Tampilkan postingan dengan label ramah lingkungan. Tampilkan semua postingan

Jamban Sehat, Sanitasi Aman. Mulai Kapan?

1 komentar
Mohon maaf nih sebelumnya, postingan saya kali ini agak-agak bikin ifil atau nafsu makan Anda berkurang karena akan membahas tentang sanitasi aman atau jamban ideal yang harus dimiliki oleh masyarakat luas. Karena urusan belakang ini tidak bisa disepelekan, menyangkut banyak hal dari kesehatan, pencemaran lingkungan, air bersih, sampai kerukunan warga. Pasti terganggu dong ada tetangga yang buang air besar sembarangan atau enggak punya jamban sehat.

Tadi pagi, saya melihat berita di salah satu stasiun televisi ada seorang balita tenggelam di septik tank  dekat rumah.  Kok bisa? Entah bagaimana si balita bisa sampai nyemplung di jamban dan saat ditemukan sudah tak bernyawa. Mungkin si anak sedang bermain lalu tanpa pengawasan orangtuanya dia bisa masuk ke dalam septik tank itu. Bahaya banget kan kalau anak terlepas dari pengawasan orangtua, akibatnya nyawa jadi taruhan.

Jamban sehat dalam rumah
Turut memeriahkan Hari Toilet Sedunia
Sanitasi Aman, Mulai Kapan?

Solusi Pencahayaan Berkualitas, Irit dan Ramah Lingkungan

4 komentar
Sering kan ngalamin lampu rusak terus beli yang baru eh cepet rusak lagi? Saya beberapa kali ngalamin hal itu dan bikin bete banget. Kayaknya lampu baru dipasang sebulan kok cepet rusaknya. Padahal kondisi listrik nggak ada kendala apa-apa, kecuali kalau dari PLN nya ya.

Solusi pencahayaan berkualitas, irit, dan
 ramah lingkungan

Selain kondisi lampu yang mudah rusak atau cepat mati, harganya juga lumayan mahal. Rugi banget kan kalau gonta-ganti lampu tiap bulan misalnya. Anggaran pengeluaran tak terduga nambah terus. Ujung-ujungnya keuangan rumah tangga terusik.

Popok Sekali Pakai Penyelamat Lingkungan

18 komentar
Wajar saja bagi ibu apabila mengalami banyak kendala saat melahirkan anak pertama, contohnya saya. Ketika mengurus Arkana Gie Pratama, masih banyak hal yang belum saya ketahui. Salah satunya memilih popok yang tepat untuknya. Waktu itu stok popok sekali pakainya habis, saya beli ke minimarket dan memilih merek popok yang sesuai dengan nama minimarketnya dengan harga jauh lebih murah dari merek popok lainnya. Demi menganut hemat pangkal kaya, saya membelinya. Malam itu saya pakaikan popok tersebut. 

Keesokan paginya saya terkejut dengan pengelupasan kulit di sekitar pangkal paha,  kelamin dan bokongnya. Sangat basah dan mengerikan. Bagai terkena luka bakar kulit si kecil. Kasihan sekali. Padahal saya baru pakaikan sekitar 6 jam. Saya bawa berobat ke dokter kulit dan dokter bilang Arkana mengalami ruam popok (diaper rash). Sejak saat itu saya tidak pakai popok tersebut dan lebih cermat lagi memilih popok demi kesehatan kulit si kecil.

popok sekali pakai
Sumber foto di sini