Lengkapi dan Kejar Imunisasi Di Masa Pandemi Covid-19 untuk Sehatkan Keluarga Kini dan Nanti

28 komentar
Keluarga cemara mengatakan harta paling berharga adalah keluarga. Namun, pada masa pandemi Covid-19 yang paling berharga adalah kesehatan. Keduanya benar, sama-sama berharga untuk kita jaga. Menjaga kesehatan keluarga saat ini menjadi suatu tantangan tersendiri. Mengingat tiap individu mempunyai kekebalan tubuh yang berbeda. Sehingga jika terkena infeksi atau virus akan berbeda juga reaksinya. Melakukan pencegahan merupakan tindakan yang lebih efektif. Salah satunya dengan memberikan imunisasi. Ternyata 1,7 juta anak belum menerima imunisasi dasar lengkap pada 2019-2021 (Sumber: www.kompas.id).

Imunisasi rutin lengkap keluarga

Ingat ya besties, masa pandemi Covid-19 belum selesai. Masih banyak yang terpapar virusnya karena masih banyak juga yang belum vaksinasi. Padahal pemerintah sudah mencukupi ketersediaan vaksin sejak tahun lalu. Jenis vaksin yang tersedia sama saja manfaatnya, sama-sama memberikan perlindungan dari virus Corona. Walaupun akhirnya terkena juga, tapi tidak memperparah keadaan. Selama kurang lebih 2 tahun pandemi kewaspadaan orang tua untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan menurun, maka tidak sedikit orang tua belum melengkapi imunisasi  anak-anaknya. Bukan karena lalai, tapi karena efek dari pembatasan sosial yang diusulkan pemerintah membuat orang tua enggan datang ke fasilitas kesehatan karena takut terpapar virus, biaya vaksin mahal dan fasilitas kesehatan tidak beroperasi. Akibatnya bayi dan anak telat melengkapi imunisasi dasar yang direkomendasikan pemerintah. 

Selain menghadapi virus Corona masih ada penyakit berbahaya lainnya yang mengancam kesehatan anak seperti campak, difteri, polio, rubela, tetanus dll. Oleh karena itu,  para orang tua diminta untuk memeriksa kembali buku panduan imunisasi agar segera melengkapi serta mengejar imunisasi anak yang tertunda. Tentunya semua keluarga ingin anak, cucu, keponakan tidak sakit, tidak mengalami disabilitas atau meninggal. Apalagi kegiatan di luar mulai aktif kembali, pembelajaran tatap muka sudah diberlakukan dan sebentar lagi momen mudik lebaran yang pasti berkerumun berjam-jam di bus, pesawat atau kereta api. Ini sangat mudah buat anak terkena penyakit. Ini sangat mudah buat anak terkena penyakit. Kalau imunisasi anak belum lengkap ditambah protokol kesehatannya kendor, maka anak rentan terpapar virus.

Perbedaan Imunisasi dan Vaksinasi 

Perbedaan imunisasi dan vaksinasi

Ada yang tahu perbedaan antara imunisasi dan vaksinasi? Imunisasi dan vaksinasi memiliki arti yang berbeda, namun banyak orang yang masih menganggap sama artinya.  Imunisasi adalah proses panjang tubuh dalam membentuk antibodi agar bisa kebal terhadap suatu penyakit, sedangkan vaksinasi adalah kondisi tubuh mendapatkan vaksin atau obat vaksin oral dengan tujuan meningkatkan imun tubuh dalam menangkal suatu penyakit. Vaksin adalah "alat" nya. (Sumber : Kompas.com).

Jadi, misalnya ada seseorang yang terkena campak saat dewasa dan sudah pernah vaksin campak waktu usia 9 bulan dan 18 bulan, tapi dampaknya tidak begitu parah.  Itu berarti tubuhnya sudah membentuk antibodi melawan virusnya sehingga menjadi kebal. Maka imunisasinya bekerja dengan baik. Kalau vaksinasi seperti yang didapat dari suntikkan vaksin Covid-19. Bermanfaat untuk meningkatkan imun tubuh supaya menangkal penyakitnya. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri, jika seseorang bisa terkena penyakitnya meskipun sudah pernah imunisasi dan vaksinasi. Orang yang sudah vaksin Sinovac saja masih bisa terkena virus Corona, namun risiko keparahannya minim. 

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan", kata Plt. Dir. Pengelolaan Imunisasi, Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine (Sumber : https://www.kemkes.go.id)

Dalam rangka Pekan Imunisasi Dunia 2022, Direktorat Pengelolaan Imunisasi mengadakan Temu Blogger "Sehat Kini dan Nanti, Bersama Kita Imunisasi" pada hari Selasa, 12 April 2022. Pada kesempatan webinar ini saya jadi lebih paham mengenai imunisasi dasar atau imunisasi rutin lengkap, imunisasi pilihan, imunisasi kejar (catch up) sampai bagaimana kualitas keamanan vaksin yang tersedia. Informasi itu dipaparkan oleh 2 narasumber dokter : 
  1. Prof. Dr.dr.Soedjatmiko ,Sp.A(K), Msi
  2. Prof Dr.dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), M.TropPaed

Lengkapi dan kejar imunisasi anak

Prof. Dr.dr.Soedjatmiko ,Sp.A(K), Msi atau biasa dipanggil Eyang Miko menunjukkan data bahwa anak positif Covid-19 sebanyak 808.383, usia 0-5 tahun sebanyak 180.981 (3%) dan usia 6-18 tahun sebanyak 627.402 (10,4%). Jadi, rata-rata dalam 2 tahun terakhir ada 1078 anak positif per hari. Sedangkan anak yang meninggal akibat Covid sebanyak 1868, usia 0-5 tahun ada 934 (0,6%) dan usia 6-18 tahun ada 934 (0,6%). Tiap hari 2-3 anak meninggal dunia. 

Di samping itu, data vaksinasi Covid-19 nasional per tanggal 10 April 2022 membuktikan bahwa kelompok usia 6-11 tahun sebanyak 77,18% untuk dosis 1 dan 60,76% dosis 2,  sedangkan usia 12-17 tahun sebanyak 93,88% dosis 1 dan 80,11% dosis 2. Kalau dilihat dari data-data angka tersebut, cakupan target vaksinasi Covid-19 hampir tercapai. 

Kenapa orang tua harus melengkapi imunisasi? Karena kondisi imun tubuh bayi dan anak yang masih rentan, maka mudah terkena penyakit campak, rubella, tetanus, polio. Penyakit campak dapat menyebabkan radang paru, radang otak, cacat, hingga meninggal dunia. Tidak sedikit bayi dan anak yang mengalami sakit campak dari tahun 2012-2017. Lalu, rubella dapat menyebabkan kelainan jantung, buta, keterbelakangan mental, tuli. Biaya untuk perawatan karena rubella tidak murah. Hanya sampai usia 8 tahun saja bisa menghabiskan 619 juta/orang (Subdit Surveilans Kemenkes 2018).

Jadwal Imunisasi untuk Anak Usia 0-18 Tahun

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan jadwal imunisasi anak di akhir tahun 2020. Jadwal ini merevisi dari jadwal imunisasi tahun 2017 atas dasar pertimbangan dari WHO dan perkembagan penelitian vaksinasi secara global. 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep imunisasi dasar lengkap menjadi imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup, diperlukan imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang optimal (Sumber : www.kemkes.go.id )

Pelaksanaannya juga terbagi atas usia anak.  Jadwal imunisasi terbaru bisa lihat pada gambar di bawah ini. 

Jadwal imunisasi dasar anak
Sumber gambar dari TheAsianparent

Pembagian imunisasi berdasarkan usia anak sebagai berikut : 

1. Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi usia 0-11 bulan :
- HB0 1 dosis diberikan pada bayi berusia kurang dari 24 jam.
- BCG 1 dosis diberikan pada bayi usia 1 bulan.
- DPT-HB-Hib 3 dosis diberikan pada bayi usia 1 bulan.
- Polio tetes (OPV) 4 dosis diberikan pada bayi usia 3 bulan.
- Polio suntik (IPV) 1 dosis diberikan pada bayi usia 4 bulan.
- Campak Rubela 1 dosis diberikan pada bayi usia 9 bulan.

2. Imunisasi Lanjutan Baduta pada anak usia 18-24 bulan :
- DPT-HB-Hib 1 dosis
- Campak Rubela 1 dosis

3. Imunisasi Lanjutan Anak Sekolah Dasar/sederajat pad Program Tahunan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) : 
- Campak Rubela dan DT pada anak kelas 1.
- Td pada anak kelas 2 dan 5.

Kementerian Kesehatan juga mengadakan tambahan imunisasi campak rubela tanpa mengenal status imunisasi sebelumnya ke seluruh provinsi. Jadi tidak usah khawatir kelupaan pernah atau tidak pernah imunisasi, misal karena buku KIA hilang atau rusak. Anggap saja belum pernah. Nah, inilah imunisasi tambahan berdasarkan sasaran usia dan wilayah  : 
  • 9 bulan-15 tahun di provinsi Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kep.Riau, Riau.
  • 9 bulan-12 tahun di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. 
  • 9 bulan-59 bulan di Pulau Jawa 

Tahap 1 akan dilaksanakan mulai dari bulan Mei 2022 untuk wilayah pulau luar Jawa dan menyusul tahap 2 mulai bulan Agustus 2022 untuk pulau Jawa. 

Selain itu, ada pun imunisasi tambahan yang direkomendasikan oleh IDAI antara lain : 
  • Pneumokokus (PCV) 
  • Rotavirus
  • Influenza
  • Varisela
  • Hepatitis A
  • Tifoid
  • Japanese Encephalitis (JE)
  • Measles, Mumps, Rubella (MMR)
  • Human Papiloma Virus (HPV)

Imunisasi rutin lengkap bisa didapatkan di fasilitas kesehatan seperti puskesmas, posyandu, klinik, atau rumah sakit dan gratis. Kalau imunisasi tambahan belum gratis alias bayar mandiri dan hanya ada di klinik atau rumah sakit. Kabarnya vaksin PCV mulai bertahap digratiskan. Beberapa imunisasi ada yang mesti diulang (booster) karena kadar antibodinya menurun seiring berjalannya waktu. Bagi anak 6-17 tahun dianjurkan vaksin Covid sebanyak 2 kali. 

Kadar antibodi imunisasi
Sumber dari slide webinar Temu Blogger

Bagaimana dengan anak yang tidak imunisasi? Anak tidak punya kekebalan tubuh, jika ada wabah penyakit bisa terkena cacat, sakit berat hingga meninggal dunia. Bahkan imunisasi tetap harus diberikan kepada anak-anak yang mengalami disabilitas, anak dengan penyakit kronis dan berkebutuhan khusus, asal anak tidak sedang sakit atau sedang minum obat yang menurunkan kekebalan tubuh, justru mereka lebih diprioritaskan untuk imunisasi. 

Masih banyak masyarakat yang meragukan tentang keamanan vaksin. Kalau eyang Miko bilang orang yang menolak vaksin jangan dimarahi atau dimusuhi, tapi dijelaskan. Kecuali kalau ada yang menyebarkan berita bohong tentang vaksin laporkan saja kepada pihak berwenang. Keamanan vaksin merupakan kesepakatan global yang dibentuk dalam dokumen Global Vaccine Safety Blueprint. Tiap vaksinasi menimbulkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yaitu semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi yang menjadi perhatian dan diduga berhubungan dengan imunisasi. Dapat berupa gejala dan tanda klinis, kelainan laboratorium atau berupa penyakit. Jika menemukan adanya laporan KIPI serius, tindakan yang harus dilakukan :
  1. Pelaporan, petugas imunisasi yang mendapatkan laporan KIPI dari masyarakat harus langsung melaporkan ke Dinkes Kab/Kota. Dinkes Kab/Kota melaporkan ke Pokja KIPI Kab/Kota dan ke Dinkes Provinsi.
  2. Investigasi, petugas Dinkes Kab/Kota bersama dengan Dinkes Provinsi dan Puskesmas melakukan investigasi ke lapangan.
  3. Audit oleh Komda KIPI, Dinkes provinsi melaporkan hasil investigasi dan laporan lengkap ke Komda KIPI Provinsi, Pokja KIPI Kab/Kota dan Komnas PP-KIPL untuk selanjutnya Komda KIPI bersama Pokja KIPI melakukan Audit klasifikasi. Hasil audit diteruskan ke Komnas KIPI, selanjutnya Komnas KIPI akan melakukan Audit Kausalitas. Hasil audit dilaporkan ke Dirjen P2P (CC Menkes). 

Pengalaman Vaksin Influenza Pada Bayi


Imunisasi influenza anak

Saya termasuk ibu yang memperhatikan imunisasi anak. Alhamdulillah 2 anak saya sudah melengkapi imunisasi rutin lengkap, kecuali si bungsu yang belum mendapatkan imunisasi campak lanjutan usia 18 bulan nanti. Ditambah ada penyakit flurona (Flu dan Corona) yaitu penyakit yang terjadi ketika virus influenza dan Covid-19 menyerang tubuh dalam waktu yang sama. Gejala yang dialami ada nyeri tubuh, batuk & bersin, demam, diare, mual, sakit tenggorokan, muntah, sesak napas. 

Setelah mendapatkan pencerahan dari para narasumber dokter mengenai imunisasi tambahan, saya berinisiatif mengajak si Kecil untuk vaksin influenza di salah satu klinik di Jakarta. Kebetulan sekali saya punya voucher harga yang lebih rendah sebesar Rp140.000 dari harga biasa sekitar 300 ribuan ke atas. Vaksin influenza dapat diberikan mulai dari usia anak 6 bulan dan diulangi tiap setahun sekali. Kenapa diulang tiap tahun? Karena virus influenza bermutasi atau berbeda tiap tahunnya. Maka tidak cukup diberikan sekali saja. 

Sebelumnya saya membuat janji pertemuan terlebih dahulu melalui WA  dan dikabarkan mendapatkan jadwal pada hari Kamis, 14 April 2022. Saya tiba di klinik jam setengah 11, sedangkan jadwalnya jam 11 siang. Sambil menunggu waktu, saya menemani Lingga di ruang bermain. Oh ya, pastikan anak dalam kondisi sehat sebelum vaksinasi dan tidak mengkonsumsi obat-obatan penurun kekebalan tubuh. 

Sebelum divaksinasi, Lingga ditanyai status imunisasinya selama ini dan saya menunjukkan buku KIA. Sebelum divaksin Lingga diukur tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala. Semua dalam kondisi normal. Dokter yang memberikan vaksin influenza yaitu dr.Zahida. Selain vaksin Influenza, ia juga menyarankan vaksin Varisela dan dan Hepatitis A untuk usia 15 bulan. Tentu saya mesti menabung lagi untuk membayar kedua vaksin tersebut. It's ok, demi kesehatan Lingga.

Catatan vaksin influenza
Catatan vaksin Influenza dan vaksin lainnya yang diisi oleh dokter


Pekan Imunisasi Dunia 2022


Beberapa jam setelah vaksin memang badannya agak hangat, tapi Lingga tetap ceria dan ia maunya menyusu terus. Kalau pun ada demam itu wajar, berarti vaksinnya sedang bekerja dalam tubuh. Saya juga menyiapkan obat penurun panas jika sewaktu-waktu Lingga demam. Alhamdulillah sampai keesokan harinya Lingga tidak mengalami demam. Itu artinya tidak ada KIPI serius yang dialami oleh si Kecil. 

Saya lega sekali sudah memberikan imunisasi tambahan buat Lingga dan masih ada satu kali dosis lagi. Setidaknya saya berusaha memenuhi hak kesehatan anak kini dan nanti. Karena dengan imunisasi akan memberikan perlindungan dari penyakit berbahaya. Saya juga mengajak ibu dan ayah lainnya untuk melengkapi dan kejar imunisasi anaknya di masa pandemi. Jangan sampai terkena sakit berat akibat belum lengkap imunisasi. Bagi orang dewasa lakukan vaksinasi Covid-19 sebanyak 3x. Lagi pula tetap aman vaksinasi saat pandemi. Semoga anak dan keluarga Indonesia sehat terus berkat imunisasi kini dan nanti. 


***

Sumber referensi : 

https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/25/130000865/imunisasi-dan-vaksinasi-sama-atau-beda-?page=all&jxconn=1*ti8w5e*other_jxampid*MjRfMnR4aGtmTjJrbjNxRUF6Y2NNOUFMZnlmTXRSby1aZVlVbUhxaXB1YmwzQUR6Z0laQlg3VnJGUUEwZWV3OQ..#page2

https://www.kemkes.go.id/article/view/18043000011/berikan-anak-imunisasi-rutin-lengkap-ini-rinciannya.html

https://www.kemkes.go.id/article/view/22041200002/imunisasi-kejar-lengkapi-imunisasi-dasar-anak-yang-tertunda.html

https://www.kompas.id/baca/kesehatan/2022/04/14/program-mengejar-cakupan-imunisasi-dilaksanakan-mei-2022

https://www.kemkes.go.id/article/view/18043000011/berikan-anak-imunisasi-rutin-lengkap-ini-rinciannya.html

https://www.orami.co.id/magazine/jadwal-imunisasi-tambahan

28 komentar

  1. sebisa mungkin imunisasi dasar diberikan pada anak ya sebagai bentuk ikhtiar untuk jaga kesehatan anak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus diberikan sebagai hak kesehatan anak. Kalau anak sehat, keluarga juga sejahtera.

      Hapus
  2. Alhamdulillah kemarin aku udah lengkap vaksinnya. Bisa mudik dengan lebih aman, deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau orang dewasa harus vaksin Covid-19 3x. Anak-anak juga harus dilengkapi imunisasinya.

      Hapus
  3. Sekarang imunisasi juga jadi syarat masuk SD loh. Imunisasi dasar harus lengkap dan bersertifikat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang begitu ya aturannya. Bagus sih, jadi tahu status kesehatan dari sejak kecil.

      Hapus
  4. Mbak Nurul, HPV itu golongan vaksin atau imunisasi?

    Aku ingatnya pas ngobrol sama dokter spesialis, disebutnya vaksin. Waktu itu kami bahas vaksin HPV ini wajib buat anak cewek sebelum umur 26 thn, dengan 3x vaksin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. HPV itu vaksinnya. Kalau sudah kebal akan penyakit itu dan imun tubuh merespon dengan baik, maka imunisasi HPV bekerja.

      Hapus
  5. Memang ya kekebalan tubuh si kecil ini tergantung dr imunisasi juga yang berpengaruh. Kadang suka gemesh sama orang yg masih belum mau pergi ke imunisasi buat anaknya. Padahal itu demi kesehatan si kecil. Untung Kemenkes tidak bosan2 juga utk mengingatkan masyarakat melalui event2 yg digelar meski itu secara virtual

    BalasHapus
    Balasan
    1. Capek ngebilangin orang yang masih menolak vaksinasi anak-anak, padahal imun tubuhnya rentan terhadap penyakit. Makanya mesti diperhatikan betul status imunisasiny..

      Hapus
  6. Iyes, setuju. Imunisasi ini penting banget ya. Gak hanya di masa sekarang aja, tetapi juga di masa depan anak. Jika pun kena penyakit, gak akan parah sakitnya. Semoga dengan semakin banyaknya sosialisasi begini, semakin banyak orang tua yang tersadarkan akan pentingnya imunisasi.

    BalasHapus
  7. imunisasi salah satu bentuk kita ikhtiar ya mbaa.. karena kan memang teknologi berkembang dari tiap zaman. Kalau dulu baik2 aja tanpa vaksin, beda dengan kini. Alhamdulillah vaksin jg udah halal. Demi kesehatan kita jg kan. Sehat2 selalu ya mbaa

    BalasHapus
  8. banyak juga ternyata jumlah anak yang belum memperoleh imunisasi lengkap ya, sampai 1.7 juta.

    Emang sih pentingnya imunisasi ini mesti terus dikampanyekan pada masyarakat

    BalasHapus
  9. Siap siap nih setelah lebaran anak akan imunisasi serentak ya. Pentingnya imunisasi ini harus terus disosialisasikan. Apalagi di daerah, banyak yg masih berpendidikan rendah dan pemahaman kurang akan pentingnya kesehatan termasuk imunisasi

    BalasHapus
  10. imunisasi emang penting, aku alhamdulillah lengkap semua, kecuali rafif pas pandemi berasa males mau ke rs -_- ini rencaana kukejar walau telat yang penting vaksin

    BalasHapus
  11. Dengan diimunisasi memang orangtua jadi memberikan hak sehat kepada anak. Makanya, jangan ditunda-tunda. Kalaupun sempat ketinggalan karena covid, harus dikejar cakupannya

    BalasHapus
  12. Tetanggaku ada kak..yang karena ikut sebuah organisasi, jadi anaknya gak boleh terima vaksin apapun.
    Katanya "haram".

    Huhu...sampai pas ada vaksin wajib keliling dari rumah ke rumah yang diselenggarakan khusus puskesmas se-Bandung, beliau melarikan diri.
    Sampai segitunya yaa..

    Jadi memang sosialisasi imunisasi ini kudu dibarengi dengan pemahaman mengenai imunisasi dari sisi medis.

    BalasHapus
  13. Sedih juga KLO masih ada yg nggak memberikan imunisasi lengkap bagi anaknya karena termakan hoax
    Padahal imunisasi lengkap itu penting untuk kesehatan anak

    BalasHapus
  14. Imunisasi itu bagus untuk kesehatan, dan saya masih gak ngerti sama orang yang anaknya gak boleh diimunisasi. 🙄

    Btw, anakku tinggal imunisasi Campak lanjutan yang 24 bulan. Insya Allah minggu 24 April ke bidan secara mandiri.

    BalasHapus
  15. sedih sih masih banyak yang kontra sama vaksinasi
    padahal buat perlindungan anak-anak kita juga

    semoga dengan adanya edukasi begini, makin banyak yang aware dan mau ikut imunisasi lengkap dan tambahan

    BalasHapus
  16. Alhamdulillah ketiga anakku semua sudah lengkap imunisasi dasarnya. Membuat aku lebih tenang aja sih, setidaknya kita sudah berusaha berikhtiar untuk mencegah penyakit penyakit yang berat dan mematika di masa pemyakkt itu menjadi pandemi. SEmoga dengan imunisasi, anak anak Indonesia makin sehat dan daya tahan tubuhnya semakin baik.

    BalasHapus
  17. Pandemi bukan berarti imunisasi anak berhenti ya, soalnya virus masih merajalela. Buat ibu2 yg masih punya balita harus banget ngecek buku panduan vaksinnya nih supaya gak terlambat melakukan vaksin berikutnya

    BalasHapus
  18. Duh buku anak saya entah keselip di mana nih. Jadi lupa juga udah vaksinasi apa aja, bisa jadi pun imunisasinya belum lengkap. Alhamdulillah dapat pencerahan pas webinar Pekan Imunisasi Dunia kapan hari, ternyata diulang aja dari awal, dilengkapi, misalnya ragu/bukunya hilang ya. Karena emang gak papa kalau berlebihan, kalau kurang itu malah yang bahaya.

    BalasHapus
  19. Imunisasi tuh kalau mau kita samakan dengan investasi, ada benarnya loh. Saat ini kita memang harus menjadwalkan khusus untuk imunisasi anak, paling tidak untuk yang imunisasi standar. Manfaatnya bagi kesehatan anak akan terasa di masa depan ketika dia tumbuh menjadi anak yang sehat dan pintar, tidak gampang sakit, dan tidak mudah terserang virus berkat imunisasi yang didapatkannya pada masa bayi.

    BalasHapus
  20. Sebegitu pentingnya imunisasi yah mom sehingga gak boleh terlewatkan meski masih pandemi

    BalasHapus
  21. Harus dicatat bgt soal imunisasi pada anak-anak ini dan jangan sampai ada yg belum atau ke skip, kalau k skip ya harus dikejar agar kualitas SDM kita semakin baik dari hari ke hari

    BalasHapus
  22. Semangat memberikan imunisasi untuk anak mbak. Insya Allah ada rejekinya. Dewo juga mau setahun nih. Siap-siap imunisasi lagi ��

    BalasHapus
  23. Kalau lihat bayi disuntik jadi gak tegak ya mbak. Saya gitu. Tapi demi imunisasi ya ditega tegain. Toh buat kesehatan anak juga.

    BalasHapus