Film Chrisye, Kisah Dibalik Ketenaran Sang Legenda

Tidak ada komentar
Setelah menunggu kurang lebih setahun, akhirnya film Chrisye rilis juga. Saya terus mengikuti perkembangan produksi film ini. Mulai dari mengikuti press conference pengenalan pemain film Chrisye sampai syukuran syuting tahun lalu. And then...saya beruntung sekali bisa hadir di gala premiernya pada tanggal 1 Desember 2017 bersama para blogger dari bloggercrony. Pastinya bisa ketemu aktor favorit saya, Vino G.Bastian.


Siapa yang tidak mengenal Chrisye? Seorang penyanyi pop legendaris Indonesia yang tenar pada era 1980-1990an. Memulai karir musiknya bersama Gypsi band sebagai seorang bassis. Kalau saya mengenal sosok beliau dan lagu-lagunya dari kaset kepunyaan tante. Kebetulan juga tante saya penggemar Chrisye. Lagu-lagu Chrisye memang tak lekang oleh waktu. Bahkan beberapa lagunya dinyanyikan kembali oleh beberapa musisi Indonesia.


Press conference after screening
Karena film Chrisye rilis pada tanggal 7 Desember 2017, saya tidak akan menjabarkan full story, no spoiler dong. Saya hanya mengungkapkan apa yang saya lihat dan rasakan setelah menonton film ini. Pastinya bikin kalian penasaran untuk menonton filmnya agar tahu bagaimana kisah dibalik ketenaran seorang penyanyi pop legenda Indonesia dalam menjalani karir, rumah tangga dan menemukan jawaban atas kegelisahan hatinya dari sudut pandang istrinya. Damayanti Noor adalah sosok istri yang selalu mendukung karir musik Chrisye semasa hidupnya.

Film ini menceritakan tentang perjalanan karir Chrisye selama hidupnya. Ia sempat tergabung dalam grup band bernama Gypsi di tahun 1970an. Posisinya sebagai bassis. Bersama bandnya, Chrisye ditawarkan menjadi home band di suatu kafe di New York, USA. Papihnya sempat melarang Chrisye pergi, hingga suatu malam papihnya bermimpi yang akhirnya mengizinkan Chrisye pergi ke USA. Chrisye pulang ke tanah air karena mendapatkan kabar bahwa adiknya, Vicky, meninggal dunia. Sepulangnya dari Amerika, ia dihubungi oleh Sys NS pemilik radio prambors untuk menyanyikan sebuah lagu berjudul Lilin-Lilin Kecil.

Tahun 1977 Chrisye mulai masuk dapur rekaman dan mendapatkan kontrak rekaman dari Musica Studio. Dari sinilah karir solo Chrisye dimulai. Entah kebetulan atau sengaja, Chrisye selalu bertemu dengan seorang wanita sekaligus tetangganya yaitu Damayanti Noor atau panggilan akrabnya Yanti. Beberapa kali mereka bertemu tanpa kesengajaan. Mereka pun makin akrab hingga Chrisye memberanikan diri untuk menyatakan cinta pada Yanti.

Sepeninggal ibunya Yanti, Chrisye pun merasa Yanti butuh sosok pendamping dan Chrisye pun melamar Yanti. Ia juga memutuskan untuk menjadi seorang mualaf. Di tengah masa pernikahan, Chrisye menemukan kesulitan dalam hal perekonomian keluarga. Satu-satunya keahlian yang ia miliki adalah menyanyi. Maka itu ia terus membuat karya-karya terbaiknya untuk menyambung hidup. Hingga suatu hari Chrisye bertemu beberapa rekan musisi yang turut membantu dalam proses rekaman albumnya. Pada masa itu lagu-lagu Chrisye selalu berada di posisi teratas. Chrisye adalah penyanyi pertama yang mengadakan konser di Balai Sidang Jakarta (JCC). Kesuksesan karirnya tidak luput dari dukungan teman-teman musisi seperti Erwin Gutawa, Jay Subiakto, Guruh Soekarno Putra, dll.

Bersama Vino G.Bastian pemeran Chrisye

Dalam film ini Duo V (Vino dan Velove) kembali dipertemukan. Saya teringat akan film yang mereka bintangi yaitu MIKA (2013). Dimana Vino dan Velove menjadi sepasang kekasih dalam film tersebut. Peran mereka sudah tidak diragukan lagi pastinya. Menurut saya Vino 97% sukses memerankan sosok Chrisye. Dari gesture dan wadrobe sudah pas. Tapi entah kenapa saat diawal scene saya merasa Vino seperti Kasino dalam film Warkop DKI Reborn. Apa sosok Kasino masih melekat dalam diri Vino? Mungkin wadrobenya saja yang menyerupai karena eranya sama. Postur tubuh saya rasa juga kurang pas. Vino tinggi sedangkan Chrisye mungil. Terlepas dari itu, Vino, TOTAL. Kacamata yang digunakan membuat ia mirip sekali dengan Chrisye. Adegan menari khas Chrisye yang buat saya tertawa pastinya 😄.

Menurut saya peran Velove Vexia dalam film ini masih wajar saja. Menjadi seorang wanita sekaligus ibu yang baik. Tapi peran dia sebagai ibu Yanti terlihat agresif sekali ya. Apakah ibu Yanti yang sebenarnya seperti itu? Who knows? Namun Velove terlihat cantik dengan make up minimalisnya dalam film ini. Jujur saja saya lebih suka perannya dalam film Waalaikumsalam Paris, perannya sebagai orang Sunda yang norak.

Salah satu cover album Chrisye yang dipamerkan
saat gala premiere

Saya memang bukan fans berat Alm.Chrisye. Tidak mengetahui lebih dalam sosoknya seperti apa. Hanya menikmati lagu-lagunya saja. Namun setelah menonton film Chrisye, saya jadi tahu bahwa sosok seorang legenda yang dielu-elukan oleh penggemarnya menyimpan kegelisahan hati. Bagaimana kehidupan bak normalnya manusia biasa, bukan sebagai penyanyi terkenal. Seorang Chrisye pun bisa menyikat kamar mandi dan mencuci mobilnya sendiri. Bahkan ia memiliki kegelisahan hati terhadap penciptaNya sehingga ia membuat lagu sebagai ungkapan rasa syukur.

Penggemar bagaikan nafas bagi Chrisye, hal ini sempat diucapkan ibu Yanti saat press conference tahun lalu. Chrisye membuat karya bukan semata-mata untuk kepentingan dirinya saja, tapi untuk penggemarnya. Membuat karya yang orisinil untuk dinikmati penggemarnya. Terbukti, meskipun lagu-lagunya sudah diremake oleh musisi lain, karya orisinilnyalah yang masih saya ingat. Lilin-Lilin Kecil, Aku Cinta Dia, Badai Pasti Berlalu, Kala Cinta Menggoda, Andai Aku Bisa, Seperti yang Kau Minta, Untukku, Pergilah Kasih, Hip Hip Hura, Kisah Kasih di Sekolah, Ketika Tangan dan Kaki Berkata, dan masih banyak lagu Chrisye lainnya.

Bersama BCC Squad Bloggercrony

So, film Chrisye layak ditonton untuk semua kalangan. Lebih dekat mengenal sosok sang legenda pop Indonesia dibalik ketenarannya. Film ini mengajarkan akan kesederhanaan dan perjuangan. Tidak ada apa-apanya hidup ini jika tidak ada saling mendukung. Pernah dengarkan kalau pria yang sukses pasti ada wanita hebat dibelakangnya. Nah, film Chrisye menunjukkan hal tersebut. Ibu Yanti bukan hanya sekedar istri, tapi juga upport system dalam karir musik Chrisye selama hidupnya. Chrisye meninggal pada tanggal 30 Maret 2007 akibat kanker paru-paru. Namun karyanya masih tetap hidup di hati penggemarnya.

Saya ingatkan lagi ya, film Chrisye tayang 7 Desember 2017 di seluruh bioskop. Film biopik karya Rizal Mantovani bukan hanya sebagai wadah pelepas rindu bagi penggemarnya, tapi juga mengingatkan kita untuk meneruskan perjuangan dan mimpinya demi masa depan musik Indonesia. Saran saya siapin tissue yang banyak karena ada beberapa adegan yang bikin rembesin air mata, apalagi saat mendengarkan lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata yang liriknya diciptakan oleh Taufik Ismail. Gue yakin lo semua pasti nangis deh. Thanks Bloggercrony atas kesempatan menonton film Chrisye di gala premiere.


Official trailer




Judul Film
CHRISYE


Produksi
MNC Pictures
Vito Global Visi


Sutradara
Rizal Mantovani


Skenario
Alim Sudio


Pemain
Vino G.Bastian
Velove Vexia
Ray Sahetapy
Ayu Diah Pasha
Fauzi Baadilah
Fendi Chow
Andi Arsyil
Teuku Rifnu Wikna
Cholidi Asadil Alam
dll



***

Tidak ada komentar