Sampoerna Academy : Anak Indonesia Jebolan Luar Negeri

3 komentar
Hidup adalah belajar. Belajar dari ilmu yang kita dapat dari mana saja dan siapa saja. Ilmu memang tiada habisnya untuk dicari dan dibagi. Semakin banyak ilmubyang diperoleh dan disebarkan maka hidup kita lebih berarti. Pendidikan tidak lepas dari ilmu karena disitulah kita bisa mengetahui banyak hal. Pendidikan yang bagus akan memberikan ilmu yang bermanfaat untuk penggunannya. Semua orang ingin mendapatkan pendidikan yang terbaik dari tempat yang terbaik pula. Apalagi bisa mencetak lulusan yang terbaik juga.


Jumat 11 Juni 2016, saya mendapatkan undangan buka puasa bersama dari Blogger Cronny dengan para alumni Sampoerna Academy di salah satu restoran bilangan Menteng, Jakarta Pusat. Sewaktu saya datang, saya tidak mengenali yang mana anak-anak lulusan Sampoerna Academy atau bukan. Ternyata mereka duduk di hadapan saya.


Photo by Satto Raji

Karena waktu yang singkat saya engga terlalu banyak tanya dengan para alumni. Kemudian saya minta salah satu kontak alumni bernama Rizky Nur Zairina (Kiwy), mahasiswa lulusan Industrial Engineering West Virginia University. Komunikasi pun berlanjut melalui whats app. Simak yuk interview saya dengan Rizky..

Saya  : "Bagaimana awalnya kamu masuk sekolah Sampoerna Academy?"

Rizky. : "Awal masuk sampoerna academy (SA) itu taunya dari poster yg ditempel di SMP and atas rekomendasi guru."

Saya.  : "Ketika lulus dri SMA, kenapa ingin sekolah ke luar negeri, pilihan univ.nya apa saja & kenapa akhirnya pilih univ. itu?"

Rizky  : "Karena aku termotivasi untuk raih pendidikan yang lebih tinggi di tempat yang berkualitas, karena awalnya aku sempat jadi student exchange ke New Zealand selama 1 bulan, atas program sampoerna juga. Pilihan univ.nya berdasarkan univ yang kerja sama dengan Sampoerna, lalu pihak Sampoerna yang merekomendasikan. Semuanya public univ dengan kualitas dan budget ok. Contoh: West Virginia Univ (kampusku), Univ of Missouri, Univ of Minnesota, Texas Tech, dll."

Saya    : "Bagaimana proses belajar disana, pengalaman apa saja yang didapat selama belajar atau diluar belajar?"

Rizky : "Belajar disana fast pace and discipline, semua dosennya on time and always refer to syllabus. Karena aku anak teknik, kebanyakan cara belajar disana ya project, homework, exam, lecture. Sebenarnya mungkin sama saja, cuma disana lebih disiplin and gurunya supportive banget. Mereka punya office hour tiap minggu untuk bantu muridnya yang kesulitan di pelajaran. Aku disana juga ikut organisasi, sempat mendirikan organisasi juga sama temen2 namanya International Student Engineering Association (ISEA), sempat kerja part time juga jadi tutor, asdos dll. Seru n challenging sih belajar disana, untuk bahasa inggris alhamdulillah lancar dan bisa beradaptasi dengan baik meski aku the only Indonesian in my major, tapi temen2 buleku baik2. Alhamdulillah :)".

Saya  : "Ceritain dong kelulusan kamu gimana prosesnya, nilai IPK kamu berapa?"

Rizky  : "Kelulusan disana itu nggak ada skripsi, adanya capstone (project akhir) tapi itupun gak disuruh bikin makalah tebel-tebel. Capstone tiap jurusan itu beda2 sih. Klo jurusanku simple. Cuma disuruh bikin project report dari pengalaman magang n di presentasi in. IPK ku alhamdulillah 3.97 Summa Cum-Laude and berhasil raih banyak awards.

Doc Photo : Rizky
Foto Rizky ( ketiga dari kanan)
saat kelulusan bersama teman- temannya


Saya  : "Oh ya ki, kenapa kamu ambil jurusan industrial engineering? Jurusan itu identik dengan cowo kan?'

Rizky  : "Kalo teknik industri itu banyak ceweknya kok mbak. Aku pilih TI soalnya cita2 ku pengen jadi manager, syukur2 bisa jadi CEO. Hehehe...Di TI, belajar menyeluruh. Mulai dari technical, manajemen, HR, semua function kena deh. Makanya aku pilih TI."

Saya  : "Apa feedback kamu terhadap Indonesia setelah merantau belajar di Amerika?"

Rizky : "Feedback aku terhadap Indonesia. Indonesia itu generasi mudanya punya potensi besar untuk unggul di skala internasional. Generasi mudanya pinter-pinter. Tinggal bagaimana kita mau disiplin, having good attitude and sharing to others. Kalo udah punya tekad contribute to community pasti bisa sukses and membawa perubahan untuk bangsa Indonesia.


Itulah pertanyaan-pertanyaan yang saya lontarkan ke Rizky. Seru banget ngobrol sama dia, walaupun sedikit terhalang dengan sinyal yang kurang bagus. But, so far so good interview. Saya bangga dengan anak Indonesia yang bisa sukses dalam pendidikannya.

Para alumni dan bu Nenny . S
 (CEO Putra Sampoerna Foundation)
Photo by Satto Raji

Sekali lagi, anak Indonesia membuktikan kualitasnya di pendidikan luar negeri. Tapi bukan berarti di dalam negeri tidak bagus, hanya saja kesempatan yang lebih bagus kenapa tidak dimanfaatkan? Ambillah selagi bisa dan gunakan sebaik- baiknya. Bekal yang cukup banyak hasil dari belajar di universitas Amerika akan membawa Rizky dan teman-temannya untuk membantu Indonesia di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), karena Indonesia membutuhkan tenaga ahli di berbagai sektor dan industri. Maka dari itu, Sampoerna Academy mendukung pendidikan yang menyokong sistem pendidikan Amerika berbasis STEAM (science, technology, engineering, art and math) agar mahasiswa bisa fleksibilitas sesuai dengan minat dan bakatnya.


So, welcome home guys..
Congratulation for your graduation
And give the best for our belove country...


3 komentar