Setelah menjadi seorang ibu, saya jadi paham tentang pentingnya jaga asupan gizi, terutama untuk anak-anak. Makan sehat itu bukan dari menu yang mahal, tapi dari menu keluarga sehari-hari yang bahan-bahannya bisa beli di pasar dan dimasak sendiri. Karena jika kekurangan gizi anak bisa mengalami malnutrisi.
Malnutrisi pada anak adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dan upaya bersama, terutama di 1000 hari pertama kehidupan anak. Oleh karena itu, perlu kesadaran atas dampak dari malnutrisi terhadap kualitas hidup manusia dari dalam kandungan. Sosialisasi dan edukasi penting digaungkan untuk menanggulangi malnutrisi.
Pekan Sadar Malnutrisi (Malnutrition Awareness Week/MAW) 2024, Perhimpunan Nutrisi Indonesia (Indonesian Nutrition Association/INA) melakukan berbagai kegiatan dengan menjadi salah satu duta kegiatannya. Kegiatan ini diselenggarakan oleh American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN) sejak 2017.
Tahun 2024 ini, MAW dilaksanakan pada tanggal 16 - 20 September dengan melakukan kegiatan edukasi atau sosialisasi kepada masyarakat mengenai dampak dan pencegahan malnutrisi didukung oleh Nutricia Sarihusada dengan tema ‘Wujudkan Indonesia Sehat dengan Cegah Malnutrisi Sedari Dini' seperti media workshop yang diadakan pada 17 September 2024 di Jakarta bersama para narasumber yaitu :
- Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K) – Presiden Indonesian Nutrition Association (INA).
- Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB – Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
- Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH – Medical & Scientific Affairs Director Nutricia Sarihusada.
Malnutrisi dapat mencakup wasting, anemia, stunting dan obesitas. Bagaimana tidak serius masalah gangguan kesehatan ini? Menurut hasil Laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Kementerian Kesehatan RI, angka nasional prevalensi stunting tahun 2023 sebesar 21,5%, yang artinya hanya turun 0,1% jika dibandingkan tahun 2022 yakni sebesar 21,6%.
Selain itu, berdasarkan laporan Food and Agriculture Organization (FAO) kasus malnutrisi di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu menduduki peringkat ketiga di Asia Tenggara. Faktor kemiskinan, kurangnya akses terhadap pangan bergizi, rendahnya pengetahuan tentang gizi, serta ketidakmerataan layanan kesehatan menjadi penyebab utama dari malnutrisi di berbagai wilayah Indonesia.
Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K) menjelaskan "Perlu diketahui, riset dari Center for Indonesian Studies (CIPS) menyebutkan bahwa 21 juta masyarakat atau setara 7% dari total populasi penduduk Indonesia, kekurangan gizi dengan asupan kalori per kapita harian di bawah standar Kementerian Kesehatan yang sebesar 2.100 kkal. Malnutrisi, jika tidak dikenali dan diobati, dapat memperburuk kondisi kesehatan individu, terutama mereka yang berisiko seperti orang tua, penderita penyakit kronis, dan pasien dengan infeksi. Malnutrisi bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik dan meningkatkan risiko kematian, tetapi juga memiliki konsekuensi ekonomi yang signifikan, seperti peningkatan biaya rawat inap dan rehabilitasi. "
Adanya Pekan Sadar Malnutrisi bisa mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berdiskusi mengenai status gizi mereka dengan tenaga kesehatan, terutama saat di rumah sakit. Ketika malnutrisi tidak terdeteksi sejak awal dan tidak diobati, maka pasien dirawat lebih lama dan 2 kali lipat berisiko memerlukan rehabilitasi serta meningkatkan angka kematian 2,3 kali.
Akademisi punya peran dalam deteksi dan mengentaskan malnutrisi meliputi edukasi, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, inovasi teknologi dan metodologi, serta kebijakan dan advokasi.
Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB memaparkan bahwa malnutrisi bukan hanya kekurangan gizi. "Pengertian Malnutrisi menurut WHO adalah kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi maupun nutrisi seseorang. Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai gangguan biologi pada orang yang mengalami malnutrisi. Malnutrisi sering kali terjadi underdiagnosis, sehingga penanganan menjadi terlambat dan ini berdampak pada kegagalan dalam proses penyembuhan dan berujung pada peningkatan morbiditas dan kematian."
Malnutrisi menyebabkan asupan yang tidak adekuat, komplikasi lebih banyak dan masa penyembuhan lebih lama. Saat malnutrisi, terjadi proses penghancuran lean body mass untuk melepaskan asam amino untuk proses glukoneogenesis dan ada penurunan sistem imunitas sehingga timbul penurunan mental, kekuatan otot menurun, dan fungsi jantung terganggu.
Dampak dari malnutrisi antara lain :
- Kerentanan terhadap penyakit
- Gangguan pernapasan
- Kerugian ekonomi
- Gangguan kekebalan tubuh
- Penurunan kemampuan mental
Penilaian malnutrisi meliputi anamnesis dengan mengetahui asupan nutrisi yang dikonsumsi. Pemeriksaan fisik dengan pengukuran antropometri yaitu mengukur indeks massa tubuh (IMT) normalnya di angka 18,5-24,. Untuk mendeteksi lebih awal, malnutrisi dapat dipantau melalui perangkat teknologi seperti aplikasi mobile untuk skrining gizi. Lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui hematologi, biokimia, dan balans nitrogen. Kebijakan dan advokasi melaui kementerian kesehatan, kementerian sosial, BPOM dan gizi nasional.
Sebenarnya malnutrisi dapat dicegah dan termasuk langkah krusial untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan optimal pada anak. "Nutricia Sarihusada, sebagai perusahaan yang fokus pada nutrisi, berkomitmen untuk terus berkontribusi melalui berbagai produk nutrisi, riset dan inisiatif sosial guna mencegah malnutrisi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia,” tutup Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH.
Untuk menciptakan isyarat yang mendorong tindakan pencegahan (cues to action) dan membangun keyakinan pada setiap individu dan keluarga bahwa mereka mampu memenuhi kebutuhan gizi yang tepat (self-efficacy).
Namun, upaya ini tidak dapat dilakukan sendirian. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, organisasi non-profit, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pencegahan malnutrisi. Nutricia Sarihusada, sebagai perusahaan yang fokus pada nutrisi, berkomitmen untuk terus berkontribusi melalui berbagai produk nutrisi, riset dan inisiatif sosial guna mencegah malnutrisi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Pekan Sadar Malnutrisi 2024 membuka wawasan saya lagi terhadap pentingnya menjaga asupan gizi. Terutama pada anak-anak karena dalam masa pertumbuhan. Malnutrisi dapat dicegah sejak dini bahkan dari dalam kandungan dengan memperhatikan asupannya. Pengentasan malnutrisi butuh kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, tenaga kesehatan, serta masyarakat umum, guna bersama-sama menggalakkan edukasi dan intervensi gizi.
Semoga para orang tua dapat menerima informasi lebih luas dan mudah lagi mengenai pencegahan malnutrisi agar tercapai target pemerintah dalam menuju Indonesia Emas 2045 dan terwujud Indonesia sehat dengan cegah malnutrisi sedari dini.
Tidak ada komentar