Elzahra, Kerudung Homemade Berpenghasilan Meroket

Tidak ada komentar
Baru kali ini saya mendengar sekaligus menyaksikan sendiri sebuah usaha sukses berawal dari omelan. Lucunya, omelan yang keluar bukan dari mulut seorang istri, tapi dari suami. Berkat omelan itulah, Elzahra, kerudung homemade bisa berpenghasilan ratusan juta dalam sebulan. Keuntungan yang meroket bagi pemilik usaha rumahan. Masa pandemi bukan jadi halangan, malah menambah cuan.

Kerudung buatan rumahan
 
Memang yang dadakan itu seringnya kejadian. Kayak pertemuan saya dengan Ituy, teman sewaktu kerja di salah satu telemarketing bank di Jakarta. Kamis malam saya menghubunginya lewat WA, ingin berkunjung ke rumahnya sekalian melihat usahanya jual kerudung. Yap, Elzahra adalah merk kerudung milik Siti Nurwahyuti, nama asli Ituy. Akhirnya saya datang ke rumahnya Jumat siang. Kebetulan dia tinggal di daerah Citayam. Tinggal naik comutterline dan jalan kaki 15 menit sudah bisa sampai rumahnya. Untungnya cuaca siang itu mendung, jadi nggak terasa jalan kurang lebih 1,5 km dengan modal share loc yang ia bagikan.

Nggak jauh dari gang Flamboyan lalu belok kiri, akhirnya saya sampai di rumah berwarna cream yang berada di pojok gang. Rumahnya baru rapi 2 bulan dan masih kinclong ubin juga cat temboknya. Ketika masuk rumah, di ruang utama sebelah kiri kelihatan jejeran kain-kain kerudung siap jual. "Gue sambil packing ya," kata Ituy sembari melipat dan membungkus kerudung siap kirim. Kebetulan suaminya ada di rumah, Aan namanya, yang ternyata adik kelas saya waktu SMP. Oh My God, dunia benar-benar selebar daun kelor. Terciptalah obrolan nostalgia dengannya.

Kerudung Elzahra dibuat karena omelan suami Ituy yang melihat ia membeli banyak macam kerudung. Padahal warnanya hampir sama semua, tapi bahannya yang bikin beda. Daripada beli terus dan numpukin lemari aja, pasutri ini membuka usaha bikin kerudung mulai dari 50 pieces hingga ribuan saat ini. Saya diajak ke tempat produksi kerudung. Rumah kontrakan 3 petak yang ia sewa 600 ribu/bulan dijadikan tempat untuk memotong kain, menjahit, meneci, sampai menaruh gulungan kain. 2 mesin jahit dan 3 karyawan yang bekerja nine to five alias dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore, seminggu 6 hari. Dari luar memang nggak kelihatan sama sekali kalau rumah kontrakan itu dijadikan produksi kerudung. Kayak rumah hunian biasa. 

Kerudung Elzahra

Soal omset, nggak usah diragukan lagi. Dalam sebulan saja Elzahra bisa menjual 7000 kerudung. Anggap saja satu kerudung seharga 25 ribu rupiah. Berarti dalam sebulan bisa meraup hasil penjualan sebesar 175.000.000 juta rupiah. Itu hanya pendapatan kotor, belum dipos-posin untuk biaya produksi lagi. Tapi dengan penghasilan segitu buat usaha rumahan sudah cukup besar. Apalagi di masa pandemi begini. Di mana banyak usaha pada gulung tikar, kerudung Elzahra omsetnya malah menggelegar. Tentunya dibantu dengan kekuatan digital marketing online dan marketplace.  Oh ya, Elzahra diambil dari nama anak perempuan teman saya itu.

Tadinya Ituy membeli bahan-bahan kerudung di Tanah Abang. Pandemi Corona datang dan PSBB diberlakukan di pasar terbesar di Asia Tenggara itu, kemudian ia putar otak mencari distributor bahan. Setelah coba cari-cari sampai menemukan distributor yang cocok di daerah Bandung. Tiap belanja bahan saja bisa 20 roll. Bagaimana dengan pengirimannya? "Kebetulan saya pilih JNE JTR," kata Aan. JNE JTR adalah layanan pengiriman dalam jumlah besar dengan menggunakan armada truk melalui darat dan laut dengan harga yang kompetitif.

Lalu, bagaimana barangnya sampai rumah sedangkan jalanannya nggak bisa dimasuki oleh truk? "Jadi truknya berhenti di jalan raya sana, deket jembatan gantung. Nanti kurirnya yang bopong rollan kain-kain itu sampai rumah," jelas Aan lagi. Jarak dari jalan raya tempat berhenti truk sampai ke rumah Ituy sekitar 10 menit jalan kaki. Kemudian kurirnya bisa bawa 20 roll kain bolak-balik. Bisa dibayangkan betapa kuatnya si kurir. Benar-benar ksatria kurir JNE.

JNE Content Competition 2021

Sebagai jasa ekspedisi barang yang berkiprah selama 31 tahun, kontribusi JNE sangat mendukung para pelaku UMKM melancarkan usahanya. Kecepetan pengiriman menjadi prioritas utama. Bahan kain yang dibeli dari Bandung, bisa sampai ke Citayam dalam sehari. Soal ongkos juga cukup terjangkau dibandingkan dengan jasa ekspedisi lainnya. Perputaran ekonomi juga berjalan baik. 

Punya kisah seputar UMKM di sekitar kalian? Entah teman, saudara atau orang terkenal lainnya. JNE memperpanjang JNE  Content Competition 2021 bertema JNE Bersama UMKM untuk Indonesia dari tanggal 6 Desember-31 Januari 2022. Masih ada waktu buat konten tulisan, foto, video atau desain. Hadiahnya puluhan juta lho. Aduh, pengen banget deh menangin hadiahnya. Untuk syarat dan ketentuannya serta mekanisme bisa lihat di microsite Kompasiana ya. 


***

Tidak ada komentar