Survey Pemberian ASI dan Kendala Pada Ibu Menyusui di JaBoDeTaBek

Tidak ada komentar
ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan terbaik untuk bayi karena mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tuhan YME telah menyiapkan ASI dalam tubuh ibu sejak masa kehamilan. Namun, masih banyak ibu yang belum paham tentang literasi pemberian ASI untuk bayi khususnya usia 0-6 bulan atau ASI Eksklusif.

Menilik permasalahan itu, kerjasama Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat (KOPMAS),  Nutrisi Keluarga, YAICI, dan RS Permata Depok mengadakan survey tentang pemberian ASI dan kendala pada ibu menyusui di Indonesia. Hasil surveynya ditunjukkan lewat forum diskusi "Hasil Survey Pemberian ASI, Kendala dan Fakta Pemenuhan ASI Eksklusif" pada hari Selasa, 19 Maret 2024 di Hotel Dafam, Jakarta Pusat bersama 3 narasumber :
  1. Yuli Supriati, Sekjen KOPMAS
  2. Dr Agnes Tri Harjaningrum, Sp.A., - Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Permata Depok
  3. Prof. Tria Astika Endah Permatasari S.KM.,MKM – Guru Besar Bidang Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat dan Ahli Nutrisi
survey dan fakta pemberian ASI
Sebagai ibu berpengalaman yang pernah hamil dan menyusui 4 anak, saya merasa sedih melihat hasil surveynya yang sangat mencengangkan. Terlebih surveynya dilakukan di wilayah JaBoDeTaBek yang bisa dibilang daerah strategis. Ironi sekali kondisinya untuk ibu menyusui yang tinggal di daerah itu. Walaupun tidak termasuk responden, tapi saya tinggal di Depok yang masuk dalam jangkauan surveynya.

Beberapa latar belakang jadi acuan terlaksananya survey ini antara lain :
  • Ketentuan Pasal 129 ayat (2) UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pemerintah membuat PP tentang pemberian ASI Eksklusif.
  • Berdasarkan PP No.33 Tahun 2012, ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.
  • ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selam 6 bulan tanpa menambahkan dan atau menggantikan dengan makanan atau minuman lain.
  • Bila ibu mengalami indikasi medis (sakit), ibu tidak ada atau ibu terpisah dari bayi, maka bisa diberikan Susu Formula Bayi.
  • Kendala memberikan ASI jangan sampai ibu salah memberikan susu bagi bayi usia 0-6 bulan seperti kental manis.

Fakta Hasil Survey

Dari survey ini menghasilkan data bahwa telah diikuti oleh 1301 respondens yang tersebar di JaBoDeTaBek dengan kriteria ibu dengan anak usia 0-59 bulan (0-5 tahun). Rentang usia mulai dari 19 hingga 35 tahun ke atas dan pendidikan dari tingkat SD hingga S2. Jenis pekerjaan dari status Ibu Rumah Tangga (IRT), profesi formal dan non profesi formal. Mirisnya didominasi oleh ibu rumah tangga sebanyak 68,3% (888 respondens). Survey dilakukan secara daring dan luring.

Dari jumlah 1301 respondens, sebanyak 61% atau sekitar 796 atau 1 dari 2 ibu memberikan ASI eksklusif dan 39% atau 505 atau 1 dari 3 ibu tidak memberikan ASI Eksklusif. Melihat hasil survey ini ternyata masih banyak ibu yang mau memberikan ASI eksklusif untuk bayinya, tapi tidak menutup kemungkinan dengan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif itu bagus. Pasti ada alasan dan kendalanya yang mesti digali.


Menyusui itu tidak tidak mudah lho. Ini suatu kegiatan rutin yang menguras energi seluruh jiwa dan raga. Makanya kalau ada yang bilang ASI itu gratis, sini saya kasih paham dulu dengan jajanin banyak makanan bergizi dan enak. Belum lagi ada komentar julid yang menambah gagalnya ibu memberikan ASI eksklusif. Malah jadi menguras emosi.

Bukti survey juga membuktikan sebanyak 27,5% dari 505 respondens ibu terkendala memberikan ASI eksklusif di usia bayi 0-1 bulan dan 85,7% ibu memberikan susu formula, tentunya sudah direkomendasikan dari tenaga kesehatan. 

Bagaimana jika ibu tidak bisa memberikan ASI eksklusif? Tentu ada alternatif asupan lain. Namun jangan  panik dulu jika ASI belum keluar selama 3 hari karena memang bertahap dan butuh stimulasi agar ASI mengalir deras.

 Jika ASI belum keluar juga selama 3 hari lebih, maka urutan pemberian yang benar yaitu ASI donor (dengan ketat skrining) lalu susu formula yang direkomendasikan tenaga media. Kacaunya masih ada juga ibu yang memberikan  asupan selain ASI atau susu formula.


Pemberian ASI nggak berhenti sampai usia bayi 6 bulan saja, tapi berlanjut hingga 2 tahun dengan dibarengi Makanan Pendamping ASI (MPASI) atau pemberian ASI parsial.  Pada tahap ini, ASI bukan lagi jadi asupan utama. Bayi butuh tambahan nutrisi dari makanan yang sesuai dengan menu gizi seimbang. Bahkan sekarang sedang gencar dalam pencegahan stunting.

Tidak semua bayi cocok mengkonsumsi susu formula yang berasal dari sapi. Karena beberapa bayi memiliki intoleran laktosa atau alergi susu sapi. Tahunya dari mana? Bayi akan muntah atau diare dan berat badannya juga nggak bertambah. Biasanya alergi diturunkan dari orang tua yang memiliki alergi seperti atopik. Maka alternatif susu yang bisa diberikan yaitu susu soya (kedelai) yang sudah diformulasikan atau ada aturan mainnya diberikan kepada bayi.

Pemberian susu formula jadi alternatif terakhir ibu ketika menemukan kendala dalam pemberian ASI kepada bayi. WHO pun juga menyatakan jika anak di bawah 1 tahun berikan susu formula, dari sapi atau kedelai (soya). Itu lebih baik daripada memberikan kental manis karena bukan susu. Ini yang masih banyak salah persepsi kalau kental manis itu susu.

Keberadaan kental manis itu sudah lama banget. Sejak awal itu pula masyarakat menganggap itu susu. Secara kalori bagus buat tubuh, namun yang dikhawatirkan komposisinya. Biasanya jika anak sudah konsumsi yang manis, maka jadi susah makan. Ibu merasa nyaman aja karena anak merasa kenyang.  Maka sekarang kental manis bukan dianggap susu lagi.













Tidak ada komentar