Buku "Digital ParenThink" Pedoman Mengasuh Kids Zaman Now

11 komentar
"Beli gadget aja dapat manual book, 
apalagi punya anak. Harus banget banyak baca buku dan ini salah satunya! Patut dibaca semua orangtua 
ataupun calon orangtua."
Ayudia Bing Slamet
Artis dan ibu dari Sekala (2 tahun)

Itulah sebuah testimoni dari pembaca salah satu buku yang baru saja diluncurkan pada hari Kamis, 16 Agustus 2018 lalu di Lippo Mall Kemang, Jakarta. Buku yang bisa menjadi panduan orangtua untuk menghadapi kids zaman now. Istilah buat anak-anak yang melesat cepat menggunakan kecanggihan teknologi. Buku "Digital ParenThink" karya Mona Ratuliu wajib dibaca buat kamu yang mengaku orangtua zaman now. 



Judul buku : Digital ParenThink
Karya : Mona Ratuliu
Penerbit : Noura Publishing
Jumlah halaman : 199
ISBN : 978-602-385-513-1
Cetakan : pertama, Juli 2018
Harga : Rp.69.000


Tahun 2015 Mona Ratuliu sukses menerbitkan buku pertamanya berjudul ParenThink. Tahun ini ia kembali meluncurkan buku keduanya berwal dari kebingungan Mona sebagai seorang ibu dari tiga anak yaitu Davina Shava Felisa, Barata Rahadian Nezar dan Syanala Kania Salsabila di tengah zaman dan perangkat teknologi makin maju. Buku Digital ParenThink memang berfokus pada pembahasan penggunaan gadget pada anak.

Kebingungan Mona beralasan karena dia bimbang antara memperbolehkan anak-anaknya bersentuhan dengan gadget atau tidak. Davina atau akrab dipanggil Mima, anak pertamanya Mona sudah mengenal gadget sejak kelas 4 SD dan Raka sejak usia 5 tahun. Sejak saat itu mereka mengalami perubahan. Kalau anak kalian usia berapa kenal gadget? 😊.

Pemeran Poppy dalam serial Lupus Milenia ini sampai menyita gadget dari Mima yang sedang asyik menggunakan gadget seperti teman-temannya. Bahkan Raka jadi enggan beraktivitas di luar ruangan karena semakin akrab dengan tablet pintarnya. Maka tercetuslah Mona menulis buku Digital ParenThink sebagai orangtua menghadapi kids zaman now.

Bersama Mona Ratuliu saat launching
buku Digital ParenThink

7 Bab Buku Digital ParenThink 


Dalam buku Digital ParenThink terdapat 7 bab yang bisa menjadi pedoman buat para pembacanya. Mona Ratuliu memberikan tips juga dalam mengasuh kids zaman now. Simak yuk...

Bab 1 : Didiklah Anak Sesuai Zamannya


Dalam bab pertama ini mengenalkan perbedaan "generasi dulu" dan "generasi sekarang". Saya pun jadi tahu ada termasuk berada di generasi mana dilihat dari tahun kelahiran. 

Generasi baby boomers : kelahiran tahun 1946-1964
Generasi X : kelahiran tahun 1965-1980
Generasi Y (Millenial) : kelahiran tahun 1981-1995
Generasi Z (Net) : kelahiran tahun 1995-sekarang

Ayo, kamu berada di generasi mana ? 

Bab 2 : Boleh Tidak Sih, Main Gadget? 


Bab ini membahas tentang apa arti dari gadget. Ada yang tahu arti gadget sebenarnya? Dalam buku ini Mona menjelaskan bahwa gadget merupakan perangkat-perangkat "jadul" yang berevolusi menjadi perangkat yang lebih spesifik, bersifat praktis, dan dirancang dengan teknologi canggih. Intinya gadget mengalami inovasi dari waktu ke waktu dan membuat hidup manusia lebih praktis. Bener kan? 

Mona pun juga menjelaskan tentang pengaruh gadget pada perkembangan anak, dampak negatif dan positif bermain gadget, dampak overdosisnya, dan apakah gadget itu kawan atau lawan? 

Bab 3 : Ortu Zaman Now


Bab ini "gue banget" sih 😊. Dari perbedaan generasi saja sudah terlihat jelas. Maka kebiasaan antara orangtua zaman dulu dan sekarang juga berbeda. Fungsi smartphone tidak hanya sebatas berkomunikasi, tapi juga berbagai interaksi. Mulai dari belajar resep baru, mencari informasi mengenai pola asuh anak bahkan dijadikan baby sitter. 

Gadget-Ku, Baby Siter-ku
Subjudul halaman 66

Secara tidak sadar orangtua memiliki baby sitter digital. Menyerahkan gadget saat anak rewel atau mengamuk. Satu fenomena yang kerap terjadi di sekitar kita. Gadget jadi senjata paling ampuh menghentikan kerewelan anak. Hal ini memunculkan istilah lazy parents yang disebutkan oleh psikolog Elizabeth Santosa, dimana orangtua ingin anaknya multitalenta, tapi tidak ada upaya stimulasi dan bimbingan untuk anak. Jangan sampai anak terkena imbas kenarsisan orangtua juga.

Bab 4 : Membatasi Anak Bermain Gadget, Mungkinkah? 


Mungkinkah...kita kan selalu bersama...loh kok jadi nyanyi ya 😊. Maksudnya apa mungkin anak bisa dibatasi bermain gadget? Maybe yes, maybe no, tergantung orangtuanya juga. Dalam buku ini Mona bercerita sempat kesulitan memantau anak-anak beraktivitas dengan gadget-nya. Mona punya tipsnya lho. Mau tahu? Baca aja bukunya ya. 

Anak-anak yang sulit lepas dari gadget sudah termasuk adiksi. Penjelasan apa itu adiksi, deteksi dini, cara dan karakternya dijabarkan dalam buku ini. Bermain tanpa gadget, mungkinkah? Bisa saja. Banyak permainan yang bisa dilakukan tanpa melalui aplikasi di gadget. Ajaklah anak untuk bermain di luar ruangan agar fisiknya terus bergerak. Jangan takut anak bosan kalau sudah bermain di luar, pasti mereka akan sangat excited dengan permainan lainnya. Orangtua dan anak buat kesepakatan baru sehingga muncul kesadaran bersama.



Mona Ratuliu and family
Dok.foto @kurniaamelia
a

Bab 5 : Mendidik Generasi yang Tangguh 


Salah satu tantangan orangtua zaman sekarang adalah mendidik anak menjadi generasi tangguh. Namun anak zaman sekarang ketangguhannya menjadi dipertanyakan. Apakah anak sudah sabar saat meminta mainan yang ia lihat di toko mainan? Apa ia menemukan solusi dari masalah yang dihadapi? Tanpa kita sadari kecanggihan teknologi telah memperkecil kesempatan anak belajar menunggu, menghadapi kekecewaan ataupun masalah. 

Dalam buku Digital ParenThink sang penulis menjabarkan bagaimana anak belajar berjuang, mengatur emosi dan strategi dan bergaul lahir batin. Poin terakhir membuat saya "tersinggung". Bergaul lahir batin menghadirkan segenap jiwa dan raga saat bermain bersama anak. Rasakan kebersamaan detik demi detik agar terjalin relasi dengan orang lain secara harmonis. Manis sekali.

Bab 6 : Menemani Anak Eksis di Media Sosial


Nggak cuma anaknya sih yang eksis, orangtuanya malah lebih eksis. Mima anak pertama Mona mengenal instagram saat usia 11 tahun. Dari sosial media tersebut Mima memiliki banyak teman yang ia sebut internet friends. Padahal Mona belum mengenal sebelumnya teman-teman Mima itu. Hal ini membuat Mona merasa "kecolongan"karena keterbatasan pengetahuan tentang remaja dan media sosial. 

Batasan usia bagi pengguna media sosial
pada hal. 138

Ternyata media sosial itu punya batasan usia. Rata-rata media sosial digunakan usia 13+. Kalau di bawah usia itu dikhawatirkan anak belum bisa berpikir dan bertindak bijak saat menggunakan media sosial. Parahnya lagi kalau anak sampai kena cyberbullying. Dalam buku ini terdapat 8 aktivitas yang masuk kriteria cyberbullying yang dijelaskan oleh penulis buku bernama Nancy E. Willard. Apa saja ya? Beli dong buku Mona ini. Dalam buku ini Mona juga menjelaskan bagaimana membentengi anak dari cyberbullying serta dos and dont's bermedia sosial.

Bab 7 : Aku Kids Zaman Now


Dalam bab ini ada beberapa anak muda yang berhasil menemukan passionnya lewat media sosial. Salah satunya Adyla Rafa Naura Ayu atau akrab disapa Naura. Yap, dia salah satu kids zaman now yang sukses karirnya dengan menggunakan media sosial. Sejak dari usia 6 tahun ia suka karaoke dari Youtube. Dari situlah ia bermimpi menjadi seorang penyanyi seperti mamanya, Nola AB Three. Tahun 2015 Naura menggelar Konser Dongeng 1 yang berhasil mengumpulkan sekitar 2400 Teman Naura. Tiketnya pun ia jual lewat instagram dan laku dalam jangka waktu 2 bulan. Saat acara peluncuran buku Digital ParenThink, Naura pun hadir menyanyikan beberapa lagu.

Siapa yang anaknya mau sukses seperti Naura? 

So, buku ini banyak sekali menceritakan tentang baik dan buruknya penggunaan gadget pada anak. Menggunakan gadget sama tajamnya dengan menggunakan pisau. Keduanya bisa menjadi mengerikan jika digunakan jadi alat mengancam, menakut-nakuti, alat bantu merampok, hingga menghilangkan nyawa. Saya jadi teringat foto ibu hamil di comutterline yang viral dan meninggal dunia akibat cyberbullying dari netizen.

Semua dikembalikan pada orangtua. Give up or bear up memberikan gadget pada anak. Bill Gates saja memberikan gadget pada 3 anaknya saat usia 14 tahun meskipun mendapatkan protes. Kalau kamu bagaimana? 


***


11 komentar

  1. Benar mba, didik anak sesuai zamannya. Itu juga yang di ajarkan agama.

    BalasHapus
  2. Bukunya bermanfaat banget buat aku yang punya anak remaja.
    Isinya juga enak dibaca baik dari segi bahasa maupun ilustrasinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orangtua zaman now memang harus punya buku ini deh. Karena pasti anak-anak mereka lahir di generasi Net.

      Hapus
  3. Ngerasa kesindir ya mba bacanya :'D

    Paling kesindir tuh yg judulnya gadget-ku baby sitter-ku. Meski kesindir, tapi justru bikin kita sadar ya bagaimana seharusnya mendidik anak generasi Z

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga merasa disentil sama judul itu. Anak-anak "diproteksi" dengan benda mati.

      Hapus
  4. Buku yang menarik. Ini kyknya cocok dibaca ortu yg ana2nya usia SD SMP yg udah melek gadget banget dan punya medsos yaaaa... Tapi buat yg punya balita jg kudu baca supaya bisa ntisipasi sebelum anak kecanduan gadget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak-anak kicik pun sekarang sudah bisa main gadget, malah tahu apa itu Mobile Legend. Saya aja nggak tahu gimana maininnya.

      Hapus
  5. Setuju dgn didik anak ssuai jamannya. Ada plus minus dalam gadget. Blm bisa stop gadget paling dibatasi waktunya ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tetap dalam pengawasan orangtua pastinya anak gunakan gadget.

      Hapus
  6. Usually, I never comment on blogs but your article is so convincing that I never stop myself to say something about it. You’re doing a great job Man. Best article I have ever read

    Keep it up!

    BalasHapus