Tetap Aman Vaksinasi Anak di Saat Pandemi

30 komentar
Banyak orang tua yang galau melakukan vaksinasi terhadap anak-anaknya di saat pandemi Corona. Alasan utama mereka yaitu takut mendatangi fasilitas kesehatan yang mayoritas diisi oleh pasien terkontaminasi Covid-19. Wajar saja sih jika orang tua memiliki perasaan seperti itu. Namun, vaksinasi anak tetap harus diberikan meskipun situasi sedang tidak bersahabat. Nah, alangkah baiknya jika menggali lebih dalam informasi mengenai pemberian vaksin anak di tengah pandemi.

Vaksinasi anak di masa pandemi

Hari Minggu, 20 September 2020 saya mengikuti zoom class yang diadakan oleh The Asianparent dan Kenapa Harus Vaksin dengan tema "Menjawab Pertanyaan Seputar Vaksinasi di Saat Pandemi". Deretan pertanyaan seputar vaksinasi dari para peserta banyak sekali dilontarkan. Kira-kira aman nggak ya imunisasi anak saat pandemi? Sampai kapan vaksinasi anak ditunda di fasilitas kesehatan? Atau boleh nggak digabung aja vaksinasinya?

Semua kegelisahan orang tua mengenai vaksinasi anak dijawab langsung oleh dr. Arifianto, Sp.A atau biasa dikenal dr. Apin - Praktisi Kesehatan dan Penulis Buku Kesehatan Anak. Ada juga Tasya Kamila, artis dan ibu anak satu ini membagikan pengalamannya seputar pemberian vaksin si kecil Arrasya.


Jangan Anggap Remeh Covid-19 Pada Anak

Seperti yang kita ketahui, penyebaran Covid-19 makin merebak di tiap wilayah. Sampai bulan September 2020 belum menampakkan penurunan jumlahnya, malah makin meningkat terus. Hal ini dikarenakan semakin kendornya kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. Orang dewasa saja susah banget jalani 3M, apalagi anak-anak. Maka itu, infeksi Covid-19 pada anak jangan dianggap remeh.

Menurut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, kasus kematian Covid-19 yang terjadi pada anak Indonesia sangat tinggi sekitar 70% pada rentang usia kurang dari 6 tahun. Kondisi ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara Myanmar, India dan Pakistan. Fakta-fakta yang tercatat meliputi :
  • Sebanyak 2712 anak terkonfirmasi Covid-19
  • Dari jumlah tersebut 51 kasus anak kematian anak akibat Covid-19. 
  • Kasus suspek Covid-19 pada anak sebanyak 7.633 kasus, 290 diantaranya meninggal dunia.

Meskipun jumlahnya lebih sedikit dari orang dewasa, infeksi Covid-19 pada anak jangan dianggap sepele karena beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa 16% anak dengan virus ini tidak memiliki gejala (asimptomatis), anak-anak menjadi pembawa (carrier) virus dan penyebar penyakit yang efektif di lingkungan, anak-anak memiliki beban virus (viral loads) yang sama bahkan lebih tinggi dari orang dewasa, perbandingan 1:3 anak-anak yang dirawat karena Covid-19 membutuhkan perawatan ICU seperti rasio orang dewasa.

Lalu, bagaimana penanganan Covid-19 pada anak? Seperti yang kita ketahui bahwa belum ada vaksin atau obat untuk menyembuhkan virus ini. Penanganannya masih bersifat suportif, termasuk pencegahan dan manajemen komplikasi penyakitnya. Walaupun anak-anak yang terpapar Covid-19 lebih sedikit dibandingkan orang dewasa, namun masih tetap berisiko berkembang menjadi parah dan komplikasi yang ditimbulkannya. Apalagi anak-anak dengan kondisi medis penyerta dan bayi kurang dari setahun memiliki kecenderungan meningkatkan risiko keparahan. 

Dampak dari pandemi dalam aspek kesehatan adalah gangguan signifikan terhadap pelayanan imunisasi. Adanya penghentian sementara imunisasi, berkurangnya akses imunisasi karena pembatasan gerak, kekhawatiran orang tua dan tenaga kesehatan terpapar virus, gangguan pasokan vaksin dan faktor ekonomi. 

Imunisasi anak saat pandemi
Hasil survey dari Kemenkes & UNICEF
terhadap orangtua dan fasilitas kesehatan

Agar lingkungan sekitar kebal terhadap suatu penyakit, maka butuh dibentuk konsep herd imunity atau kekebalan kelompok dalam konteks imunisasi adalah sebuah konsep yang digunakan dan bukanlah sebatas teori.  Jika kebalnya sebagain besar suatu populasi karena imunisasi, maka secara tidak langsung akan turut memberikan perlindungan bagi kelompok usia lainnya. Kalau ada salah satu kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) di masyarakat, maka penyakit tersebut tidak akan menyebar dengan cepat dan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah dapat dicegah.

Kekebalan kelompok ini hanya dapat terbentuk apabila cakupan imunisasi pada sasaran tinggi dan merata di seluruh wilayah. Melalui imunisasi akan menghemat biaya bila dibandingkan dengan upaya pengobatan.  Lebih baik mencegah daripada mengobati. 

Hal yang Harus Diperhatikan Orang tua Saat Vaksinasi Anak


Tenang ayah ibu, vaksinasi tetap bisa dilakukan asal memperhatikan hal-hal berikut ini :
  1. Cek kembali status vaksinasi anak sebelum merencanakan kunjungan berikutnya. Apabila statusnya masih menjalani imunisasi rutin (dasar & lanjutan), maka vaksinasi tidak bisa ditunda selama pandemi sebagai upaya pencegahan penyakit terhadap anak-anak maupun orang dewasa. So, sangat penting mengecek kembali status vaksinasi untuk mengoptimalkan kesempatan imunisasi kejar (catch-up) secara tepat waktu.
  2. Jika harus kembali ke fasilitas kesehatan tetap perhatikan protokol kesehatan. Pastikan anak dalam kondisi sehat, batasi jumlah pendamping saat kunjungan, selalu gunakan masker yang benar, utamakan kunjungan vaksinasi ke faskes yang memisahkan antara pasien sehat dan sakit.
  3. Tetap jaga jarak dan menjaga higienitas selama berada di fasilitas kesehatan, misalnya perhatikan jarak aman saat menunggu giliran, jika belum dipanggil bisa menunggu di mobil atau ruang luar lainnya, mencuci tangan baik sebelum atau sesudah dari faskes, tunggu 30 menit setelah vaksinasi untuk memantau reaksi yang terjadi.
  4. Saat kembali ke rumah langsung bersih - bersih dengan mengganti baju anak dan pendampingnya, serta cuci semua baju dengan deterjen.

Mengenal Imunisasi Kejar,  Imunisasi Ganda dan Vaksin Kombinasi


Akibat dari pandemi membuat vaksinasi anak terhambat. Tidak perlu dirisaukan karena imunisasi masih bisa dikejar atau sekaligus diberikan. Lalu, bagaimana cara penanganannya? 

Imunisasi kejar atau catch-up imunization adalah upaya melakukan vaksinasi yang tertunda pada individu yang memenuhi syarat (sesuai anjuran usia imunisasi). Hal ini direkomendasikan oleh WHO, sangat penting dilakukan untuk kelanjutan program imunisasi, utamakan imunisasi kejar untuk Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi yang rentan wabah seperti campak, polio, atau difteri.

Sedangkan imunisasi ganda atau multiple imunization merupakan pemberian lebih dari satu jenis imunisasi dalam sekali kunjungan untuk mempercepat perlindungan pada anak dan mengurangi kunjungan ke faskes. Pemberian imunisasi ganda terbukti aman, efektif dan tidak meningkatkan risiko efek samping pada anak. Kalaupun ada rasa nyeri bakal cepat hilang kok. 

Pentingnya imunisasi anak saat pandemi
Waktu Sagara vaksin Influenza di RS sebelum pandemi

Misalnya anak usia 9 bulan belum mendapatkan imunisasi difteri ke 3, maka kunjungan imunisasi berikutnya mendapatkan 2 vaksin sekaligus yaitu difteri dan campak pada waktu yang sama. 

Saat pandemi begini, pemberian vaksin kombinasi bisa dilakukan. Vaksin kombinasi adalah  gabungan beberapa komponen vaksin ke dalam satu vaksin untuk mencegah lebih dari satu jenis penyakit. Peranan vaksin kombinasi saat pandemi berpotensi mengurangi jumlah suntikan dan jumlah kunjungan orang tua ke faskes yang secara obyektif dapat mengurangi risiko paparan infeksi juga. Keunggulan vaksin kombinasi antara lain : 
  • Berpotensi meningkatkan cakupan imunisasi
  • Mengejar peningkatan cakupan khususnya bagi anak yang tertinggal jadwal imunisasi
  • Mengurangi biaya pengiriman dan penyimpanan vaksin
  • Menyederhanakan jadwal imunisasi untuk program pengenalan vaksin-vaksin baru

Contoh vaksin kombinasi yang dikenal di Indonesia seperti DPT, MMR, Hib. 

Satu hal yang masih diperdebatkan orang tua dalam vaksinasi anak yaitu vaksinnya bisa menyebabkan demam atau tidak. Menurut dr.Apin demam yang terjadi setelah vaksinasi itu merupakan proses tubuh sedang melawan virus yang dimasukkan. Jika anak demam berikan ASI saja yang banyak supaya enggak dehidrasi. Kalau demamnya lebih dari 48 jam maka berikan obat penurun demam. Tidak boleh terlalu sering memberikan obat penurun demam karena dapat mengurangi keefektifan dari vaksin tersebut.

Kesimpulannya adalah tidak perlu takut ya parents vaksinasi anak saat pandemi. Malah sangat dianjurkan oleh dokter. Asal perhatikan rambu-rambu kesehatan yang berlaku di fasilitas kesehatan dan cek kembali imunisasi apa saja yang belum atau sudah diberikan. Jadi nggak bolak-balik kan. Beban pandemi tidak perlu ditambah oleh PD3I dan segera lengkapi vaksinasi anak yang tertunda. Jangan galau lagi ya parents.



***

30 komentar

  1. Pas pandemi udh mulai masuk ke sini, aku sempet tuh tanya dokter anak langganan ttg vaksinnya anakku trtama yg bungsu apa ada yg kurang ato udh lengkap. Alhamdulillah udh lengkap. Kalo sampe belum aku EMG udh plan bakal atur jdwal utk si adek vaksin.

    Biar gimana ini penting. Apalagi sbnrnya skr pun ada service vaksin yg bisa dipanggil ke rumah. Jadi ga ada alasan untuk menunda vaksin ke anak, kecuali ibunya memang anti vaks :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau rutin vaksinasinya sesuai jadwal, malah kekebalan tubuh anak terhadap penyakit akan meningkat. Jangan sampai kan di saat pandemi gini malah timbul penyakit lain.

      Hapus
  2. iya haruis tetap denagn ajdwal ya dan hrs hati2 juga

    BalasHapus
  3. Nah penting nih ya diperhatikan utk buibu yg anaknya perlu divaksin. Terima kasih sharing info ini Kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes, perhatikan jadwal imunisasinya, supaya nggak bolak-balik ke faskes.

      Hapus
  4. Ada juga fasilitas vaksin yang bisa dilakukan di rumah atau seperti tetangga nih mom vaksin di bidan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iya bisa panggil jasa pelayanan vaksinasi datang ke rumah. Di bidan juga nggak lama antrinya ya.

      Hapus
  5. Situasi yg galau sih buat moms saat anak harus vaksin tapi pandemi gini, harus cari tempat vaksin yg bagus ya & menjalankan protokol kesehatan

    BalasHapus
  6. akuuuu sempat galau hari selasa kmaren mau ikutin anak BIAS/gak ya. untungnya dapet masukan yang luasss biasaaaa dari dokter Apin. jadinya bhayy galau deh 😅 Alhamdulillah anak nya ikutan vaksin di sekolahan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syukurlah kalau sudah dapat vaksin yang sesuai jadwal. Imunitas anak terjaga dengan baik.

      Hapus
  7. Banyak sekali orang yang takut ke RS tapi berani jalan-jalan ke mall, makan-makan di restoran, atau jalan-jalan ke tempat wisata. Padahal, tentunya kontrol dan sterilisasi lebih ketat diberlakukan di RS. Karena harus mendampingi orangtua kontrol kesehatan, setiap seminggu sekali saya harus datang ke RS. Kondisi di RS saya perhatikan sangat dijaga. Ruang tunggu nggak sebanyak biasanya karena satu pasien hanya bisa didampingi satu pengantar.

    Semoga kita semua bisa memilah ya mana yang harus tetap dijalankan, mana yang harus benar-benar dihindari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah mereka yang nggak paham mana kebutuhan dan keinginan buat kesehatan. Semoga anak-anak kebal ya imunitasnya.

      Hapus
  8. Bawa vaksin anak ke Rs buat vaksin kalo saya sih gk apa asal kita ikutin protokol kesehatan yang baik dan anaknya pas sehat ..yang saya khawatir justru badan anak panas setelah vaksin itu karna bbrapa kali vaksin anak saya badannya panas bikin dia super rewel ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wajar kalau rewel sehabis disuntik vaksin, mungkin bekasnya bikin pegel. Kalau panas, kasih minum air atau ASI yang banyak.

      Hapus
  9. Iya juga, kayaknya anakku Ichi mesti divaksin 1 kali lagi. Kemarin agak khawatir ke puskesmas. parno aja kalau ke puskesmas atau RS, maklum kan zaman coro gini mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pilih faskes yang nggak banyak pasien Covid, bisa di bidan atau RSIA.

      Hapus
  10. Kalo bawa vaksin ke RS gpp asal mematuhi protokol kesehatan aja yah kak

    BalasHapus
  11. Anak-anak di rumah udah lengkap sih vaksinasinya. Dan selama pandemi ini emang gak ada keluar sama sekali, eh pernah sekali pas nganterin saya ke mana gitu. Tapi diam di mobil aja sih~

    BalasHapus
  12. Imunisasi tetap harus jalan sesuai jadwal ya demi anak2 ibu kudu bijak mengaturnya

    BalasHapus
  13. tetap memperhatikan jadwal ya mbak
    dan kalau bisa memang fasilitas seperti posyandu dan puskesmas diberdayakan agar tak perlu ke RS

    yang penting anak tetap dapat hak imunisasi demi kesehatannya nanti

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sejak pandemi ini kegiatan posyandu ga ada di lingkungan rumah. Jadi, klo vaksinasi anak memang harus ke faskes (puskesmas, bidan atau RS).

      Hapus
  14. Nah, iyah jangan anggap remeh soalnya anak kan gak bisa cerita keluhannya kalo sakit

    BalasHapus
  15. Bulan kemarin Pendar juga habis imunisasi MMR. Sama dokternya pandemi disarankan buat imunisasi influensa sama apa gitu lupa, meski belum ditemukan vaksin covid 19

    BalasHapus