Gali Kekuatan Baik (Inner Strength) Dari Dalam Anak Bersama Biskuat Academy 2022

Anak-anak yang hidup di era sekarang bagai pisau bermata dua dengan segala tantangannya. Jika enggak punya kekuatan dari faktor internal dan eksternal, maka mereka bisa terjerumus ke arah yang kurang baik. Memang sebaiknya anak-anak diberikan bekal kekuatan dari dalam dulu agar bisa mampu mengatasi, melalui, dan kembali kepada kondisi semula setelah mengalami kejadian yang menekan atau disebut juga dengan resiliensi. Jadi, lebih baik gali kekuatan yang mana dulu biar anak tahan banting di setiap kondisi? Menurut saya kekuatan baik dari dalam (inner strength) yang dibangun dulu, maka akan berdampak ke lingkungan luar. 

Hidup di zaman yang berbeda menimbulkan jarak (gap) pemahaman antara generasi tua dan muda. Salah satunya teknologi, bagi generasi boomber sulit sekali menggunakan teknologi, contohnya ibu saya, lama sekali untuk memahami cara chat menggunakan WhatsApp. Lain hal dengan generasi millenial atau gen Z yang hidup dan sudah terkontaminasi kesehariannya dengan gawai dan internet. Tentunya ada kekurangan dan kelebihan di antara beda generasi. Kalau orang zaman dulu tahan banting dengan kondisi apa pun, berbeda dengan anak zaman sekarang yang mudah insecure dan galau meskipun menghadapi hal sepele. Itulah makanya membangun innger strength pada anak zaman now itu penting untuk kelanjutan hidupnya. 

Menurut psikologi anak, Kak Seto Mulyadi, inner strength atau kekuatan baik dari dalam merupakan kekuatan positif yang ada dalam diri setiap orang, apabila diasah dengan baik maka dapat menciptakan generasi yang kuat dan tangguh. Atau pengertian lainnya adalah kekuatan mental yang tercerminkan oleb kekuatan karakter yang ada pada setiap anak. Contohnya yaitu sikap pemberani, tanguh, baik hati, dan percaya diri. Tentu ini sangat penting diberikan kepada anak baik di dalam bidang akademik mau pun non akademik. Orang tua turut berperan penting dalam membangun kekuatan tersebut. 

Dalam bidang akademik, menggali kekuatan baik dari dalam yang bisa diberikan melalui motivasi dalam belajar. Angka bukan jadi patokan anak terlihat pintar, namun ketika anak merasa kurang semangat menghadapi mata pelajaran di sekolah, pemberian semangat yang dibutuhkan agar anak punga kekuatan berjuang dalam belajar. Sehingga nilai akademik pun meningkat. Saya enggak pernah menuntut anak harus bernilai bagus di sekolah, yang sedang-sedang saja, asal paham pelajaran yang diberikan oleb guru. Saya berikan sedikit kalimat pujian sekaligus penyemangat agar dia enggak merasa insecure. 

Kalau dalam bidang non akademik, gali kekuatan baik dari dalam dapat diperoleh dari olahraga, misalnya sepak bola. Menjadi pemain sepak bola yang andal enggak cuma punya keahlian menendang bola, sundul atau juggling, tapi juga memiliki karakter yang kuat & positif, khususnya pada generasi muda. Melalui olahraga sepak bola anak  dapat mengembangkan berbagai kekuatan baik dari dalam (inner strength) seperti berani, percaya diri, baik hati, dan tangguh, saat berinteraksi dengan orang lain maupun diri sendiri. Mantul kan! Apalagi sepak bola itu olahraga berupa team, di mana butuh kerja sama antar pemain.