Perayaan Festival Literasi Sekolah 2019, Literasi Bagian Dari Hidup Keseharian

Tidak ada komentar
Dahulu kala, Nabi Muhammad SAW mendapatkan sebuah Wahyu dari malaikat Jibril yang memerintahkan beliau untuk membaca. Iqra...Iqra...bacalah...bacalah. Dari peristiwa tersebut turun surat Al-'Alaq ayat 1-3 dalam Alquran. Ayat tersebut mengandung perintah untuk membaca dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan.

Membaca bukan hal baru lagi bagi manusia. Media membaca juga banyak pilihan. Buku, majalah, koran, novel, menjadi wadah untuk bacaan. Dari zaman ke zaman, banyak perubahan tentang membaca. Minat membaca mulai berimigarsi dari kertas ke digital saat dunia internet menggema.

Rayakan Festival Literasi Sekolah 2019

Kini, tidak hanya membaca saja yang dikuasai, tapi juga kemampuan dan keterampilan lainnya. Pernah dengar istilah literasi? Memang kata tersebut saya baru dengar, namun ternyata sudah saya lakukan tiap hari. Literasi berasal dari bahasa Latin, literatus, artinya orang yang belajar.

Literasi menurut Wikipedia adalah istilah umum yang merujuk kepada kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa.


Perayaan Festival Literasi Sekolah 2019 


Akhir bulan Juli, diadakan Festival Literasi Sekolah 2019 (FLS)  yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah di Plaza Insan Berprestasi, Gedung Ki Hadjar Dewantara, Kemendikbud, Senayan, Jakarta.  Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 25 - 29 Juli 2019. Namun acara dimulai tanggal 26 Juli.

Susunan acara dibagi menjadi 4 bagian. Pertama, pembukaan FLS yang dipusatkan di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan Jakarta. Kedua, pameran literasi yang berada di samping Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud Senayan Jakarta. Ketiga, festival literasi yang dilaksanakan di sekitar Gedung Ki Hadjar Dewantara Kemendikbud, yaitu Panggung Utama, Pojok Literasi, Ruang Serbaguna Perpustakaan, dan Ruang Teater Perpustakaan Kemendikbud. Keempat, kegiatan lomba literasi yang dilaksanakan di beberapa lokasi sekitar Jabodetabek.

Turut merayakan FLS 2019

Ternyata dibalik semua kegiatan bagus ini ada latar belakang yang menyertai. Pada tahun 2015, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen) menggagas Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Beda arti dengan Literasi, Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran, yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.


Baca juga ya : Kriteria Kota Layak Anak


Ini sebuah amanah kepada sekolah untuk melakukan kegiatan membaca buku nonpelajaran selama 15 menit setiap hari. Kayak baca novel, majalah, atau koran. Hal ini terdapat  dalam Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa kemampuan membaca siswa Indonesia hingga orang dewasa berada pada level rendah. Aduh, ini menjadi pekerjaan rumah bersama. Salah duanya dari hasil penelitian tersebut antara lain:
  1. Programme for International Student Assessment (PISA) bagi siswa usia 15 tahun (kelas IX/X) menempatkan Indonesia pada peringkat ke - 57 (65 negara peserta, tahun 2009), peringkat ke - 64 (65 negara peserta, tahun 2012), dan tetap pada peringkat ke - 64 (72 peserta, tahun 2015).
  2. Kemampuan membaca orang dewasa berdasarkan hasil The Programme for the International Assessment of Adult Competencies (PIACC, Maret 2016) juga dalam posisi rendah, level terbawah dari negara peserta. Data sejak SD hingga orang dewasa tampak ajek. 

Nah, dari situlah muncul kolaboratif antar pegiat literasi dari berbagai unsur menggelar Festival Literasi Sekolah.


Pembukaan

Kebetulan saya hadir pada hari Jumat (26 Juli). Plaza Insani Berprestasi sudah dipenuhi oleh berbagai anak sekolah (SD-SMA/K), pendamping, juri, panitia pusat, panitia daerah, dan fasilitator. Saat saya masuk ke dalam gedung, area utama acara sudah dipenuhi oleh partisipan. Banyak anak sekolah bertebaran di sana sini, jadi ingat zaman sekolah dulu saya. 

Foto atas : Pak Menteri
Foto bawa : Pak Sekjen

Pembukaan Festival Literasi Sekolah dibuka langsung oleh Bapak Menteri Pendidikan & Kebudayaan Republik Indonesia, Prof.  DrMuhadjir Effendy, MAP, dan Sekretaris Jenderal Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Didik Suhardi, Ph.D. Oh ya, baru kali ini saya menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya 3 Stanza. Jadi ingat film WAGE (2017) yang menceritakan tentang pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya. 

Literasi itu menjadi salah satu tolak ukur kemajuan sebuah bangsa, kata Pak Muhadjir Effendy

Sebuah kutipan dari bapak menteri yang membuat saya makin melek tentang literasi. Festival Literasi Sekolah 2019 resmi dibuka dengan pemencetan sirine yang dipimpin langsung pak menteri. Beliau juga menuliskan sebuah pesan literasi untuk anak Indonesia seperti foto di bawah ini.

Pesan literasi dari pak menteri

Tema FLS tahu ini adalah Multiliterasi: Mengembangkan Kemandirian dan Menumbuhkan Inovasi. Dengan tema ini, diharapkan perayaan literasi nasional dapat memotivasi warga sekolah menjadi warga yang mandiri dan inovatif. Pada tahap selanjutnya, diharapkan mereka menjadi warga yang literat sepanjang hayat. Kegiatan FLS tahun 2019 ini dapat dibagi menjadi empat. Nanti saya jabarkan di bawah ya.

FLS adalah perayaan literasi yang mewadahi warga sekolah yaitu siswa, guru dan kepala sekolah, serta pegiat literasi dari berbagai macam profesi, pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), akademisi, dan orang tua dalam sebuah forum bersama. Tahun 2019 ini merupakan penyelenggaraan FLS ke - 3.

FLS 2019 resmi dibuka

Dasar Hukum :

1. Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan 
Nasional.

2. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi 
Pekerti. 


Tujuan

1. Mewadahi sekolah dan pemangku literasi untuk saling berbagi praktik baik dan pengalaman berliterasi.

2. Menghimpun seluruh pemangku literasi dalam kegiatan bersama untuk berbagi praktik baik dan menjalin jejaring literasi.

3. Mengembangkan kemandirian dan menumbuhkan inovasi di lingkungan sekolah

4.  Mengguga kesadaran masyarakat bahwa literasi adalah bagian dari hidup keseharian

5. Membangun pembelajar sepanjang hayat.

Sebelum meninggalkan panggung, pak menteri menuliskan pesan literasi ini


Pameran Literasi 

Di Festival Literasi Sekolah ini banyak booth yang dipamerkan dari semua sekolah yang ikut partisipasi. Karena saya datang hari pertama jadi suasana Plaza Insan Berprestasi penuh sekali. Apalagi kedatangan Bapak Mentri. Setelah acara pembukaan selesai, saya berkeliling booth dong. Seru banget lihat hasil karya yang dipamerkan sama adik-adik sekolah ini.

Saya menyambangi booth SMPN 1 Kota Bogor. Salah satu siswanya sudah punya 1 buku fiksi antologi cerita fantasi berjudul Surat Dari Abad 26 karya Rafina kelas 3 SMP.

"Ini buku karya siapa?" tanya saya

" Karya saya Bu," jawab Rafina

Ternyata penulisnya sendiri yang stand by di booth sekolahnya. Sebelum pergi pun saya sempat foto bareng dengannya. Oh ya pak Sekjen Kemendikbud juga mampir lho di booth ini.

Masih muda dan berbakat (yang kanan saya)

Pak Didik Suhardi

Sebelah booth SMPN 1 Bogor, ada hal unik yang baru saya temukan. SMP Permata Insani Kab. Tangerang, Banten punya konsep mengurai sampai organik dengan belatung. Maaf ya kalau agak buat jijik gambarnya. Apalagi yang saya melihat langsung belatung itu meliuk-liukkan badannya. Grrr....

Ternyata konsep ini dilakukan agar sampah organik cepat terurai, khususnya sampah yang ada di sekolah. Belatung itu akan memakan sisa sayuran, buah atau sisa makanan manusia. Konsep ini sudah dilakukan selama 1 tahun oleh siswa dan terbukti efektif. Jika sampahnya habis,maka belatung itu akan berubah jadi lalat atau kupu-kupu.

Belatungnya banyak kaannnn

Buku biografi Mendan Arang

Sebenarnya banyak banget booth yang saya datangi. Cuma 2 diantaranya saya lebih suka. Saya juga mengunjungi booth SMK Tridya Pratama, dimana siswinya memperkenalkan seorang seniman asli Kalimantan Utara, Mendan Arang namanya, ia melestarikan alat musik Sampek. Beliau generasi ke 2 dari bapaknya yang seorang maestro dan pernah mendapatkan penghargaan dari Kemendikbud. Biografinya tertulis dalam buku yang dilombakan buku elektronik tokoh vokasi.

Festival Literasi 

Kegiatan Festival Literasi berada  di empat
lokasi sekitar Gedung Ki Hadjar Dewantara Kemendikbud, yaitu Panggung Utama, Pojok Literasi, Ruang Serbaguna Perpustakaan, dan Ruang Teater Perpustakaan Kemendikbud.

Di hari terakhir terakhir ada peluncuran buku "Tomo" karya Sari Okano. Buku yang menceritakan tentang perjuangannya dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus (ABK). Kini, Tomo sudah berusia 20 tahun dan hadir juga saat peluncuran buku ini.

Tomo (paling kiri) dan Sari Okano sebelahnya

6 literasi dasar

Kegiatan Festival Literasi itu bisa berupa diskusi, pelatihan, peluncuran dan bedah buku yang mencakup enam literasi dasar yaitu baca-tulis, numerasi, sains, digital, finansial, dan budaya dan kewargaan. Tentunya yang menjadi mentor adalah para narasumber terpercaya.


Perlombaan

Banyak perlombaan yang menyangkut tentang literasi. Ada lomba baca puisi, menulis cerpen, pidato bahasa Inggris dan Jepang, pantun, menulis esai, mendongeng, cipta syair, Story telling, menciptakan meme, menciptakan syair digital, menciptakan komik digital, sudut baca vokasi, dll. Perlombaan ini bisa diikuti oleh semua sekolah yang hadir.

Saat berkeliling booth (lagi) saya sempat ketemu dengan 2 orang gadis dari Jayapura yaitu Putri SMPN 2 Jayapura lomba menulis essay "Sentuhan Cinta dalam Rajutan Noken". Noken adalah tas kerajinan tangan yang terbuat dari serat kayu. Lalu, ada Salsa dari  SMP YPPK BONAVENTURA  mengikuti lomba pantun.

Bersama Putri (tengah) dan Salsa

Yayang, lomba pidato Bahas Inggris 

Lomba pidato bahasa Jepang

Dan..masih banyak lagi perlombaan yang diadakan. Tempat lombanya pun berbeda-beda, tidak hanya di Kemendikbud saja. Seru dan ikutan bangga melihat adik-adik sekolah ini sudah menorehkan prestasinya buat sekolah dan dirinya sendiri. Dulu, gue kemana aja ya. LOL.

Festival Literasi Sekolah 2019 yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut sukses digelar. Saya sebagai pegiat literasi digital (baca : blogger) sangat mendukung ajang tahunan ini terus digelar. Menghadirkan lebih banyak lagi pendukung literasi Indonesia. Saya kutip sebuah quote dari Lenang Manggala, "Penguatan budaya literasi adalah kunci memajukan negeri ini". Mari kita tanamkan minat membaca sejak dini dan praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.


Media sosial
Www.dikdasmen.kemdikbud.go.id

Twitter :
@DikdasmenDikbud

Instagram :
 @dikdasmen_kemdikbud



***

Tidak ada komentar