak seru juga dong ya kalau dibongkar saat itu. Banyak yang nanya, apa Dilan dan Milea itu nyata atau fiksi? Beliau sih bilang, kalau ceritanya memang beneran, tapi dia nggak mau kasih tahu tokoh sebenarnya. Ok baiklah, makin misterius nih dua pasangan era 90an. Akhirnya proses syuting pun dilakukan di Bandung.

"Preman Pensiun" Dari Layar Kaca Ke Layar Lebar

29 komentar
Tidak terpikirkan oleh saya kalau sebuah serial sinetron dijadikan film. Bayangkan saja, jalan cerita sinetron itu panjang, banyak pemain dan cenderung bertele-tele. Bahkan ada sinetron yang judulnya sampai angka belasan. Pasti yang eksis tahun 90an tahu sinetron apa ini. Soalnya saya juga nonton sinetron itu. Sekitar tahun 2015 salah satu stasiun teve (sebut saja RCTI) menayangkan sebuah sinetron dengan jalan cerita dan pemain yang tidak biasanya. Malah cenderung tidak terkenal. Preman Pensiun, menjadi tontonan saya tiap sore. Serial sinetron dengan logat khas Sundanya.  Lama tak bersua di layar kaca, 17 Januari 2019 Preman Pensiun hadir dalam versi layar lebar.

film preman pensiun
Hadir di press screening Preman Pensiun

Film 3 Dara 2, Menyuarakan Emansipasi Pria

9 komentar
Seorang istri jadi ibu rumah tangga dan melakukan tugas keseharian di rumah itu lumrah. Mencuci baju, memasak dan mengurus anak menjadi rutinitas yang biasa saja. Bagaimana jika suami yang berubah posisi menjadi bapak rumah tangga dan melakukan semua tugas tersebut? Oh no...no...no...way.  Malah yang ada nanti nggak beres semua. Di dunia nyata mungkin masih jarang ada pria atau suami yang mau menggantikan posisi istri di rumah, tapi di film 3 Dara 2 kita bisa lihat aksi Tora Sudiro, Tanta Ginting dan Adipati Dolken menjadi bapak rumah tangga.
film komedi 3 dara 2
Sudah mirip jadi cameo film 3 Dara 2?

4 Hal Sableng Untuk Film Wiro Sableng Kapak Maut Naga Geni 212

5 komentar
Wiro...Wiro Sableng...
Sinto...Sinto Gendeng...
Wiro...Wiro Sableng...
Sinto...Sinto Gendeng...

Seruan nama tersebut sudah menggema sejak di penghujung tahun 2017. Siapa yang tidak hafal dengan 2 nama tokoh fiktif dari novel yang melegenda. WIRO SABLENG,  Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212, sebuah novel yang pertama kali terbit tahun 1967, pernah difilmkan tahun 1980an dan ada sinteronnya juga tahun 1990an ditulis dari tangan seorang pria yang menurunkan darah seni ke anak laki-laki bungsunya yang berperan sebagai Wiro Sableng. Almarhum Bastian Tito telah menorehkan ide-ide kreatifnya dalam 185 judul novel Wiro Sableng. Akhirnya, tokoh dan cerita fiktif tersebut diwujudkan ke dalam bentuk audio visual yang begitu menarik dan berkelas. 

Ayo Ikut "Petualangan Menangkap Petir" di Boyolali

28 komentar
Tahun ini film anak sudah beberapa kali diproduksi. Setelah kesuksesan Ku Lari Ke Pantai dengan gaya khas travelingnya dan Koki-Koki Cilik yang membangkitkan passion anak menjadi chef. Kedua film tersebut sama-sama memiliki tujuan untuk menambah koleksi hiburan anak. Demi meramaikan perfilman anak Indonesia, tanggal 30 Agustus 2018 nanti akan tayang film anak yang mengambil lokasi di daerah Boyolali, Jawa Tengah. Sebuah "Petualangan Menangkap Petir" segera tayang di bioskop.

Film Koki-Koki Cilik : Lebih Suka Makan atau Masak?

12 komentar
Dunia anak itu bisa dibilang dunia penuh imajinasi. Saat ditanya kalau besar nanti apa cita-citanya, mayoritas anak-anak ingin menjadi dokter, insinyur atau polisi. Ayo, siapa yang dulu memendam cita-cita ini saat kecil? Jujur saja kalau saya sempat berkeinginan menjadi dokter. Tapi, setelah sekolah menengah saya urung cita-cita itu. Karena sudah tahu kemampuan diri belum sampai kesitu.

Sekarang, menjadi dokter hanyalah keinginan yang gagal bagi saya. Namun saya terus menyemangati anak-anak untuk mewujudkan cita-cita atau passion mereka sedini mungkin. Semampu saya mengarahkan minat mereka sampai sukses nanti. Seperti ibu Aini yang mendukung Bima untuk mewujudkan cita-citanya menjadi koki. Siapa mereka? Yuk, simak ceritanya.

Sekala Niskala ( The Seen and Unseen) Tentang Keseimbangan Dalam Hidup

10 komentar
Sudah 3 bulan berjalan di tahun ini. Sajian film Indonesia pun makin beragam. Salah satunya film yang saya tonton untuk pertama kalinya diputar saat gala premiere di XXI Plaza Indonesia (27022018), Sekala Niskala (The Seen and Unseen). Awalnya saya melihat selintas di timeline instagram tentang promo film ini. Saya tertarik dengan judulnya yang tidak seperti judul film biasanya. Setelah saya cari tahu di akun instagramnya, saya semakin tertarik untuk menontonnya. Beruntungnya saya bisa hadir di pemutaran perdana sama si kecil Sagara. Pintarlah dia selama film berlangsung sekitar 1 jam lebih tertidur pulas. Jadi saya bisa khusuk menikmati alur cerita film. 

Sinopsisnya begini, suatu hari di kamar rumah sakit, Tantri (10 tahun) menyadari bahwa ia tidak memiliki banyak waktu dengan saudara kembarnya, Tantra. Kondisi Tantra melemah dan mulai kehilangan inderanya satu per satu. Tantra menghabiskan waktu terbaring di rumah sakit saat Tantri harus menerima kenyataan bahwa ia harus menjalani hidup sendirian. Tantri terus terbangun tengah malam dari mimpinya menemui Tantra. Malam hari menjadi tempat bermain mereka. Di bawah bulan purnama Tantri menari; menari tentang rumah, alam dan perasaannya. Seperti bulan meredup dan digantikan matahari. Begitu pula dengan Tantra dan Tantri. Bersama, Tantra dan Tantri mengalami perjalanan magis dan relasi emosional melaluo ekspresi tubuh ; antara kenyataan dan imajinasi, kehilangan dan harapan.

Official poster
Saat baca sinopsisnya saya belum mengerti menceritakan tentang apa film ini, selebihnya saya menonton filmnya. Adegan sunyi dan bahasa yang tak biasa saya dengar karena menggunakan bahasa daerah Bali. Subtitle bahasa Inggrisnya pun sedikit yang saya pahami. Alurnya yang lambat membuat saya menebak-nebak adegan demi adegan. Saya dibuat berpikir menelaah tiap adegan yang ditampilkan. Sekala - Niskala berhasil membuat pekerjaan rumah buat saya setelah sampai di rumah. 

Proses pembuatan film Sekala-Niskala memakan waktu selama 6 tahun. Film yang disutradarai Kamila Andini begitu gelap dan misteri. Putri dari Garin Nugroho ini sungguh bisa memanjakan mata penonton yang tak biasanya. Begitupun dengan tema kebudayaan yang diangkat dari Bali. Begitu banyak filosofi yang tertanam dalam tiap simbol yang diperlihatkan. Seperti telur yang ada di tiap sesajen. Saya sampai bertanya ke salah satu teman yang berasal dari Bali, namanya Putu Sukartini @galeriarni (aku promoin nih mba). Obrolan kami lakukan melalui chat whatsApp. Jawabannya seperti screenshoot di bawah ini.


Sekala artinya alam nyata, sedangkan Niskala artinya alam ghaib. Tak bisa dipungkiri, keduanya memang ada dalam kehidupan manusia. Sekarang kita hidup di alam nyata dan setelahnya pasti kita berada di alam ghaib. Tanpa kita sadari sebenarnya kita hidup berdampingan, bergesekan dengan alam ghaib. Hanya saja sebagai orang awam tidak bisa melihat secara jelas apa yang tidak terlihat. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki bakat untuk melihat yang ghaib. Sebagai umat muslim saya percaya akan hal itu. 

Sebelum tayang di Indonesia pada 8 Maret 2018, Sekala Niskala (The Seen and Unseen) sudah memenangkan beberapa penghargaan bergengsi dunia seperti Gran Prix Winner sebagai film terbaik pilihan juri internasional dalam program Generation Kplus di Berlinale, Jerman, Best Youth Feature Film Asia Pacific Screen Awards di Australia, Grand Prix Tokyo Filmex dan The Golden Hanoman Award di Jogja-NETPAC Asian Film Fest. Ini artinya film berbalut budaya Indonesia sangat diterima oleh penikmat film.

Uniknya film ini menampilkan adegan tarian ayam dan monyet yang diperagakan oleh 2 pemain cilik yaitu Thaly Titi Kasih dan Gus Sena. Mereka sangat apik menggerakan tubuh dalam tarian. Saya sempat bertanya tentang makna tarian ayam pada akun instagram @theseenandunseen. Sang koreografer Dayu Arya Dayu Ani menjawab bahwa terinspirasi dari sabung ayam di Bali. Ada cerita rakyat di Bali tentang Dang Manik Angkeran ( tentang Besakih, pura terbesar di Bali) sekitar 7 tahun lalu ia menggarap cerita tersebut dalam sebuah koreografi, sang sutradara pun jatuh hati. Kemudian koreografi tersebut menjadi embrio koreografi dalam film ini. Dayu sangat berterima kasih pada Kamila Andini karena mengabadikan koreo tersebut.

Tarian monyet dipilih oleh Dayu karena ia akrab dengan monyet sedari kecil. Maka ia tahu bagaimana ekspresi monyet ketika marah dan memahami emosinya. Kamila Andini meminta gambaran emosi marah, lepas dan ikhlas tersebut dalam tarian. Tentunya ini suatu tantangan juga bagi Thaly Kasih. Sampai sedetail itu ya pilihan jalan ceritanya.

Bersama Kamila Andini
Sang sutradara

Suasana gelap hampir menyelimuti isi film ini. Sinematografi yang bagus dilakukam oleh Anggi Frisca. Bahkan ketika muncul adegan anak-anak yang hanya memakai kaus kutang dan celana pendek di pertengahan sawah dan kamar Tantra pun membuat saya sedikit bergidik. Ini bukan film horor yang dikaget-kagetkan dengan suara dan sosok hantu. Tapi suasana mistis terasa dari menit ke menit. Adegan yang mewakili makna Niskala menjadi terasa beda. Kehadiran Ayu Laksmi mengingatkan saya dengan sosok Ibu dalam film Pengabdi Setan. Perannya tidak menakutkan, tapi image tersebut seperti terpatri dalam otak saya.

Sekala Niskala (The Seen and Unseen) memberikan gambaran tentang budaya, kejadian alam nyata dan ghaib, tradisi dan hubungan erat antar anak kembar buncing. Suguhan genre film terbaru buat saya. Keseimbangan menjadi penyelaras kehidupan. Supaya tidak ada saling tumpang tindih. Semoga penonton lainnya bisa menikmati film ini juga yang rilis 8 Maret 2018. Film mistis nan indah yang bercerita melalui tarian.


Official trailer



SEKALA NISKALA
(Unseen and The Unseen)

Produksi
Treewater Produvtions, Fourcolours Films

Produser 
Gita Farah, Ifa Isfansyah


Sutradara dan Penulis
Kamila Andini


Pemain
Thaly Kasih Titi Kasih
Gus Sena
Ayu Laksmi
Happy Salma
I Ketut Rina


***

Enjoy the movie