Orang Tua Melek Digital Harus Tahu Konsep Belajar dan Jadi Kebanggaan Anak Generasi Z

Tidak ada komentar
Menjadi orang tua zaman now nggak cuma melek harga cabe di pasar, tapi harus  melek digital juga. Pasti anak-anak bangga deh punya ayah dan ibu yang jago main media sosial atau update info terkini. Apalagi jago joget a la TikTok. Ayo ngaku para orang tua. 😄


Mau nggak mau, orang tua yang memiliki anak generasi Z (Gen Z) harus melek digital. At least, orang tua bisa menggunakan gawai nggak hanya untuk berkomunikasi, tapi juga untuk belajar. You know lah, masa pandemi Corona ini konsep belajar masih melalui daring. Satu-satunya perantara belajar hanya melalui gawai. Ironisnya masih ada lho orang tua yang belum memiliki smartphone yang kayak kita miliki. Sedih deh 🥺.

Sabtu, 20 Maret 2021 lalu, saya mengikuti zoom meeting Parent'S Update bersama SMA Pintar Lazuardi dengan SMP Widya Wiyata Sidoarjo dan Wajah Bunda Indonesia. Acara ini menghadirkan beberapa narasumber, antara lain : 
  • Dya Loretta, SE.,M.I.Kom.,CSP,CPM - Digital expert, dosen, penulis, marcomm consultant
  • Ibu Sonya Sinyanyuri - Kepala Sekolah SMA Pintar Lazuardi
  • Ibu Inayah Sri Wardhani - Manager SMP Widya Wiyata, Sidoarjo
  • Fiki Maulani - perwakilan Wajah Bunda Indonesia

Para narasumber yang hadir

Dalam hal belajar, di era pandemi ini banyak yang menghadapi tantangan mulai dari orang tua, anak dan guru. Orang tua yang sulit menyesuaikan waktu antara belajar anak dengan kesibukan di rumah atau biaya sekolah yang terasa sia-sia. Anak juga belum terbiasa belajar daring atau kesulitan menggunakan gawai. Guru juga harus mengatur jadwal mengajar untuk siswanya. 

Waktu awal pandemi sih saya panik dengan metode belajar daring anak sekolah. Malahan baru tahu ada zoom meeting, google meet yang bisa menghubungkan pertemuan secara virtual. Lama-lama nggak kaku lagi sih, bisa karena terbiasa.

Webinar ini cocok buat saya yang memiliki anak usia 8 tahun. Alasan cocoknya karena saya harus mengenal kebiasaan anak Gen Z. Dalam hal ini mencakup tentang pendidikan. Wah, berarti Abang Gie termasuk Gen Z nih, pantas saja mahir bermain game free fire.

Apa Itu Generasi Z? 

By the way, ada yang tahu nggak sih arti dan rentang usia anak Gen Z? Pasti banyak nih yang belum tahu. Saya pun juga kurang paham istilah nama-nama generasi dan rentang usianya. 

Mengutip dari laman tirto.id, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk Indonesia pada 2020 didominasi oleh Generasi Z yaitu mereka yang lahir mulai 1997 hingga 2012. Jumlahnya mencapai 75,49 juta jiwa atau 27,94 persen dari total penduduk RI yang berjumlah 270,20 juta jiwa berdasarkan sensus penduduk September 2020. Di webinar ini Mba Dya Loretta atau akrab dipanggil Dylo memberikan skemanya seperti gambar di bawah ini. 

Dari generasi ke generasi

Dari klasifikasi istilah generasi di atas, generasi Z berada pada usia 7-21 tahun. Usia paling tua dari Generasi Z adalah 21 atau 22 tahun, itu artinya mereka sudah memasuki dunia kerja. Mba Dylo yang berprofesi sebagai pengajar mengalami keadaan Gen Z di kampusnya. 

Dalam keluarga saya susunan generasinya yaitu suami ada di gen X, saya di gen Y (milenial), anak pertama gen Z, anak kedua dan ketiga gen Alpha. Seperti bhinneka tunggal ika generasi keluarga saya, berbeda generasi tapi tetap satu rumah 😄. 

Anak Gen Z itu punya kebanggaan pada orang tua yang melek digital karena mampu menggunakan smartphone atau gawai lainnya untuk  belajar. Kalau begitu orang tuanya mesti update dong, jangan KuDet alias kurang update. Gimana caranya? Orang tua harus mengenali atau mengerti kebiasaan anak agar dapat frekuensi yang setara. 

Mengenal kebiasaan anak Gen Z

Anak gen Z lahir di era digital. Baru lahir aja sudah nongol di instagram ibunya. Untuk mengenali gaya komunikasinya bisa dengan pola bermain, pola belajar, dan pola bersosialisasi semua tidak luput dari teknologi. Generasi Z berkembang dan bertumbuh dalam lingkungan teknologi, sebagai orang tua harus memiliki kontribusi dalam memperkenalkan dengan gadget pada anak. 

Gen Z punya beberapa kecenderungan sikap yaitu lebih visual dibandingkan textual, lebih berpikiran terbuka, lebih fasih teknologi, lebih update, tidak tertarik jadi PNS, ingin jadi bos untuk dirinya sendiri. Soal pekerjaan, menurut Data Tren ada 10 profesi masa mendatang yang diminati Generasi Z. Semua profesi tersebut tentunya berhubungan dengan teknologi. 

Kira-kira profesi apa yang diinginkan anak saya?

Ketika dalam memilih pekerjaan pun, gen Z punya kriteria sebagai berikut : 
  1. Perusahaan harus memiliki nilai yang sama dengan yang dianut.
  2. Lebih sering menjadi bos untuk diri sendiri
  3. Bekerja dalam bidang kreatif
  4. Memiliki tantangan bagi pengembangan dirinya 
  5. Waktu kerjanya fleksibel

Skill atau keahlian yang dibutuhkan : 
  1. Communication and social influence
  2. Leadership & problem solving
  3. Creative and Initiative
  4. Digital & Technology
  5. Critical thinking

Konsep Belajar Generasi Z Dari SMA Pintar Lazuardi

Nah, sudah mengenal kan siapa itu Gen Z? Mereka adalah anak-anak yang sedang menghadapi era teknologi yang semakin berkembang dan multi-tasking. Maka konsep belajarnya pun jauh berbeda dengan gen baby boomers yang mengucapkan kalimat Ini Ibu Budi.

Dalam kesempatan webinar ini, SMA Pintar Lazuardi mengenalkan sistem blended learning. Sebelum mengetahui lebih jauh sistem tersebut, kenalan dulu yuk sama sekolah yang berlokasi di Sawangan Depok ini. 


SMA Pintar Lazuardi-BLENDED LEARNING HIGH SCHOOL mulai beroperasi sejak tahun 2021-2022 sebagai pengembangan dari sekolah Lazuardi Group. Sekolah online, khususnya untuk universitas dan SMA, tampaknya akan menjadi trend sekolah alternatif yang tak terhindarkan.

Lazuardi konsisten akan ikut serta memberikan kontribusi pada sistem pendidikan di negeri kita, dengan menyelenggarakan SMA Blended Learning tanpa meninggalkan kreativitas secara optimum. Caranya dengan menambahkan aktivitas hands on mandiri siswa lewat project based learning. Juga dukungan Learning Management System (LMS) yang diberi nama Pintar.

SMA PINTAR LAZUARDI-BLENDED LEARNING HIGH SCHOOL menggabungkan antara kegiatan tatap muka dan pembelajaran online dengan prosentase pembelajaran online lebih besar. Kegiatan tatap muka akan dilakukan seminggu sekali di sekolah home based.

Kegiatan tatap muka difokuskan untuk pembentukan karakter, pengembangan keterampilan sosial, coaching tentang karir, kegiatan praktikum yang tidak dapat dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran online

Untuk peserta didik yang berasal dari wilayah yang belum tersedia sekolah home based, kegiatan tatap muka akan digantikan dengan program pengayaan dan coaching yang dilakukan secara online.

Kurikulum SMA Pintar Lazuardi

Kurikulum di SMA Lazuardi mengacu pada kurikulum Nasional yang sedang berlaku diperkaya dengan konten kurikulum dari berbagai negara dan kurikulum keahlian.

VISI : Masyarakat berbudaya luhur berlandaskan kebaikan welas asih, dan kebahagiaan spiritual. 

MISI : Menggali dan mengembangkan potensi setiap individu dalam menciptakan perbaikan kehidupan. 


LEARNING MANAGEMENT SYSTEM

Pedagogical Intelligence Architecture (PINTAR) adalah sebuah strategi pedagogi (pembelajaran) yang diterapkan melalui sebuah Learning Management System (LMS) online yang memperhatikan keterikatan antara peserta didik dengan proses pembelajaran melalui feedback process. 

PINTAR (Pedagogical Intelligence Architecture) adalah LMS pendukung pembelajaran online di SMA Pintar Lazuardi yang didukung oleh aplikasi yang canggih yang dapat diakses di mana saja dan kapan saja.


KEUNGGULAN LMS PINTAR 

MULTIPART berarti materi disampaikan dalam bagian-bagian kecil dan dipilih hanya materi fundamental dari sebuah mata pelajaran. Upaya ini dimaksudkan agar mudah dipahami secara mandiri oleh siswa.

 • FEEDBACK SYSTEM akan memastikan peserta didik terlibat aktif, berinteraksi, saling memberi dan menerima umpan balik (feedback) untuk efektifitas belajar, mengetahui capaian hasil belajar, terbentuknya komunitas belajar, mendokumentasikan portofolio yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja. 

DIFFERENTIATED LEARNING 
Dimulai dengan diagnostic assessment, sehingga dapat memandu learning path yang akan dilalui siswa dari urutan materi dan memungkinkan siswa memiliki tahapan belajar yang berbeda. 

LEARNING PATH 
Peserta didik akan memiliki ‘jalur/peta’ untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan kemampuan dan tujuan pembelajaran. 

MULTI-FRIENDLY CONTENT 
Materi dan media pembelajaran dikemas dalam beragam bentuk sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Disajikan sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. 

GAMIFICATION 
Pembelajaran online juga mempertimbangkan kesenangan dan keseruan. Ini dilakukan dengan menambahkan unsur games dalam pembelajaran.


Kesimpulannya adalah orang tua zaman now mesti melek digital dan kenali kebiasaan anak generasi Z. Memanfaatkan digitalisasi dapat melatih skill yang dibutuhkan. Terutama dalam belajar. Smartphone yang dimiliki bukan cuma buat main free fire, tapi mengerjakan soal-soal sekolah daring. Yuk, jadi kebanggaan anak-anak generasi Z yang lahir di era digital ini.  Dan SMA Pintar Lazuardi bisa jadi salah satu alternatif sekolah dengan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi generasi Z. 


***

Tidak ada komentar