Hei, Blogger! Sudah Benarkah Ejaan Bahasa Indonesia Dalam Blogmu?

20 komentar
Sering kali saya dengar testimoni dari teman-teman yang ingin menjadi blogger. Mereka bilang jadi blogger itu enak, bisa diundang diacara apapun, menerima produk untuk direview atau bayarannya yang lumayan buat jajan. Aduh, andai kalian tahu menjadi blogger itu berat, mungkin Dilan juga nggak bakal kuat menopangnya 😀. Mereka hanya melihat hasilnya saja, tapi tidak mengalami prosesnya. Merangkai kata-kata untuk menjadi kalimat yang saling terkait itu tidak mudah lho. Saya saja butuh loading otak yang lama untuk membuat kata-kata yang baik dan benar. Bukan berarti lemot ya, tapi biar tulisan saya enak dibaca.



Seperti mengulang masa sekolah dulu, saya belajar bahasa Indonesia kembali bersama teman-teman Blogger Jakarta. Minggu, 16 September 2018 saya menuju Reneo Coworking Space daerah Pondok Bambu, Jakarta Timur sebagai tempat acara. Asyik lho tempatnya buat acara atau gathering. Sedikit aneh ya, orang Indonesia kok belajar bahasa Indonesia. Ternyata saya sendiri belum fasih ejaaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 

Nah, saya mau kasih tahu pembicaranya dulu. Beberapa kali mampir ke blognya yaitu www.greenyunita.com. Bernama Yunita Tresnawati, seorang guru Bahasa Indonesia di Full English Secondary 7-12 di Jubilee School Jakarta. Dia juga seorang penulis, pernah kuliah di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Sekilas biodata dari pembicara workshop Yuk! Jadi Blogger yang Menulis Sesuai Ejaan Bahasa Indonesia (EBI). Tema yang menarik untuk dibahas bagi yang ingin memperbaiki tulisan blognya.


Yunita Tresnawati

Bagi yang sering blog walking ke beberapa blog teman blogger, pasti sering menemukan kata-kata yang kurang pas penempatannya, hurufnya salah atau bahasa yang alay.  Mungkin maksudnya biar nggak formal banget bacanya. Kalau yang baca orang Indonesia juga, tapi kalau dibaca sama orang asing dan diterjemahkan ke dalam bahasanya, malah nggak paham mereka. Makanya lebih baik menulis dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang benar.


Apa Itu Ejaan Bahasa Indonesia?


Bukan nama udang atau nama orang. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah panduan atau aturan kepenulisan meliputi kata dan tanda baca dalam Bahasa Indonesia. EBI merupakan sistem ejaan keempat yang pernah digunakan di Indonesia.

Dalam sejarahnya, tahun 1947 kita menggunakan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi, seorang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu. Tahun 1959 menggunakan Ejaan Melindo, sebuah sistem ejaan Latin yang termuat dalam Pengumuman Bersama Edjaan Bahasa Melaju-Indonesia sebagai hasil usaha penyatuan sistem ejaan dengan huruf Latin di Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu. Kemudian tahun 1972 pertama kalinya diterbitkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) sampai 25 November 2015.

Banyak hal yang melatarbelakangi perubahan EBI. Salah satunya banyaknya kata-kata asing yang digunakan dalam percakapan sehari-hari bercampur dengan bahasa Indonesia. Hal ini menjadi suatu kekhawatiran dan mengancam keberadaan bahasa Indonesia.

"Jumlah kosakata dalam bahasa Indonesia saat ini berjumlah 100.000 kata. Jumlah ini masih jauh memadai. Kita masih membutuhkan banyak sekali kata baru yang berupa kata serapan, baik itu dari bahasa daerah kita sendiri maupun dari bahasa asing, untuk diserap ke dalam bahasa Indonesia."

Kutipan di atas dinyatakan oleh Abdul Gaffar Riskhan, seorang peneliti dari Badan Pengembangan Bahasa dan Pembinaan Bahas, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jika dilihat dari esensinya antara EBI dan EYD tidak berbeda. Hanya saja ada penambahan kata, misalnya ada kata serapan dari bahasa Arab.

Peserta workshop yang hadir 


Mengapa Harus Sesuai EBI? 


Jawabannya harus dong. Sebagai blogger Indonesia harus menulis dengan kaidah yang benar. 3 alasan yang menuntut blogger untuk menulis sesuai EBI :
  1. Ketepatan padanan kata pada google translate untuk tulisan kita ke dalam bahasa asing.
  2. Blogger sebagai agen lingua dalam literasi digital adalah tonggak pembelajaran bahasa bagi pembacanya. Sebaiknya kita memenuhi kaidah pembahasaan yang berlaku karena ketajaman dan kebenaran seorang penulis dapat dilihat dari kemampuannya menulis sesuai kaidah kebahasaan.
  3. Melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928 sekaligus menciptakan kembali rasa nasionalisme dan kebanggaan berbahasa Indonesia.

Kesalahan Menulis yang Sering Ditemui


Tulisan yang bagus itu bukan sekedar kontennya saja, tapi juga kata dan tanda bacanya harus diperhatikan"Saya kalau blog walking paling sering nemuin kata di, tidak sesuai dengan peletakannya. Sepele kan?" kata mba Yunita. Tuh, meletakkan kata "di" saja masih banyak yang salah. Bukan hanya itu saja masih banyak kesalahan kata dalam menulis yang biasa ditemukan saat blog walking : 

Huruf Kapital atau Huruf Besar
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Contoh :

"Kemana ia pergi?" tanya Lia

Selain itu huruf kapital bisa digunakan untuk menulis nama negara, nama orang, nama tempat , dll.

Huruf Kapital  dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama tertentu, nama instansi dan nama tempat.

Misalnya:

Wakil Presiden Adam Malik, Presiden Joko Widodo, Wali Kota Ridwan Kamil.

Kalau tidak ada nama jabatannya, maka huruf pertama kapital tidak dipakai.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. 

Misalnya :

Bulan Hijriah, bulan Agustus, hari Natal, Perang Candu, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Contohnya :

Asia Tenggara, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba, Dataran Tinggi Dieng, Gunung Semeru.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.

Misalnya :

Berlayar ke teluk, mandi di kali, menyebrangi selat, pergi ke arah timur.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.

Misalnya :

garam Inggris, gula jawa, bika ambon, dodol garut, pisang ambon.


Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. 

Misalnya : Saya telah membaca buku Dari Ace Maria ke Jalan Lain ke Roma.


Huruf kapital dipakai sebagai penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, adik, kakak, paman, bibi, yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.

Misalnya :

"Kapan Bapak berangkat?" tanya Yunita.

Surat Saudara sudah saya terima.

"Ayo Nak, mandi yang bersih" perintah Ibu.




Kata Depan "Di" dan "Ke"


"Kesalahan penulisan kata ini nih yang sering saya temui saat blog walking," kata Mbak Yunita.

Kelihatan sepele ya, tapi maknanya jadi beda kalau diamati dengan baik. Saya juga kadang masih suka keliru, tapi setelah ikut workshop ini saya jadi paham menuliskannya.

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.

Contohnya :

Kain itu terletak di dalam lemari.

Ia terjun ke sungai.

Mari kita berangkat ke pasar.

Dari Depok ke Bogor naik comutterline.


Lain lagi dengan yang ini, kata "di" ditulis dengan serangkai atau dijadikan satu dengan kata lain. Perhatikan kata yang dicetak miring.

Misalnya :
Shinta masuk, sedangkan Robot keluar. (Lawan kata dari masuk).

Surat pengunduran diri dikeluarkan oleh Fenny pada tanggal 12 September 2018.

Bawa kemari donat itu.


Partikel


Kata yang sering ditemui pada akhiran kata, seperti -lah dan -kah yang sering ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. 

Misalnya :

Bacalah surat perjanjian itu baik-baik.

Siapakah gerangan yang mengagumimu?

Biasalah dia banyak alasan.

Partikel -pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

Contohnya :

Hendak pulang pun sudah tidak ada kendaraan.

Jangankan dua kali, satu kali pun kau tidak pernah ke rumahku.

Kata -pun menjadi lazim dianggap padu, misalnya adapun, walaupun, meskipun, andaipun, kalaupun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kendatipun, maupun, sekalipun, sungguhpun ditulis serangkai.

Contohnya :

Walaupun gelap, sinar bulan masih menerangi bumi.

Adapun beberapa syarat yang harus dipenuhi.

Rara maupun Riri sama-sama punya hobi makan.

Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari vagina kalimat yang mendahului atau mengikutinya.

Misalnya :

Pembayaran invoice dibayarkan kepada blogger per 15 Agustus 2018 (artinya mulai).

Para penonton masuk ke dalam bioskop satu per satu (artinya demi).

Harga kain itu Rp 5.000,00 per helai (artinya tiap).


Pemakaian Tanda Baca


Menuliskan tanda baca juga penting karena kalau sampai salah, bisa-bisa pembaca salah paham. Jangankan pembaca blog, ketik obrolan  what's app saja bisa salah arti. 


Tanda Hubung
Menyambung unsur-unsur kata ulang. Misalnya anak-anak, kemerah-merahan, berulang-ulang.

Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. Misalnya di-smash, di-handle, pen-tackel-an.

Tanda Pisah 
Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'. Dalam pengetikan, tanda pisah dinyataan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan  susahnya.

Misalnya :

2017-2018

Tanggal 27-28 September 2018

Depok-Jakarta


Tanda Petik

Mengapit pada judul sya'ir, karangan atau bab buku yang dipakainya dalam kalimat.

Misalnya :

Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa dari Suatu Tempat.

Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" dimuat majalah Tempo.


Tanda petik mengapit dengan istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. 

Misalnya :

Karena warna kulitnya, Budi mendapatkan julukan "si Hitam".


Gabung dengan Blogger Jakarta 


Sebenarnya saya pernah gabung di grup WA Blogger Jakarta setahun lalu (2017). Karena saya menjadi silent reader dan belum akrab menyapa dengan anggota lainnya, maka saya tidak melanjutkan bergabung. Untungnya sesi #KopdarBlogJak ini saya diterima dengan baik. 

Saat ini Blogger Jakarta diketuai oleh Robit Mikrojul Huda. Pria yang baru menikahi Shinta Juliana, seorang blogger juga, beberapa bulan lalu. Manten baru nih ye....


Ketua Blogger Jakarta


Blogger Jakarta adalah rumah anda Dean di mana anggotanya bisa berkumpul, belajar, dan berbagi informasi serta pengetahuan. Jumlah anggota mencapai 64 orang dari data yang saya lihat di websitenya.  Kegiatan yang dilakukan Blogger Jakarta banyak sekali. Mulai dari sharing online atau offline, semacam kopi darat seperti ini. Biasanya sebulan sekali diadakan. Bahkan  acara amal pernah diadakan.

Blogger Jakarta memiliki visi dan misi. Visinya salah menjadi komunitas blogger terbesar di Indonesia. Misinya yaitu
  1. Berperan aktif mempublikasikan parawisata DKI Jakarta.
  2. Memberikan edukasi tentang pemanfaatan media blog kepada masyarakat luas khususnya DKI Jakarta.
  3. Ikut serta dalam kampanye Internet Sehat oleh relawan TIK.
  4. Menjadi Pelopor cipta konten positif.
  5. Mendukung serta mensosialisasikan kebijakan pemerintah terhadap teknologi informasi.
  6. Memfasilitasi para blogger untuk meningkatkan kemampuan dalam berbagai bentuk kegiatan.
Bagi yang ingin tahu lebih banyak tentang Blogger Jakarta dan ingin menjadi anggotanya, selengkapnya bisa lihat disini.  Menjadi anggota Blogger Jakarta cukup menulis satu kali per bulannya. Tertarik ingin bergabung?

Sebagai blogger bukan hanya dituntut untuk menuliskan konten untuk mengejar deadline atau hobi semata, tapi juga harus menyampaikan bahasa yang baik dan benar. Jangan sampai yang membaca tulisan kita tidak mengerti bahasa yang kita pakai, maupun bahasa Indonesia atau bahasa asing. Sayang kan kalau tulisan kita tidak bermanfaat. Sesi workshop pun berakhir dengan foto bersama di halaman Reneo Coworking Space. Terima kasih Blogger Jakarta dan Mba Yunita Tresnawati yang sudah berbagi ilmu dan kesempatannya.  See you next meeting !






****

20 komentar

  1. Setuju, mbak. Biar kata nulis di blog sendiri kita harus tetap memperhatikan ejaan yang digunakan. Harus update juga kayaknya dengan info terbaru soal ebi dan kbbi

    BalasHapus
  2. Keren nih, saya juga selalu berusaha untuk menulis dengan ejaan yang benar.
    Meskipun sebagian masih campur bahasa gaje hehehe.

    Asyik ya bisa belajar bahasa dengan benar :)

    BalasHapus
  3. Iya banget mba. Kasihan pembaca, kalau kita menulisnya nggak sesuai EBI, lama lama makin banyak yang mengikuti, malah terjadi kesalahan penulisan berjamaah.

    BalasHapus
  4. Langsung sadar kalo tulisanku masih banyak banget salah penulisannya.. Aku baru ngeh kalo kata-kata seperti pisang ambon, huruf A di ambon ga perlu besar krn bukan menunjukkan kota. Memang harus banyak belajar lagi :).

    BalasHapus
  5. Keren banget tulisan nya mbak menginspirasi ku soal ejaan yg benar. Semoga aku bisa belajar lebih baik lagi tentang ejaan yang benar.

    BalasHapus
  6. Sebisa mungkin aku ikut ejaan yang benar. Tapi untuk beberapa kasus, misalnya pingin santai, aku suka pakai kata ga baku, semisal : tau untuk tahu, gak untuk tidak, dst.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh saja kayak begitu, tapi dicetak miring kata-katanya. Jadi, isinya santai tapi tetap pada kaidah penulisan yang benar.

      Hapus
  7. Iya banget, kadang aku juga masih ada suka yg salah, hihii
    Masih harus banyak belajar trus
    Makasih loh tulisannya ilmu banget.

    BalasHapus
  8. Serasa ditampar banget nih baca ini huhu secara masih amburadul banget yes kalau nulis.

    BalasHapus
  9. Baca blog yang satu ini jadi semacam pencerahan tata bahasa dalam menulis. Saya sendiri termasuk di golongan yang gak berbahasa Indonesia yang baik dan benar hahahhaha

    BalasHapus
  10. ku belajar ini lagi pas serius jadi content writer hahahah, alhamdulillah kepake banget

    BalasHapus
  11. Anak-anak muda ya anggota BlogJak ini, jadi muda terus dong hehehe. Btw penting sih belajar EBI ini, aku aja masih suka intip-intip kamus juga hehehe.

    BalasHapus
  12. Wah waahh ada aku di artikel ini jadi malu hehhee. Semoga bermanfaat, semoga bisa menjadi motivasi untuk yang membaca agar menulis sesuai kaidah penulisan. Karena menulis sesuai EBI bukan berarti kaku

    BalasHapus
  13. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar ini kadang masih suka banyak yang salah ya termasuk aku nih, baca artikelnya mamah Sagara jadi tercerahkan dan semangat nulis dengan bahasa yang baik dan benar.

    BalasHapus
  14. Kadang suka gemes sama yang di+tempat tapi ga dipisah, atau di+kata kerja tapi malah dipisah :(((

    BalasHapus
  15. Wah penting banget nih KBBI diketahui oleh para blogger

    BalasHapus
  16. Wahh..lengkap banget nih ulasannya, makasih ya nurul..jadi reminder buat aku nih kalo nulis harus bener2 sesuai EBI. Walau kadang masih suka lupa hehehe

    BalasHapus
  17. benar sekali kalau Ejaan Bahasa Indonesia sudah harus diperhatikan terutama kita sebagai bloger yang membantu menyampaikan berita agar maksud dan tujuan berita tersebut tercapai

    BalasHapus
  18. Kadang yang bikin lama nulis blog, ya salah satunya mesti nulis sesuai dengan ejaan yang benar tapi keuntungannya tulisan jadi lebih enak dibaca karena gak kebanyakan typo ya mbak

    BalasHapus