Bertemu Eks ISIS Dari Film "Seeking The Imam"

12 komentar
Dunia maya dihebohkan dengan berita kontra eks ISIS dipulangkan ke Indonesia. Opini serta hujatan buat mereka mengalir terus di lini masa media sosial. Sebenarnya saya enggak begitu mengikuti berita tentang ISIS sebelumnya. Saya hanya tahu bahwa ISIS musuh dunia. Rasa penasaran saya semakin bertambah setelah KOMiK membuka pendaftaran nonton bareng film dokumenter tentang keluarga yang terbujuk oleh propaganda ISIS yang telah kembali ke Indonesia di acara Festival Kebhinekaan. Akhirnya saya daftar dengan menghubungi kak Dewi Puspa (Ketua KOMiK).

Mulai dari tanggal 20-23 Februari 2020 diadakan Festival Kebhinekaan di 3 lokasi di Jakarta Pusat yaitu Griya Gus Dur Matraman, Wisma Rahmat di Petojo, dan Taman Suropati Menteng. Festival Kebhinekaan bertujuan untuk merayakan keberagaman dan memperkuat toleransi melalui ragam kegiatan yang santai dan menyenangkan dengan sasarannya anak muda dan kaum milenial.

Eks ISIS Indonesia
Bersama Dhania, eks ISIS dari Indonesia

Ketika yang Nge-Hits Enggak Pantas Ambil yang Receh

5 komentar
Kenapa? 
Why? 
Wae?
Nande?
Limadha?
Waarom?
Kyon?
Napa?
Warum?
Neden?
...
Orang yang nge-hits "kayak gue" dianggap spesial saat mengambil yang receh? Bahkan cenderung enggak pantas dapat yang recehan. 

Dari sudut pandang mana gue dibilang blogger hits?

Apa dari semua job yang gue terima, dari upah yang masuk ke rekening gue, dari baju dan sepatu yang gue pakai, dari acara yang sering gue datangi, dari komunitas yang gue gabung, dari pertemanan yang gue jalin, dari postingan semua media sosial. Dari mana menurut lo?!

Gue aja bingung lihat hits-nya gue dari mana dan apa? Gue belum bisa mempengaruhi orang lain untuk jadi lebih baik, gue aja masih buruk.

Gue bangga dibilang hits, bangga gue dibilang jobnya banyak, bangga gue dibilang fee-nya mio-mio. Apa itu yang lo maksud kehitsan gue selama ini sehingga saat gue ambil yang receh dianggap enggak pantas? 

Cuma segitu pemikiran lo terhadap gue yang sudah berlama-lama ngebacot di grup yang sama? What the fuck!

Gue...
Masih jauh dari kata sempurna, masih jauh dari istilah populer, masih jauh follower gue dibanding mereka yang beli akun palsu. 

Kalau pemikiran lo seperti yang gue sebut di atas terhadap gue, terserah lo. Tapi gue merasa direndahkan dengan anggapan yang nge-hits ambil yang receh. 

Eh, mereka yang dianggap hits juga banyak yang ambil recehan. Mereka yang sibuk tanya soal rate card, nego sana sini, juga akhirnya banyak yang ambil recehan. Mereka yang sering bawa mobil ke event, tinggal di komplek, nongkrong di Coffee shop terkenal ada yang ambil recehan. 

Semua butuh uang. Gue butuh uang dari hasil kerja gue sendiri meskipun receh juga buat beli susu mini anak gue. Buat beli kopi sasetan di warung sebelah biar tetangga gue ada pemasukan. 

Seberapa hits-nya sih gue di mata lo?
Sehitsnya orang bakal mati juga, bakal dikubur, dibakar, ninggalin semua yang didapat selama nge-hits dalam hidupnya.

Gue ga suka cara lo nganggap gue sereceh itu. Nganggap gue lebih baik dari lo yang suka receh. Padahal gue enggak apa-apa Nerima yang receh juga, asal recehan itu masih memanusiakan gue. 

Gue jarang ambil yang receh karena banyak alasan. Gue sibuk, gue males, gue ketinggalan daftar, gue ga kepilih, gue ga suka jobnya, gue bingung, gue ribet, gue pusing, gue memberikan kesempatan ke yang lainnya untuk dapetin job receh itu.

Gue berharap ini adalah doa lo buat gue. Selalu terhindar dari yang receh. Gue selalu dapat yang mewah-mewah, biar lo saksiin kalau gue bisa dapat yang lebih. 


***

Toko Barang Mantan, Siap Nampung Kenangan Masa Lalu

2 komentar
Selama berpacaran, mantan saya ada 5 orang. Bisa dibilang banyak enggak sih? Enggak lah ya, pasti masih banyak cewek yang punya mantan lebih dari saya. Kalau mantan banyak antara sok cantik, laku banget atau selektif. Kalau saya lebih ke selektif sih, cuma mau pacaran sama yang cakep. 😆

Entah saya memang lupa, enggak peka atau sama sekali enggak pernah dikasih barang yang berarti dari pacar. Kayaknya dulu memang enggak pernah ngasih atau beliin barang favorit masing-masing. Cuma saya masih menyimpan kalender tahun 2007 yang ada foto berdua. Kalau lihat itu rasanya dulu saya alay banget deh. Geli sendiri.

Film Toko Barang Mantan
Etalase barang mantan di gala premiere
Toko Barang Mantan

Hari Kanker Sedunia, Cegah Faktor Risiko dan Deteksi Dini

Tidak ada komentar
Sakit kanker. Semua orang pasti sudah takut duluan kalau dengar kata-kata itu. Pastinya enggak ada yang mau ngalamin penyakit paling mematikan sejagad raya ini. Belum ada obat paten yang menyembuhkan, malah bertambah terus penderitanya.

Bagaimana enggak bikin takut orang? Kanker merupakan penyebab kematian kedua terbesar di dunia dan merupakan penyakit ke 2 yang menghabiskan biaya pengobatan BPJS setelah jantung. Tiap 2 detik ada 1 orang baru terdiagnosis kanker dan tiap 3 detik ada 1 orang meninggal dunia. Irony.


Malaysia Healthcare Expo 2020, Ajak Cek Kesehatan Sambil Wisata

Tidak ada komentar
Kurang piknik tuh, makanya sakit. Sering sekali saya dengar kalimat itu dari orang-orang. Entah memang kenyataannya begitu atau sebagai sindiran saja. Tapi kadang benar juga, orang yang sakit kalau diajak jalan biasanya cepet sembuh.

Seperti ibu saya punya sakit jantung, sudah pakai 3 ring di jantungnya. Tapi kalau ngebahas soal baju-baju muslim di Tanah Abang getol banget. Malah dia langsung ngajak saya pergi ke sana besoknya. Padahal orang sakit jantung kan enggak boleh capek. Tapi ibu, jalan-jalan ke Tanah Abang salah satu obat mujarab buat nyembuhin jantungnya.



Produk Asuransi Perlindungan Penyakit Kritis

Tidak ada komentar
Penyakit itu datang tidak mengenal targetnya. Baik muda ataupun tua, baik pria maupun wanita atau si miskin dan si kaya. Ia bisa datang dengan cara teguran yang halus atau dadakan. Melihat kondisi gaya hidup masa kini, berbagai penyakit kritis bermunculan secara massif. Apabila sudah mengalami salah satu penyakitnya, tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan. Kalau punya asuransi, kalau tidak bisa gigit jari.

Bulan Januari 2018 ibuku didiagnosa penyakit jantung. Nyeri dada sebelah kiri, tubuh basah bagai mandi keringat yang bercucuran dan nafas yang sesak adalah ciri-ciri orang kena serangan jantung. Kata dokter ibu termasuk kuat menahan rasa sakitnya. Biasanya orang yang kena serangan jantung akan dibawa ke UGD dan langsung rawat inap. Hari itu, ibu masih kuat saya bawa ke dokter klinik dengan menggunakan becak. Tidak ada orang laki di rumah, tidak ada motor, dan cuma saya yang diandalkan. Ada adik ipar, cuma dia kebagian tugas jaga anak-anak. Kalau ingat momen itu sedih rasanya.

Ibu sudah melewati pemasangan ring jantung sebanyak 3 kali dan masih rutin kontrol ke rumah sakit tiap bulan. Untungnya semua itu ditanggung oleh asuransi BPJS. Semua pembiayaan pengobatan gratis. Saya tidak habis pikir kalau pakai dana pribadi, berapa ratus juta yang mesti keluarga saya tanggung. Mungkin kalau saya telat membawa ibu berobat, bisa jadi ibu saya tak berumur panjang sampai sekarang. Memang dari BPJS gratis semua, tapi ternyata dibalik itu negara mengalami kerugian besar. Sepertinya warga +62 mesti cari cara lain untuk cadangan biaya perlindungan penyakit kritis. 

Saatnya punya asuransi buat penyakit kritis