Kopi menjadi komoditi primadona di Indonesia. Terkenal dengan keanekaragaman dan kualitasnya, Indonesia salah satu penghasil kopi terbesar di dunia, dengan berbagai varietas seperti Arabika, Robusta atau Liberika. Dari berbagai jenis kopi tersebut terdapat pada kopi lokal yang kita punya. Secara kualitas dan kuantitas nggak diragukan lagi tentunya.
Menjamurnya kedai kopi bertanda bahwa kopi bisa jadi "lahan basah" mendulang cuan. Dalam sehari saja sekitar ada 2,25 miliar dan dalam setahun ada 500 miliar kopi dikonsumsi orang seluruh dunia. Kebayang kan betapa untungnya membuat bisnis minuman perkopian. Namun, jangan cuma dinilai dari segi bisnisnya saja, tapi mempraktekan juga model ekonomi berkelanjutan.
Untuk pertama kalinya, Eco Blogger Squad (EBS) mengadakan offline workshop sesi 1 bertemakan "𝙉𝙖𝙩𝙪𝙧𝙚'𝙨 𝘽𝙤𝙪𝙣𝙩𝙮 : 𝙒𝙝𝙚𝙣 𝙔𝙤𝙪𝙣𝙜 𝙋𝙚𝙤𝙥𝙡𝙚 𝘾𝙧𝙖𝙛𝙩 𝙎𝙪𝙨𝙩𝙖𝙞𝙣𝙖𝙗𝙡𝙚 𝙒𝙤𝙣𝙙𝙚𝙧𝙨 𝙬𝙞𝙩𝙝 𝙇𝙤𝙘𝙖𝙡 𝘾𝙤𝙛𝙛𝙚𝙚 #𝙆𝙤𝙥𝙞𝙇𝙤𝙠𝙖𝙡𝙅𝙪𝙖𝙧𝙖" bersama 21 peserta terpilih berlokasi di Anomali Coffee, Setiabudi One, Jakarta, hari Minggu tanggal 27 Oktober 2024. Menghadirkan 3 narasumber yang hatam membahas tentang kopi lokal, yaitu :
- Noverian Aditya - Founder Java Kirana
- Donna Elvina Amelia - Head of Indonesia Coffee Academy, Anomali Group
- I Putu Yoko Permana - Barista & Coffee Enthusiast
Kopi yang selama ini kita konsumsi punya perjalanan panjang dari hulu ke hilir. Mulai dari penanaman sampai ke penyajiannya. Dari 3 jenis kopi yang tumbuh di Indonesia, hanya robusta dan arabika yang bertahan tumbuh di wilayah Indonesia. Robusta dapat tumbuh di ketinggian 400-700 mdpl, sedangkan arabika di ketinggian 1000-2000 mdpl.
Walaupun menjadi komoditas terbesar kedua di dunia yang memiliki peranan penting, terutama sebagai sumber devisa, sumber pendapatan petani kopi, penyediaan lapangan kerja atau pelaku ekonomi lainnya, kalau tidak ada yang inisiatif untuk meregulasinya dari hulu ke hilir, maka industri kopi lemah. Oleh karena itu, Java Kirana menjadi jembatan dalam industri kopi bukan hanya mengurus bisnisnya saja, namun sampai menjaga lingkungan.
Java Kirana merupakan perusahaan social entrepreneur yang berfokus pada pemrosesan kopi pascapanen dan bekerja sama dengan petani kopi di seluruh Indonesia untuk lebih meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi. Karena kualitas kopi dilihat dari pengolahan pascapanennya. Pengolahan pascapanen itu mulai dari masih buah kopi (coffee cherry), pembersihan, pengeringan, fermentasi, biji kopi, dan penyangkalan (roasting).
Java Kirana punya program buat petani kopinya seperti sekolah penyuluh kopi, membantu meningkatkan standar kopi, membantu mengembangkan komoditas kopi, dan budidaya tumpangsari. Java Kirana juga membuka pabrik pengolahan biji kopi dan membuka lowongan pekerjaan hijau di sektor pertanian.
Perusahaan pengolahan kopi yang berlokasi di Bogor ini mengedepankan ekonomi restoratif. Dalam buku "Saatnya Ekonomi Restoratif" dari penerbit Center of Economic of Law Studies (CELIOS) ada 3 macam model ekonomi yaitu ekonomi konvensional, ekonomi sirkular dan ekonomi restoratif. Penjelasannya sebagai berikut:
- Ekonomi sirkular bertumpu pada pertumbuhan, sumber dayanya diekstraksi, barangnya diproduksi dan digunakan, lalu dibuang menjadi limbah (ambil-bikin-buang).
- Ekonomi sirkular bertumpu pada pemakaian ulang dengan pemakaian sumber daya dipertahankan selama mungkin, berfokus pada pengurangan limbah dan penggunaan kembali material.
- Ekonomi restoratif menjadikan kesejahteraan manusia, alih-alih uang, sebagai titik awalnya. Membawa konsep ekonomi sirkular, namun ada upaya aktif dalam memulihkan dan meregenerasi ekosistem serta memprioritaskan kesejahteraan sosial di samping pertumbuhan ekonomi.
Java Kirana membantu petani kopi seperti Kang Gepeng yang mengembangkan kopi lokal Purwakarta |
Ekonomi restoratif merupakan konsep ekonomi yang berfokus pada pemulihan dan regenerasi sumber daya alam, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat berkelanjutan. sosial. Ekonomi restoratif berupaya untuk memperbaiki hubungan manusia dengan alam, memastikan bahwa kegiatan ekonomi tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem.
Java Kirana berusaha menjaga 3 hal yaitu people social, menyejahterakan petani kopi dan mengatur penanaman kopi secara langsung. Planet environmental, penanaman dengan pupuk organik, pengolahan sumber daya dan limbah, pembatasan bahan kimia. Profit financial, bertujuan untuk pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan dan bertujuan untuk mencapai produktivitas dan efisiensi yang unggul.
Siapa yang pernah ngopi di Anomali Coffee? Saya mengenalnya sebagai kedai kopi pada umumnya, tapi setelah ikut workshop ini, saya baru paham kalau Anomali Coffee banyak menyediakan kopi lokal. Kak Donna Elvina Amelia mengenalkan PT Kopi Asli Indonesia, Indonesia Coffee Academy dan PIJAK sebuah upaya yang dilakukan Anomali Group dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan kopi berkualitas tinggi di Indonesia.
Anomali Coffee berfokus pada mengurasi dan mempromosikan biji kopi lokal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Bekerja sama langsung dengan para petani kopi untuk menghasilkan kualitas dan keberlanjutan produk. Seperti visi misinya, Anomali Coffee ingin mengenalkan kualitas kopi lokal melalui edukasi dan pengalaman kepada konsumen.
7 Steps from Seed to Cup yang diterapkan dan dipastikan oleh Anomali Coffee dalam memastikan kualitas kopi yang disajikan kepada para pelanggan. Langkah-langkah ini dilakukan dengan standar tinggi dari awal hingga akhir menjadi secangkir kopi.
Anomali Coffee mempunyai kemitraan dengan petani kopi bernama Coffee Farmers Anomali Partnership. Kemitraan ini sebagai kunci utama dalam upaya menyediakan biji kopi yang berkelanjutan. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain pelatihan dan edukasi, harga yang adil, dukungan infrastruktur, akses ke pasar, praktek pertanian ramah lingkungan dan tranparansi.
Salah satu kopi lokal kemitraan Anomali Coffee yaitu Jawa Gunung Halu Coffee memenangkan penghargaan dari Agency for the Valorization of the Agricultural Products (AVPA) kontes kopi dunia di Paris.
Anomali Coffee juga berkolaborasi dengan LTKL dan Sebumi serta komoditi lain seperti buah maram dan nanas untuk dijadikan suatu produk yang dapat disajikan kepada pelanggan Anomali Coffee.
Kemasan yang digunakan Anomali Coffee seperti cup, sedotan atau wadah menggunakan bahan yang ramah lingkungan terbuat dari singkong dan mudah hancur di tanah.
Saatnya membuat kopi dari baristanya langsung, I Putu Yoko Permana. Ini suatu kejadian yang unik,sebelumnya saya pernah bertemu dengannya di acara expo suatu bank di JCC. Dia mengajarkan cara membuat latte art pada kopi. Sulit juga kalau bukan profesional dan saya cuma sebagai penikmat kopi saja.
Di acara ini, ia mengenalkan 2 tipe ekstraksi membuat kopi manual brew, ada pour over dan immersion. Semua peserta EBS yang datang diajarkan dan praktik langsung buat kopi menggunakan tipe pour over. Kopi yang digunakan dari biji kopi Bogor dan Gunung Halu. Saya pilih yang biji kopi Bogor.
Workshop offline EBS pertama ini nggak cuma dapat ilmu bermanfaat seputar kopi, tapi juga ada bagi-bagi hadiah, doorprize buat peserta online dan offline yang beruntung. Alhamdulillah saya kebagian dapat hadiah saldo e-wallet.
Kesimpulannya, peran kopi dalam ekonomi restoratif sangat ideal dalam konsep model ekonomi berkelanjutan. Proses dari hulu ke hilirnya menguntungkan semua aspek (people, planet environmental, profit financial) yang dilakukan oleh Java Kirana. Kopi yang kita nikmati setiap hari punya proses panjang yang dikurasi dan dipastikan kualitasnya oleh Anomali Coffee. Sebagai orang muda mesti memahami ini. Kopi bukan sekadar komoditi primadona saja, tapi berkontribusi dalam keberlanjutan sumber daya dan pertumbuhan ekonominya.
***
Sumber refrensi :
https://indonesiamajubareng.org/apa-itu-ekonomi-restoratif
E-book : Saatnya Ekonomi Restoratif (CELIOS) 2024
Tidak ada komentar