Orang biasanya kalau jalan-jalan ingin mengabadikan tiap momennya lewat foto atau video. Kalau sekarang ada fitur instagram stories untuk merekam tiap momen perjalanan, lalu dibuat highlight (sorotan) untuk mengumpulkan stories-nya. Sekalian narsis lah ya. Nggak cuma diabadikan lewat visual, pengalaman jalan-jalannya bisa juga diabadikan lewat tulisan, misalnya di blog. Buat travel blog untuk menceritakan kisah dari ngebolang. Siapa tahu informasi yang ditulis jadi sumber refrensi buat orang lain atau ada perusahaan travel yang tertarik untuk kerjasama. Nah, mau tahu nggak cara sukses buat travel blog? Baca terus ya!
Berawal dari foto WA story yang dibagikan oleh Zain Kagawa tentang ajakan ingin jadi travel blogger atau penulis buku bersama Ngobrol Kreatif Genpi Jateng dengan tema "Menulis Cerita Perjalanan". Narasumbernya kak Dewi Rieka, seorang penulis 40 buku, blogger dan juga tutor di kelas menulis ruang aksaraku. Tanpa ragu saya langsung meminta link pendaftaran sama Zain. Acara diadakan via zoom meeting pada hari Minggu, 5 Desember 2021 jam 19.00 WIB. Pesertanya berasal dari berbagai daerah lho.
Soal jalan-jalan, hampir 2 tahun pandemi saya belum berani pergi jauh. Selain irit biaya dan punya bayi, repot juga dengan peraturan protokol kesehatan sekarang. Bulan Oktober lalu cuma ke Curug Nangka di Bogor. Makanya lebih baik tahan dulu hasrat bepergian jauhnya. Tapi jadinya nggak bisa update foto jalan-jalan di media sosial dong. It's ok, akhirnya saya keluarkan stok foto-foto lama yang belum sempat diunggah. Bahkan draft tulisan tentang jalan-jalan yang lama terpendam, jadi bisa diterbitkan. Terakhir saya pergi sebelum pandemi ke Kampung Ragam Warna, Kendal, Jateng. Setelah itu, rencana jalan-jalan lainnya ambyar akibat COVID-19.
Apa Itu Travel Blog?
Travel blog adalah blog yang berisi kisah perjalanan blogger ke suatu tempat. Mereka berbagi tentang obyek wisata yang dikunjungi, kuliner khas yang dicicipi, hingga hal menarik di daerah tersebut di blognya untuk para pembaca. Saat jalan-jalan memang nggak cuma lihat pemandangannya aja, tapi juga menjelajahi potensi wisata lainnya dari kuliner, budaya, sampai cinderamata.
Tiap travel blogger punya ciri khas gaya menulis. Misalnya Trinity khusus menceritakan hal unik & lucu di daerah yang dikunjungi. Lalu ada Ariev Rahman gaya menulis story telling yang memikat bagai novel. Saya kenal beberapa travel blogger, antara lain Dita Indrihapsari yang tulisannya menceritakan tentang jalan-jalan bersama keluarga, mba Rahma Ahmad seorang travel blogger yang membahas tentang halal travelling dengan sentuhan arsitektur. Ia sudah berkeliling ke 41 negara dan melahirkan karya buku Discovering Uzbekistan.
Waktu ada lomba blog di Festival Drumblek Kampung Ragam Warna, saya sempat membaca tulisan kak Indra Pradya (@duniaindra) karena beliau salah satu jurinya. Katanya sih, kalau mau menang lomba ketahui apa yang disuka oleh juri. Gaya menulis story telling kak Indra sangat bagus, sehingga saya mencoba ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) ke dalam tulisan. Entah karena penilaian juri atau trik itu, saya menang juara 2. Pokoknya bangga saya bisa kenal beberapa teman travel blogger dan bisa berkeliling dunia lewat tulisan mereka.
Tulisan para travel blogger bisa mendongkrak pariwisata Indonesia, bahkan dunia. Berkat travel blog yang ditemukan oleh para pembaca, banyak wisatawan yang terhasut dan berkunjung ke tempat wisata tersebut. Saya saja kalau baca tulisan teman-teman travel blog bikin iri sekaligus bangga. Ternyata dunia itu luas dan banyak banget hal-hal yang bisa dijadikan pelajaran. Makanya kalau ada yang julid, ajak deh jalan-jalan biar bisa piknik dan ketemu banyak orang.
Penyakit paling berbahaya buat penulis itu adalah nggak konsisten. Maka mengelola blog itu yang sulit, buat blognya sih mudah. Tinggal buka blogger.com, wordpress.com atau tumblr yang gratisan atau berbayar (top level domain), jadi deh blognya. Kalau lagi nggak jalan-jalan nggak bisa update blog dong? Nggak gitu juga malih. Bisa tulis tips & trik tentang perjalanan atau perintilan apa saja yang bisa dibawa saat jalan-jalan. Jadi nggak mesti melulu nulis tentang destinasi wisata. Kalau kata kak Dewi Rieka, travelling nggak usah jauh-jauh cukup destinasi sekitar kita aja.
Cara Membuat Travel Blog
Mba Dewi Rieka langsung memberikan langkah-langkah untuk membuat travel blog yaitu bikin blognya, mulailah jalan-jalan, banyak membaca refrensi, konsisten ngeblog, percaya diri, bergabung dengan komunitas.
Bikin Blognya
Ini langkah pertama yang harus dilakukan oleh blogger. Ketika niche atau tema blog sudah mantap dengan travelling, maka bikin nama blog yang sesuai dengan namamu atau yang berhubungan dengan travelling. Bisa di blogger.com atau wordpress.com, mayoritas blogger menggunakan 2 platform ini.
Mulailah Jalan-jalan
Nggak perlu jauh-jauh jalan-jalannya, apalagi masih pandemi gini kan. Destinasi yang terjangkau aja dari rumah. Kalau ada kendaraan sendiri lebih enak sih, bisa ngebolang ke beberapa tempat. Kalau naik transportasi umum cek dulu rutenya. The journey of a thousand miles begins with a single step - Lao Tzu.
Banyak Membaca Refrensi
Bisa baca dari tulisan travel blogger lainnya atau buku-buku tentang perjalanan. Beberapa teman blogger sudah banyak yang membukukan cerita perjalanannya. Kayak Haryadi Yansyah (Oomnduut) yang bisa jalan-jalan ke Eropa cuma modal ngeblog atau mba Rahma Ahmad yang pernah ke Uzbekistan. Jadi, kita ada gambaran kalau mau berkunjung ke destinasi tujuan.
Konsisten Ngeblog
Minimal update blog itu satu minggu sekali. Kalau tiap weekend jalan-jalan, lumayan tuh bisa dapat satu konten, selama sebulan bisa dapat 4 konten. Kalau bisa jadwalkan tiap hari atau jam berapa blognya tayang. Jika terus dilakukan seperti itu, performa blog juga lebih bagus di mata mesin pencarian. Oh ya, konsisten menulis sesuai niche juga perlu, sebisa mungkin jangan melenceng dari travel blog.
Percaya Diri
This is important thing. Percaya dengan tulisan kita sendiri. Jangan anggap karya kita adalah remahan rengginang atau debu di jalanan. Jadilah diri sendiri, temukan gaya menulis seperti apa. PD aja kalau jalan-jalannya masih di dalam negeri, kalau belum mampu sampai Itali. Kalau kata travel blogger mbak Evi Indrawanto, tidak usah terlalu memikirkan tulisan kita bagus atau tidak, yang penting tulis dulu.
Bergabung dengan Komunitas
Komunitas itu kumpulan orang-orang yang mempunyai minat yang sama. Kalau suka travelling, ya gabungnya sama komunitas jalan-jalan. Beberapa komunitas Travelling yang saya tahu yaitu Backpacker Jakarta, Indonesia Corner atau Backpacker Dunia. Pastinya banyak keuntungan gabung di komunitas. Bisa saling berkomunikasi soal banyak destinasi wisata. Bisa juga dapat jalan-jalan gratis, asal jago ngelobi 😄.
Kangen jalan-jalan sambil menikmati keindahan alam |
Apa yang Harus Dilakukan Setelah Pulang Travelling?
Memang capek sih pulang dari jalan-jalan. Apalagi lihat cucian kotor segunung 😄. Tapi usahakan ide apa yang ada dalam otak dituangkan langsung ke dalam tulisan. Takut feel-nya hilang gitu. Minimal bikin judul lah dulu. Mba Dewi Rieka menyebutkan hal-hal yang harus dilakukan setelah travelling :
- Lakukan riset
- Bikin outline atau kerangka tulisan
- Tulis dengan bahasa yang mudah dipahami
- Biarkan foto bercerita
- On site SEO
- Editing setelah selesai menulis
- Terbitkan dan promosikan di media sosial
Menulis itu nggak mudah lho kalau nggak tahu teorinya. Bahasa dan gaya menulis blog itu memang santai, namun bukan berarti seenak udelmu. Bahasa dan gayanya tuh nggak kaku kayak kanebo kering artikel media massa. Nggak ada salahnya mempelajari teori menulis dasar mulai dari tanda baca atau penggunaan kata yang benar sehingga tulisan kita di blog lebih mengalir. Nah, gaya menulis story telling atau bercerita lah yang paling enak dibaca.
Gimana masih minat bikin travel blog setelah tahu caranya? Masih dong ya, biar tersalurkan memori jalan-jalan dalam tulisan. Buku Sukses Jadi Travel Blogger karya kak Dewi Rieka itu hasil dari beberapa kumpulan tulisan travelling di blog lho. Mau juga kan mewujudkan hasil buah pikir kita jadi sebuah buku. Itulah cara sukses buat travel blog dari kak Dewi Rieka yang saya dapatkan dari event virtual Ngobrol Kreatif Genpi, Jateng. Semoga bermanfaat ya. Nyok, ngebolang kemana nih kita?
***
Wuaaa, seru ya jadi travel blogger, belum lagi kalau dapat tawaran buat jalan-jalan gratis. Sekarang mau traveling pikir-pikir gak Rul? Soalnya kan anaknya ada 3, dan yang bungsu masih baby
BalasHapusSeru ya bisa jalan-jalan terus. Tapi pasti capek juga kalau harus nyelesain tulisan dan edit foto. Kangen banget gue jalan-jalan bebas, tapi tunggu bayi 3 tahun lah, biar bisa dilepasnya juga gampang.
Hapus