Wajib Ditiru! Semangat 3 Orang Muda Menjaga Bumi Indonesia

Tidak ada komentar

Setiap individu dan komunitas memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan di Indonesia. Dengan tindakan bersama, kita dapat menjaga keindahan alam Indonesia dan mewariskannya kepada generasi mendatang. Untuk menjaga bumi Indonesia dan mendukung keberlanjutan lingkungan harus ada aksi nyata dari mahluk buminya.

Sebenarnya menjaga bumi Indonesia tidak mengenal tua atau muda. Semua kalangan punya kontribusi.  Namun orang muda punya peran dan kekuatan untuk menyebarkan aksi menjaga kelestarian alam Indonesia. Oleh karena itu, semangat aksi mereka sangat dibutuhkan agar bumi Indonesia terselamatkan dari bahaya bencana.

Menjaga bumi Indonesia

Semangat orang muda saya temui pada sesi online gathering bersama Eco Blogger Squad hari Jumat, 20 Oktober 2023 dengan tema "Semangat Orang Muda Menjaga Bumi Indonesia." 3 orang muda mengajak kaum muda lainnya agar menyadari kelestarian alam Indonesia bergantung pada apa yang kita lakukan sehari-hari. Wajib ditiru hal positif begini. 

Seperti biasa sesi online gathering dipandu oleh Kak Ocha. Orang-orang muda yang menjadi narasumber antara lain :
  • Amalya Reza -Manager Bioenergi At Trend Asia
  • Jaqluine Wijaya - CEO and Co-Founder at Food Sustainable 
  • Cerli Febri Ramadani - Ketua SKELA
Kira-kira sesemangat apa sih mereka menjaga bumi Indonesia? 
.

Jaga Bumi Indonesia Dari Konsumsi Pangan yang Berkelanjutan 

Pangan yang tersedia saat ini, keamanannya bukan cuma buat sekarang tapj juga untuk masa depan dan bertanggung jawab secara ekonomi, sosial dan lingkungan. Setidaknya ada 3 masalah yang mempengaruhi pangan berkelanjutan yaitu  Sustainable agriculture (pertanian), nutritional challenge (nutrisi), dan food loss and food waste (sampah makanan). 

Sepertiga emisi gas rumah kaca secara global bersumber dari produksi makanan. Salah satunya dari hewan. Jejak karbon dari bahan makanan yang berbasis hewan lebih tinggi 10-50x dibandingkan dengan produksi makanan berbahan dasar tumbuhan. Oleh karena itu penghasil emisi gas rumah kaca terbanyak dari konsumsi pangan yang kita lahap sehari-hari. 

Pangan berhubungan dengan nutrisi. Indonesia masih dihadapi oleh beban ganda malnutrisi. Sekitar 30,8% anak di bawah usia 5 tahun dipengaruhi oleh stunting dan 10,2% nya menyia-nyiakan makanan.  Sementara itu, 10,9% wanita dan 6,3% pria dewasa di atas 18 tahun mengalami obesitas. 

Sampah makanan paling banyak dihasilkan oleh rumah tangga, selain layanan dan pengecer makanan. Tahun 2021, sampah makanan rumah tangga Indonesia sebanyak 77 kg per kepala setahun. Faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memilih makanan bisa dari rasa. Apalagi Indonesia punya berbagai perbedaan kebudayaan soal makanan atau sumber pangannya. 

Pangan berkelanjutan
Peran konsumen penting demi pangan berkelanjutan. Maka itu konsumen harus tahu apa saja yang dibutuhkan terhadap konsumsi pangan berkelanjutan. Bagaimana sih memulainya? Mulai dengan pola makan yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Pilih makanan gizi seimbang. Pola makan yang lebih sehat dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari penggunaan lahan, energi dan air untuk ternak sebanyak 40%-75% pada tahun 2030.

Lalu makanan yang ramah lingkungan itu enggak mahal dan berbahan dasar dari tumbuhan. Biasanya ada label khusus eco-friendly pada kemasannya. Jadi, konsumen mudah menemukan. Makanan yang sering ditemui sih kayak gado-gado ya. Ikuti konten-konten yang membahas tentang pola makan sehat. Menjamur banget deh konten ini di media sosial atau channel youtube.  Biar lebih mendalam ikut program pembelajran dan masuk ke dalam komunitas. 

Biasakan baca food label pada kemasan. Lihat informasi nilai gizi atau fakta nutrisiya. Food label memudahkan konsumen memilih pangan berkelanjutan yang berdasarkan ingredients, nutrition facts and claims and certification. Hindari sampah makanan berlebih, bikin daftar bahan belanjaan, diatur buat konsumsi dalam beberapa hari. Ubah narasi supaya kesannya enggak menakut-nakuti konsumen. 

SKELAS, Orang Muda Jaga Bumi dari Siak

Saya salut sama orang-orang muda dari komunitas lokal ini.  Namanya SKELAS (Sentra Kreatif Lestari Siak) merupakan sebuah gerakan orang muda yang kerja sama multipihak untuk membangun inovasi lokal sehingga mewujudkan kelestarian alam budaya serta kesejahteraan sosial. SKELAS diketuai oleh Ceril Febri Ramadani. Bisa dikatakan SKELAS termasuk komunitas lokal

orang muda dari Siak

SKELAS punya 3 fungsi yang dapat membantu para pelaku usaha. Salah satu fungsinya yaitu membangun narasi pusaka lestari artinya Siak dikenal dengan kota istana yang punya sejarah bidaya, istana kerajaan dan barang pusaka yang perlu diangkat. SKELAS juga mendukung visi Siak Hijau berupa Peraturan Daerah No.4 tahun 2022 sebagai sebuah komitmen dari pemerintah Kab.Siak untuk menjaga lingkungan. 

Tahun 2012 KLHK mendeklarasikan bahwa Siak sebagai kabupaten hijau. Maka SKELAS mendukung Kab. Siak menjalankan visi Siak Hijau. Namanya komunitas masih sulit mencari dana untuk bergerak, maka SKELAS percaya adanya kerja sama atau kolaborasi dari pihak pemerintah, swasta, lokal ataupun internasional.

Pada tahun 2022 Dinas Pariwisata ingin membuat inkubasi buat para pelaku ekonomi kreatif. Mereka melihat SKELAS sebagai inkubator yang bisa melatih dan mendampingi. "Jadi pendanaan dari mereka dan program kegiatan dari kami," jelas Ceril. 

Ada pun tujuan yang dimiliki SKELAS yaitu untuk memberikan ruang orang muda untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi mereka secara kreatif. Pada tahun 2017 sudah banyak terjadi kebakaran hutan dan lahan gambut di Siak dan Riau. Dari kejadian tersebut SKELAS mengambil hikmahnya dengan cara membuat produk yang berpotensi ramah gambut. SKELAS berupaya mendukung visi Siak Hijau yang mengutamakan keberlanjutan dan pelestarian lingkungan.

program inkubasi SKELAS


SKELAS memiliki program inkubasi, salah satunya KUBISA (Inkubasi Bisnis Lestari) yang merupakan program pendampingan bagi para pelaku usaha. Pendampingan ini enggak hanya mengenalkan bagaimana cara memasarkan, promosi, atau produksi, tapi juga memberikan inovasi pada produk yang berdampak pada lingkungan dan sosial serta diterima masyarakat dengan mudah.

Salah satu produk inovasinya yaitu Puan Pina berupa sirup nanas. Dibuat dari nanas berkualitas yang ditanam di laha  gambut yang dapat mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).  Berkat mengikuti program inkubasi, produk Puan Pina diubah menjadi minuman kaleng (yang tadinya pakai botol) ditambah narasi produknya. Proses produknya melibatkan wanita tani dan mitra kebun petani lokal.

SKELAS juga menyediakan gerai bernama Kantin SKELAS untuk mempromosikan produk-produk dari hasil inkubasi. Semua produk baik dari dam atau luar Kab. Siak bisa dipamerkan di kantin ini. Salah satu fungsi SKELAS sebagai pusat data dan informasi, maka ada Platform Kawan SKELAS. Gunanya untuk sebagai pusat data informasi bagi pelakj ekonomi kreatif yang ada di Kab. Siak. Dapat diakses melalui www.kawan.skelas.org.

Bioenergi, Jaga atau Rusak Bumi?

Mungkin masih ada yang belum paham pengertian bioeneri, termasuk saya sebenarnya. Transformation of Energy and Sustainable Development in Asia (TREND Asia) memiliki 3 fokus masalah yaitu pertama energy, berusaha mendorong supaya bertransisi dari energi kotor (fosil) ke energi terbarukan.

Kedua Urban, melihat bagaimana kehidupan di urban dan mengonsumsi banyak energi sehingga ada kebutuhan-kebutuhan untuk membangun berbagai macam industri dan pembangkit listrik untuk memenuhi kaum urban.

Ketiga yaitu solusi, enggak cuma fokus pada energi terbarukan tapi juga mendorong terkait bagaimana masyarakat mengembangkan ekonomi berbasis komunitas (ecososionomic). 

apa itu bioenergy

TREND Asia punya 4 program yang saar ini sedang difokukan. Nah, fokus pembahasan bioenergy menarik untuk dikulik. Ada yang tahu pengertian bioenergy? Bionergy merupakan suatu bentuk energi yang bisa bentuknya listrik, bisa untuk penghangat, bisa juga transportasi yang sumber energinya berasal dari material organik (kayu, limbah pertanian, limbah peternakan) yang sebenarnya bisa terurai di alam dari tumbuhan, hewan atau sampah. 

Bagaimana penerapan bioenergi di Indonesia? Nah, ini yang baru saya dengar, istilah penerapannya yaitu Co-Firing, sebuah metode oplos batubara dengan Biomassa di PLTU Indonesia. Kebutuhan energi listrik Indonesia masih didominasi dari hasil pembakaran batubara di PLTU.  Proses seperti ini punya efek buruk karena menghasilkan emisi gas rumah kaca. Padahal pemerintah Indonesia dalam dokumen NDC menyatakan komitmen untuk memitigasi perubahan klim dengan menurunkan emisi hingga tahun 2030. 

Salah satu caranya dengan berhenti membakar batubara dan mengganti PLTU dengan pembangkit listrik terbarukan. Namun sayangnya enggak digubris oleh pemerintah. PLN sebagai perusahaan listrik terbesar di tanah air sedang gencar mempromosikan co-firing ke PLTU. Pemerintah memiliki program penanaman tanaman monokultur atau kata lainnya kebon kayu dipoles menjadi Hutan Tanaman Energy. 






Tidak ada komentar