Bukan Lagi "4 Sehat 5 Sempurna", Tapi "Isi Piringku" Penuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Indonesia

6 komentar
Beberapa waktu yang lalu, tepatnya 22 Desember 2017 kita merayakan Hari Ibu Nasional. Ada yang tahu hari jadi yang ke berapa? Tahun ini Hari Ibu sudah menginjak usia ke 89. Jadi Hari Ibu sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Namun peringatan Hari Ibu tidak semeriah perayaan lainnya. Bahkan di kalender tidak ada warna merah pada angka 22, kecuali bertepatan pada hari minggu ya. Setelah saya mengalami masa kehamilan, melahirkan dan sedang berusaha membesarkan anak-anak, saya merasakan menjadi seorang ibu. Sebelumnya ibu hanya panggilan kepada orang tua  saya. Sekarang saya sudah menjadi ibu.

Membicarakan tentang ibu pasti langsung baper alias bawa perasaan. Kalau saya mendengar lagu bertemakan tentang ibu pasti meneteskan air mata. Rasanya hati ini tanpa dikomandoi langsung merasakan antara haru dan bahagia. Mengingat betapa besarnya perjuangan seorang ibu untuk anak-anaknya. Tiada satupun barang berharga yang bisa menggantikan air susu ibu.


Dalam menyambut Hari Ibu yang lalu banyak sekali yang menggelar kegiatan secara online maupun offline. Salah satunya acara yang saya hadiri tanggal 21 Desember 2017 lalu di Eat & Eat FX Sudirman. Acara bertemakan Bincang - Bincang Nutrisi Buat Si Kecil diselenggarakan oleh Womanation. Sebagai wadah komunitas perempuan di Indonesia yang memiliki 2000 anggota yang tersebar di Indonesia menggagas kampanye sosial bernama "Udah Nelpon Nyokap?" dan didukung oleh Danone Indonesia "Isi Piringku".

Sesi pertama acara menghadirkan Myrna Soeryo selaku Chief Community Officer Womanation dan Harry Setiawan Penggagas Udah Nelpon Nyokap? . Menurut ibu Myrna, Womanation ingin memberikan apresiasi kepada para ibu yang telah berjasa dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Sesuai dengan visi Womanation "Empower Woman, Empower Nation" yang ingin memberdayakan perempuan lain dengan berbagai bidang. Melalui kerjasama dengan mitra kampanye "Udah Nelpon Nyokap?" di mana dari hal kecil seperti menelpon dan menanyakan tentang apa yang sedang atau ingin ibu makan. Terlihat sepele ya, tapi bisa mengikat ikatan batin anak dan ibu lebih erat.

Ki-ka : Harry Setiawan, Myrna Soeryo dan MC

Apa hubungannya dengan nelpon nyokap dengan isi piring ya? Ohh mungkin nelpon nyokap sambil mengisi piring dengan makanan. Hmmm...jangan sok tahu deh. Biar lebih jelas simak yuk penjelasannya satu per satu ya...


Kampanye "Udah Nelpon Nyokap" Sebagai Pengingat Jasa Ibu

Siapa yang sudah nelpon ibu hari ini?  Ayo ngaku jujur deh. Saya akui jarang sekali hubungi ibu lewat telpon atau SMS. Saya berpikir ibu ada di rumah terus kok. Kalaupun pergi nggak jauh dan nggak lama. Lagipula rumah kontrakan saya dengan rumah ibu berdekatan. Jadi sering mondar-mandir ke rumah ibu juga. Kalau saya sedang ada urusan kadang anak-anak saya titipkan ke ibu. So, saya merasa ibu baik - baik saja di rumah. Ternyata menelpon ibu itu penting. Bukan hanya sekedar basa basi menanyakan kabar saja, tapi juga menggali ikatan yang lebih dalam dan lebih intim.

Munculnya ide kampanye Udah Nelpon Nyokap? ini berawal dari rasa kehilangan mas Harry setelah ibunya meninggal. Ia mengakui bahwa dulu jarang sekali menelpon ibu akibat kesibukan yang ia jalani. Malah ibunya yang sering menelpon ke kantornya. Sekedar menanyakan sudah makan atau belum atau seperti sedang mencari teman untuk diajak bicara. Sebelumnya mas Harry mengajak semua yang hadir untuk mengheningkan cipta sejenak, merenung akan perjuangan ibu selama ini terhadap anak-anaknya. Momen ini berhasil buat saya meneteskan air mata sambil diiringi lagu Mother How Are You Today? nya Maywood.


Udah Nelpon Nyokap? merupakan kampanye viral dan offline yang ditujukan untuk mengingat kembali betapa besarnya jasa ibu dalam kehidupan. Mengangkat kembali posisi ibu sebagai salah satu prioritas utama dalam keseharian serta menjadikan menelpon ibu sebagai salah satu kegiatan yang tidak hanya basa-basi namun bisa menggali sebuah ikatan yang lebih dalam dan mesra.

Kampanye ini diharapkan sebagai reminder kepada generasi milenial yang sangat mengandalkan gadget. Agar tetap menjaga kedekatan dan kehangatan hubungan antara ibu dan anak. Saling menjaga komunikasi satu sama lain. Gadget yang keren-keren itu jangan hanya digunakan untuk browsing dan update media sosial, tapi juga manfaatkan untuk komunikasi dengan orang tersayang, khususnya ibu.

Kalau kamu nelpon ibu apa yang ditanyakan? Kalau saya biasanya nih menanyakan sudah makan belum bu? Istirahat yang cukup ya bu atau jangan lupa diminum obatnya. Padahal bukan hanya sekedar itu saja. Ibu juga butuh tempat curhat, menuangkan segala isi pikiran terhadap anak-anaknya untuk saling mengisi. Oleh karena itu, selama ibu masih ada, sebisa mungkin kita menelpon ibu meskipun sibuk dengan kegiatan. Jangan sampai menyesal di kemudian hari. Kira-kira begitu pesan Mas Harry Setiawan.

Apa yang biasa kalian bawa saat pulang ke rumah untuk ibu? Kalau saya biasanya bawa makanan, sama kan? Toss. Saya juga nggak tahu kenapa harus makanan yang sering saya bawa untuk ibu. Kadang ibu suka bilanh sebelum saya pergi, "Nanti pulang bawa makanan ya". Jadi, kalau saya ingat saya belikan makanan kesukaannya. Menurut Psikolog Ajeng Raviando "Memberikan makanan disadari atau tidak adalah sebagai bentuk rasa kasih sayang kita terhadap ibu". Terlihat sepele tapi maknanya dalam. Tanpa harus berucap aku sayang ibu, memberikan makanan favoritnya sudah mewakili kata sayang tersebut.

Oh ya, program kampanye Udah Nelpon Nyokap? akan mulai aktif awal tahun 2018. Follow saja akun instagram @nelponnyokap untuk tahu lebih lanjut kegiatannya.


Bukan Lagi Slogan  "4 Sehat 5 Sempurna", Tapi "Isi Piringku" untuk Anak Usia 4 - 6 tahun

Masih mengenai makanan nih guys. Bukan hanya orang tua saja yang perlu diperhatikan makanannya, tapi juga untuk anak-anak khususnya usia 4-6 tahun. Karena di rentang usia ini anak dalam fase tumbuh kembang yang bagus, sudah sekolah TK atau PAUD dan waktu pengenalan yang tepat mengenai manfaat makanan bergizi, khususnya buah dan sayur. Di rentang usia ini juga anak-anak cenderung memilih makanan sendiri karena tidak suka makan buah dan sayur. Sebenarnya siapapun dan berapapun usianya harus memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi. Namun untuk 2 kategori ini (orang tua dan anak-anak) diberikan perhatian lebih karena ada korelasinya.

Ki-ka : Wailayati Ningsih, Aldis Ruslialdi dan
Ajeng Raviando

Dulu kita tahu tentang 4 sehat 5 sempurna sebagai patokan makanan sehat dan bergizi yang dipopulerkan oleh Prof. Poerwo Soedarmo (Bapak Gizi Indonesia) pada tahun 1950an. Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya ilmu pengetahuan gizi, slogan 4S dan 5S ini berubah menjadi gizi seimbang. 

Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.

Tahun 2014 Kementrian Kesehatan mengeluarkan grafis terbaru tentang Tumpeng Gizi dari yang sebelumnya. Di Amerika dan beberapa negara lain dikenal dengan sebutan piramida. Untuk menyesuaikan dengan adat budaya Indonesia maka disebut Tumpeng Gizi Seimbang (TGS).

sumber gambar pergizi

Bersamaan dengan acara Forum Pangan Asia Pasifik beberapa waktu lalu di Jakarta, Kemenkes mengumumkan tentang kampanye baru bernama "Isi Piringku". Apa pengertian Isi Piringku itu? Ibu Wailayati Ningsih - Senior Health and Nutrition Manager Danone Indonesia menjelaskan bahwa Isi Piringku merupakan kegiatan kampanye pangan yang digagas oleh pemerintah dan didukung secara aktif oleh Danone Indonesia karena sejalan dengan gerakan Alimentation Revolution atau Revolusi Pangan Danone.

Isi Piringku memiliki konten 50% karbohidrat dan protein  (1/3 protein dan 2/3 karbohidrat) dan 50% sisanya untuk buah dan sayur. Dalam 4 sehat 5 sempurna susu dijadikan penyempurna dalam slogan tersebut. Namun sekarang susu masuk ke dalam golongan protein hewani dan masih banyak bahan pangan yang bisa jadi penyempurna. Isi Piringku juga menekankan pentingnya membatasi gula, garam dan lemak dalam konsumsi sehari-hari.
  • Gula         = 4 sendok makan/hari
  • Garam     = 1 sendok teh/hari
  • Lemak = 5 sendok makan minyak goreng/hari

Agar menjadi pola gizi seimbang, jangan lupa minum air putih yang cukup minimal 8 gelas sehari, aktivitas fisik minimal 30 menit, dan memantau berat badan serta cuci tangan sebelum makan. Sama ya dengan tambahan pedoman gizi seimbang. Utamakan sumber pangan lokal ya. Bagaimana gambaran Isi Piringku yang dimaksud? 


Ini isi piringku

Program Isi Piringku juga mengedukasi guru dari 100 PAUD  terpilih yang tersebar di 12 kabupaten dan kota seperti Tangerang, Sukabumi, Bogor, DKI Jakarta, Subang, Kupang, Mojokerto dll. Kampanye Isi Piringku menargetkan usia 4 - 6 tahun karena pada masa pra sekolah anak memerlukan asupan makanan dalam jumlah dan gizi yang cukup. Pada masa inilah pertumbuhan dan perkembangan motorik, kognitif dan sosial ekonomi melesat cepat. Pemahaman pangan dan gizi dimulai sejak dini agar tertanam dengan baik hingga dewasa.

Aldis Ruslialdi - Nutritionist mengatakan bahwa pengenalan asupan nutrisi seimbang pada anak memang harus dilakukan sejak dini. Karena nutrisi adalah sumber energi yang bisa digunakan untuk beraktivitas seperti belajar dan bermain. Bersumber dari berbagai jenis makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral yang bisa diserap oleh tubuh. Jika tidak dapat terpenuhi nutrisinya maka akan berpengaruh pada organ dalam tubuh sehingga menurunkan imunnya dan segala aktivitas anak. Anak pintar dan sehat karena pencernaannya juga sehat.

Banner Isi Piringku

Ada 4 pilar yang harus diperhatikan dalam membuat makanan yang sehat yakni :
  1. Belanja sehat. Utamakan belanja di tempat atau corner yang pengolahannya lebih lama. 
  2. Penyimpanan. Usahakan makanan yang mau diolah atau dimakan di tempat yang mudah diambil.
  3. Pengolahan. Cara memasak sayur dengan daging pastinya berbeda. Kalau sayur tidalk boleh terlalu lama dimasak, sedangkan daging harus lama agar benar - benar yakin matang.
  4. Penyajian. Sesuaikan dengan Isi Piringku menu yang kita makan dalam sekali saji.

Bagi saya tiada makanan yang enak selain masakan ibu di rumah. Meskipun ibu hanya masak sayur asem dan tempe orek, tapi kelezatan yang terasa berasal dari rasa cinta ibu terhadap anak-anaknya. Dari makanan turun ke hati. Pokoknya selalu jatuh hati dengan masakan ibu.

Semoga sinergi 2 kampanye yang berlangsung ini diharapkan dapat menghasilkan  nilai dan respon positif di masyarakat. Ibu menjadi tonggak utama dalam segala kegiatan di rumah. Salah satu tugas ibu adalah memberikan asupan makanan yang sehat dan bergizi seperti menu Isi Piringku. Anak Indonesia cerdas berawal dari pemenuhan kebutuhan nutrisi seimbang. Kamu Udah Nelpon Nyokap, belum?


***

6 komentar

  1. aku jarang nelp ibuku, soale seringnya video call mak

    klopun aku telp ibuku pasti karena lagi ada urgent, misalnya aku lagi di pasar trus telp ibuku mau nitip apa, kalo video call di pasar suaranya kurang jelas

    BalasHapus
  2. semoga isi piringku bisa membuat anak Indonesia semakin sehat ya.
    Ayo telpon ibu :)

    BalasHapus
  3. Duh, tamparan keras buat aku yang kadang suka nggak komunikasi sama ibu. Padahal rumahku tetanggaan. Hiks. Isi piringku ketahuan deh nggak sehat dan seimbang. Hehehe, mungkin perlu makan masakan ibu biar sehat. Hihihi

    BalasHapus
  4. Suka sama campaign : udah nelpon nyokap, simpel tapi penting ya :)

    BalasHapus
  5. Iyo, masakan Ibu emang tiada duanya...paling enak dan nikmat hehe. Salut buat para Ibu yang selalu berusaha menyajikan beragam masakan untuk anak-anaknya. Setuju kalau Ibu memiliki peranan yang banyak juga menentukan masa depan anak melalui pemberian asupan yang bergizi :)

    Aku udah nelpon Ibu dunk, sampaai ngikik bersama dan rindu masakannnya haha

    BalasHapus