Semakin banyak obat, pangan dan produk yang beredar di sekitar masyarakat. Namun belum tentu bagus kualitasnya. Bahkan ada istilah barang KW, kualitas yang tidak 100% mutunya. Bentuk dan kemasan dibuat semirip mungkin sebagai daya tarik masyarakat untuk membeli. Memang orang paling suka dengan harga yang lebih murah dibandingkan beli di toko yang harganya jauh lebih mahal. Istilahnya yang penting gaya 😊. Kalau ada kejadian yang tidak diinginkan, bagaimana? Misalnya beli obat ternyata palsu atau makanan ternyata berbahaya bagi kesehatan.
Nah, mayoritas masyarakat belum tahu harus kemana jika ada keluhan atau pertanyaan seputar mutu produk-produk yang ada. Dalam hal ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM ) yang berwenang untuk mengelolanya. BPOM merupakan lembaga pemerintah non kementerian yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintahan dibidang pengawasan obat dan makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BPOM berada di bawah & bertanggung jawab kepada Presiden juga berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan.
Selasa, 21 Februari 2017 saya dan rekan bloggers mendapatkan kesempatan menghadiri open house BPOM dengan agenda kunjungan ke contact center dan laboratorium BPOM. Sebelum diajak berkeliling, sedikit paparan tentang layanan pengaduan dan informasi konsumen BPOM melalui contact center oleh Kepala Biro Hukum dan Humas, Riati Anggraini, SH, MARS, M.HUM. Beliau mengatakan secara rutin BPOM melakukan pengawasan obat dan makanan dan jika ada sesuatu yang mencurigakan terhadap obat dan makanan yang ditemui bisa segera hubungi contact center BPOM.
Disambung penjelasan tentang laboratorium pusat pengujian obat & makanan nasional oleh Kepala Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN) Drs. Tepy Usia, Apt, M.Phil, Phd. Semua obat dan makanan harus diuji ke laboratorium agar terjaga keamanannya. Di tiap propinsi pasti ada laboratorium pengujian obat dan makanan dan sudah terkareditasi ISO 17025 diakui secara nasional dan internasional, bahkan WHO juga mengakui akreditasi laboratorium.
Ini yang ditunggu-tunggu, bisa melihat langsung ruangan contact center dan laboratorium-laboratorium yang ada di BPOM. Tiap peserta dibagi beberapa kelompok agar bisa bergantian. Ruangan yang saya datangi pertama contact center. Ada di gedung belakang dan terletak di lantai 2. Saya pikir akan ada banyak karyawan yang bekerja, tapi setelah saya masuk ruangan hanya ada 6 orang wanita yang duduk berhadapan qubiclenya.
Layanan contact center beroperasional dari Februari 2014. Mayoritas yang menghubungi contact center menanyakan tentang pemahaman prosedur dan informasi dokumentasi. Untuk keluhan obat dan makanan masih minim. Jam operasional contact center mulai dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore (hari kerja), lewat dari jam operasional dialihkan ke mobile phone. Sebelum terjun langsung dengan penelpon, para agent diseleksi dan ditraining dulu. Salah satu syaratnya yaitu para lulusan farmasi.
Pindah ke gedung lainnya, saya mengunjungi laboratorium pertama yaitu laboratorium obat tradisional, kosmetik dan produk komplemen yang berada di lantai 1. Bertemu dengan kepala laboratorium yaitu ibu Hermini. Segala macam obat herbal, kosmetik dan produk komplemen diuji di lab ini. Waktu perolehan hasilnya pun tergantung dengan proses ujinya. Sayangnya para blogger tidak diperbolehkan mengambil foto di area laboratorium.
Laboratorium kedua yaitu bidang pangan yang berada di lantai 2. Di sudut lorong laboratorium terpajang beberapa sample produk makanan dan minuman yang pernah diuji coba. FYI, saya juga baru tahu si, kalau kerupuk berwarna merah yang biasa dimakan sebagai pelengkap lontong sayur padang memakai pewarna tekstil. Oleh karena itu tidak boleh diedarkan lagi. Ayo, kamu pernah makan engga 😊.
Pindah ke lantai 3 mengunjungi laboratorium bidang produk terapeutik dan bahan berbahaya bertemu dengan ibu Mira. Di lab ini menguji berbagai macam jenis napza/sejenis narkoba, nikotin dalam rokok, juga kualitas dari kondom dan popok sekali pakai. Ada 2 pegawai lab saat itu sedang memisahkan beberapa kondom yang akan diuji. Menurut bu Mira, untuk satu merek kondom diuji sebanyak 300 sample. Jadi dari 300 sample tersebut harus ada 1 yang kualitasnya bagus (tidak bocor).
Kunjungan ini sangat bermanfaat sekali buat saya pribadi. Jadi lebih mengetahui tentang layanan pengaduan BPOM bagi masyarakat dan bagaimana proses uji coba obat dan makanan yang beredar. Sudah seharusnya sebagai masyarakat yang cerdas dan tetap aware dengan produk - produk yang beredar. Jaman sekarang sangat sulit memeriksa suatu produk dengan kasat mata. Harus diteliti lebih dalam. Oleh karena itu, jangan ragu untuk menghubungi layanan pengaduan dan informasi konsumen ke contact center BPOM di 1500533 (tarif lokal) atau bisa hubungi email dan social media BPOM. Ingat, satu tindakan untuk masa depan, baca label sebelum membeli 😊.
Drs. Tepy Usia |
Ini yang ditunggu-tunggu, bisa melihat langsung ruangan contact center dan laboratorium-laboratorium yang ada di BPOM. Tiap peserta dibagi beberapa kelompok agar bisa bergantian. Ruangan yang saya datangi pertama contact center. Ada di gedung belakang dan terletak di lantai 2. Saya pikir akan ada banyak karyawan yang bekerja, tapi setelah saya masuk ruangan hanya ada 6 orang wanita yang duduk berhadapan qubiclenya.
gambaran prosedur layanan pengaduan dan informasi |
Suasana ruangan contact center BPOM |
Pindah ke gedung lainnya, saya mengunjungi laboratorium pertama yaitu laboratorium obat tradisional, kosmetik dan produk komplemen yang berada di lantai 1. Bertemu dengan kepala laboratorium yaitu ibu Hermini. Segala macam obat herbal, kosmetik dan produk komplemen diuji di lab ini. Waktu perolehan hasilnya pun tergantung dengan proses ujinya. Sayangnya para blogger tidak diperbolehkan mengambil foto di area laboratorium.
Laboratorium kedua yaitu bidang pangan yang berada di lantai 2. Di sudut lorong laboratorium terpajang beberapa sample produk makanan dan minuman yang pernah diuji coba. FYI, saya juga baru tahu si, kalau kerupuk berwarna merah yang biasa dimakan sebagai pelengkap lontong sayur padang memakai pewarna tekstil. Oleh karena itu tidak boleh diedarkan lagi. Ayo, kamu pernah makan engga 😊.
Pindah ke lantai 3 mengunjungi laboratorium bidang produk terapeutik dan bahan berbahaya bertemu dengan ibu Mira. Di lab ini menguji berbagai macam jenis napza/sejenis narkoba, nikotin dalam rokok, juga kualitas dari kondom dan popok sekali pakai. Ada 2 pegawai lab saat itu sedang memisahkan beberapa kondom yang akan diuji. Menurut bu Mira, untuk satu merek kondom diuji sebanyak 300 sample. Jadi dari 300 sample tersebut harus ada 1 yang kualitasnya bagus (tidak bocor).
Foto dari dok.BPOM |
Kunjungan ini sangat bermanfaat sekali buat saya pribadi. Jadi lebih mengetahui tentang layanan pengaduan BPOM bagi masyarakat dan bagaimana proses uji coba obat dan makanan yang beredar. Sudah seharusnya sebagai masyarakat yang cerdas dan tetap aware dengan produk - produk yang beredar. Jaman sekarang sangat sulit memeriksa suatu produk dengan kasat mata. Harus diteliti lebih dalam. Oleh karena itu, jangan ragu untuk menghubungi layanan pengaduan dan informasi konsumen ke contact center BPOM di 1500533 (tarif lokal) atau bisa hubungi email dan social media BPOM. Ingat, satu tindakan untuk masa depan, baca label sebelum membeli 😊.
***
Catet ah nomornya. Soalnya sering nemu obat atau kemasan produk toiletris yang meragukan. Makasih infonya mbak
BalasHapusSave mba di HP atau kertas. Pasti berguna banget kedepannya
HapusNomornya dibuat biar gampang diingat yaa. Penting nih kalau ada produk2 yang mencurigakan
BalasHapusNomornya cantik ya mba Maya...
Hapussangat bermanfaat nih informasinya .....
BalasHapussemoga bermanfaat buat yang lain
HapusHalo BPOM ini penting dososialisasikan agar masyarakat tahu kemana mencari info
BalasHapusBetul banget bun.Biar masyarakat "melek" kesehatan
Hapus