Senang sekali bisa nonton film Indonesia kembali di awal bulan April ini. Kualitasnya semakin bagus dari segi alur cerita, pemain, penulisan skenario sampai promosinya. Salut deh buat para sineas Indonesia yang terus berkreasi di dunia seni peran.
Tampilkan postingan dengan label Review film. Tampilkan semua postingan
Review Film Mantan Manten : 4 Kekuatan yang Dimiliki Wanita
Rabu, 03 April 2019
Nurul Dwi Larasati
2 komentar
Sekala Niskala ( The Seen and Unseen) Tentang Keseimbangan Dalam Hidup
Sabtu, 03 Maret 2018
Nurul Dwi Larasati
10 komentar
Sudah 3 bulan berjalan di tahun ini. Sajian film Indonesia pun makin beragam. Salah satunya film yang saya tonton untuk pertama kalinya diputar saat gala premiere di XXI Plaza Indonesia (27022018), Sekala Niskala (The Seen and Unseen). Awalnya saya melihat selintas di timeline instagram tentang promo film ini. Saya tertarik dengan judulnya yang tidak seperti judul film biasanya. Setelah saya cari tahu di akun instagramnya, saya semakin tertarik untuk menontonnya. Beruntungnya saya bisa hadir di pemutaran perdana sama si kecil Sagara. Pintarlah dia selama film berlangsung sekitar 1 jam lebih tertidur pulas. Jadi saya bisa khusuk menikmati alur cerita film.
Sinopsisnya begini, suatu hari di kamar rumah sakit, Tantri (10 tahun) menyadari bahwa ia tidak memiliki banyak waktu dengan saudara kembarnya, Tantra. Kondisi Tantra melemah dan mulai kehilangan inderanya satu per satu. Tantra menghabiskan waktu terbaring di rumah sakit saat Tantri harus menerima kenyataan bahwa ia harus menjalani hidup sendirian. Tantri terus terbangun tengah malam dari mimpinya menemui Tantra. Malam hari menjadi tempat bermain mereka. Di bawah bulan purnama Tantri menari; menari tentang rumah, alam dan perasaannya. Seperti bulan meredup dan digantikan matahari. Begitu pula dengan Tantra dan Tantri. Bersama, Tantra dan Tantri mengalami perjalanan magis dan relasi emosional melaluo ekspresi tubuh ; antara kenyataan dan imajinasi, kehilangan dan harapan.
Saat baca sinopsisnya saya belum mengerti menceritakan tentang apa film ini, selebihnya saya menonton filmnya. Adegan sunyi dan bahasa yang tak biasa saya dengar karena menggunakan bahasa daerah Bali. Subtitle bahasa Inggrisnya pun sedikit yang saya pahami. Alurnya yang lambat membuat saya menebak-nebak adegan demi adegan. Saya dibuat berpikir menelaah tiap adegan yang ditampilkan. Sekala - Niskala berhasil membuat pekerjaan rumah buat saya setelah sampai di rumah.
Proses pembuatan film Sekala-Niskala memakan waktu selama 6 tahun. Film yang disutradarai Kamila Andini begitu gelap dan misteri. Putri dari Garin Nugroho ini sungguh bisa memanjakan mata penonton yang tak biasanya. Begitupun dengan tema kebudayaan yang diangkat dari Bali. Begitu banyak filosofi yang tertanam dalam tiap simbol yang diperlihatkan. Seperti telur yang ada di tiap sesajen. Saya sampai bertanya ke salah satu teman yang berasal dari Bali, namanya Putu Sukartini @galeriarni (aku promoin nih mba). Obrolan kami lakukan melalui chat whatsApp. Jawabannya seperti screenshoot di bawah ini.
![]() |
Sekala artinya alam nyata, sedangkan Niskala artinya alam ghaib. Tak bisa dipungkiri, keduanya memang ada dalam kehidupan manusia. Sekarang kita hidup di alam nyata dan setelahnya pasti kita berada di alam ghaib. Tanpa kita sadari sebenarnya kita hidup berdampingan, bergesekan dengan alam ghaib. Hanya saja sebagai orang awam tidak bisa melihat secara jelas apa yang tidak terlihat. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki bakat untuk melihat yang ghaib. Sebagai umat muslim saya percaya akan hal itu.
Sebelum tayang di Indonesia pada 8 Maret 2018, Sekala Niskala (The Seen and Unseen) sudah memenangkan beberapa penghargaan bergengsi dunia seperti Gran Prix Winner sebagai film terbaik pilihan juri internasional dalam program Generation Kplus di Berlinale, Jerman, Best Youth Feature Film Asia Pacific Screen Awards di Australia, Grand Prix Tokyo Filmex dan The Golden Hanoman Award di Jogja-NETPAC Asian Film Fest. Ini artinya film berbalut budaya Indonesia sangat diterima oleh penikmat film.
Uniknya film ini menampilkan adegan tarian ayam dan monyet yang diperagakan oleh 2 pemain cilik yaitu Thaly Titi Kasih dan Gus Sena. Mereka sangat apik menggerakan tubuh dalam tarian. Saya sempat bertanya tentang makna tarian ayam pada akun instagram @theseenandunseen. Sang koreografer Dayu Arya Dayu Ani menjawab bahwa terinspirasi dari sabung ayam di Bali. Ada cerita rakyat di Bali tentang Dang Manik Angkeran ( tentang Besakih, pura terbesar di Bali) sekitar 7 tahun lalu ia menggarap cerita tersebut dalam sebuah koreografi, sang sutradara pun jatuh hati. Kemudian koreografi tersebut menjadi embrio koreografi dalam film ini. Dayu sangat berterima kasih pada Kamila Andini karena mengabadikan koreo tersebut.
Tarian monyet dipilih oleh Dayu karena ia akrab dengan monyet sedari kecil. Maka ia tahu bagaimana ekspresi monyet ketika marah dan memahami emosinya. Kamila Andini meminta gambaran emosi marah, lepas dan ikhlas tersebut dalam tarian. Tentunya ini suatu tantangan juga bagi Thaly Kasih. Sampai sedetail itu ya pilihan jalan ceritanya.
![]() |
Bersama Kamila Andini Sang sutradara |
Suasana gelap hampir menyelimuti isi film ini. Sinematografi yang bagus dilakukam oleh Anggi Frisca. Bahkan ketika muncul adegan anak-anak yang hanya memakai kaus kutang dan celana pendek di pertengahan sawah dan kamar Tantra pun membuat saya sedikit bergidik. Ini bukan film horor yang dikaget-kagetkan dengan suara dan sosok hantu. Tapi suasana mistis terasa dari menit ke menit. Adegan yang mewakili makna Niskala menjadi terasa beda. Kehadiran Ayu Laksmi mengingatkan saya dengan sosok Ibu dalam film Pengabdi Setan. Perannya tidak menakutkan, tapi image tersebut seperti terpatri dalam otak saya.
Sekala Niskala (The Seen and Unseen) memberikan gambaran tentang budaya, kejadian alam nyata dan ghaib, tradisi dan hubungan erat antar anak kembar buncing. Suguhan genre film terbaru buat saya. Keseimbangan menjadi penyelaras kehidupan. Supaya tidak ada saling tumpang tindih. Semoga penonton lainnya bisa menikmati film ini juga yang rilis 8 Maret 2018. Film mistis nan indah yang bercerita melalui tarian.
Official trailer
SEKALA NISKALA
(Unseen and The Unseen)
Produksi
Treewater Produvtions, Fourcolours Films
Produser
Gita Farah, Ifa Isfansyah
Sutradara dan Penulis
Kamila Andini
Pemain
Thaly Kasih Titi Kasih
Gus Sena
Ayu Laksmi
Happy Salma
I Ketut Rina
***
Enjoy the movie
Reza Rahadian (Bukan) Reinkarnasi Benyamin Sueb Dalam Film Benyamin Biang Kerok
Rabu, 28 Februari 2018
Nurul Dwi Larasati
23 komentar
Bulan Januari booming dengan film Dilan 1990. Akibat kebaperan dari film tersebut masih terasa si sampai sekarang. Malah ada yang nonton berkali-kali. Betul nggak nyoh. Masuk bulan Februari momen kasih sayang bertebaran dimana - mana, sampai akhirnya Eiffel I'm in Love 2 muncul juga setelah 12 tahun LDR. Nah, sekarang memasuki bulan Maret yang katanya musim hujan akan berhenti di bulan ini (Padahal beberapa hari ini setelah Imlek jarang hujan ya) akan rilis film bergenre drama, komedi campur musikal. Ada unsur budaya betawinya juga nih, apalagi kalau bukan film Benyamin Biang Kerok. Hah? Almarhum Bang Ben hidup lagi gitu main film? Ya nggak lah...serem dong jadinya kalau begitu.
![]() |
Official poster |
Film Benyamin Biang Kerok akan resmi tayang di bioskop tanggal 1 Maret 2018. Kebetulan saya ikut special screeningnya saat pihak Falcon Pictures selaku rumah produksi mengadakan nonton bareng dan meet & greet di Depok XXI, 25 Februari 2018 lalu. Saya sengaja mau nonton duluan film ini, biar dibilang eksis 😁, plus penasaran juga sama akting Reza Rahadian yang memerankan Pengki dalam film ini. Masih inget nggak film lawasnya alm. Benyamin Sueb dengan judul yang sama? Ehh kalian sudah lahir atau belum ya? Karena film Benyamin Biang Kerok yang terdahulu diproduksi tahun 1972 dan sukses pada era tersebut. Kalau saya pernah nonton film lamanya saat diputar di stasiun tv swasta. Kan sering tuh ya, biasanya momen lebaran atau liburan panjang.
Jadi film Benyamin Biang Kerok menceritakan tentang pemuda kaya raya bernama Pengki (Reza Rahadian). Ia dipaksa meneruskan usaha IT milik mamihnya (Meriam Belina). Pengki tinggal terpisah dengan babehnya (Rano Karno). Meskipun kaya Pengki selalu menolong dengan warga sekitarnya. Hingga ia jatuh cinta dengan seorang biduan bernama Aida Mustafa. Namun cintanya terhalang oleh mafia kelas kakap bernama Said. Aida menjadi tawanan Said karena berhutang. Pengki bersama dua sahabatnya Achi (Aci Resti).dan Somad (Ajis Doaibu) menyusun strategi untuk menyelamatkan Aida.
Film Benyamin Biang Kerok versi modern ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Menurut beberapa artikel yang saya kepoin di mbah google, film ini bukan mereinkarnasi sosok alm.Bang Ben, tapi Reza Rahadian berakting dan bernyanyi terinspirasi seperti yang dilakukan oleh sang legenda betawi. Pastilah sosok Bang Ben nggak tergantikan. Makanya film ini bukan bergenre biopik. Dari gesture, tertawa khasnya bang Ben dan wajah hampir menyerupai.
![]() |
Benyamin Biang Kerok tahun 1972 Sumber wikipedia |
Lagu-lagu lawas juga didaur ulang dan dinyanyikan oleh Reza Rahadian sendiri. Ia pun tidak merasa canggung untuk bernyanyi karena ibunya seorang pianis dan terbiasa mendengar irama musik. Ia menyanyikan beberapa lagu seperti Gerimis Aje, Biang Kerok. Suaranya mirip banget sama bang Ben. Karena tugas seorang aktor memang harus mampu memerankan sosok yang dimainkan. Beberapa lagu dinyanyikan di sela-sela adegan, drama musikal versi betawi. Kayak film luar negeri yang pernah saya tonton, The Greatest Showman.
Baca lagi dong yang ini THE GREATEST SHOWMAN, BISAKAH SESUKSES LA LA LAND?
Baca lagi dong yang ini THE GREATEST SHOWMAN, BISAKAH SESUKSES LA LA LAND?
Saya penasaran dengan sosok Aida. Wanita berusia 19 tahun itu bernama Delia Husein Suheindra. Benyamin Biang Kerok adalah debut film pertamanya yang langsung beradu akting dengan aktor dan aktris kawakan. Keren juga, sekali main film langsung melesat bersama para seniornya. Pantas saja wajahnya masih terlihat asing bagi saya. Belum bisa nilai banyak si sama aktingnya karena belum ada refrensi lain. So far so good lah.
Official Trailer
Bagi saya film Benyamin Biang Kerok cukup menghibur. Dengan sentuhan a ala James Bond genre komedi bisa membuat saya tertawa. Meskipun ada jokes yang garing kedengarannya. Unsur budaya Betawinya kurang kental si, tapi masih ada opelet, ondel-ondel, dan bacot khasnya mpok Omaswati. Dia juga main lho di film ini. Kebayang kan suara merconnya mpok Omas. Endingnya film ini buat saya sebagai penonton di PHP in sama si Biang Kerok. Meskipun begitu sosok Benyamin Sueb bisa dikenal oleh generasi milenial. Katanya si bakal ada lanjutannya di tahun ini juga. Film ini juga dibintangi Tora Sudiro, Melani Ricardo, Lidya Kandou dan lainnya. Selengkapnya seperti apa? Tonton filmnya di bioskop 1 Maret 2018 ya.
Enjoy the Movie
***
Eiffel I'm in Love 2 is back ! Setelah 12 Tahun Long Distance Relationship
Rabu, 14 Februari 2018
Nurul Dwi Larasati
Tidak ada komentar
Kehadiran bulan Februari identik dengan keromantisan. Bagi yang punya pasangan sorry ya buat yang jomblo ingin mengungkapkan rasa sayangnya di satu hari yang special, sebut saja Valentine Day atau hari kasih sayang. Sebenarnya bukan hanya hari itu saja ya bisa ungkapin rasa sayang, tapi setiap hari bisa kita utarakan kepada orang-orang terkasih. Betul kan. Ungkapan rasa sayang itu bisa macam-macam, salah satunya bisa ajak nonton film yang pas banget rilis di tanggal 14 Februari 2018. Film yang dulu sukses di tahun 2003, kini kembali lagi menyapa para penggemarnya. Beruntungnya saya bisa hadir di first screening Eiffel I'm in Love 2.
EIFFEL I'M IN LOVE 2
PRODUKSI
Soraya Intercine Films
PRODUSER
Sunil Soraya
SUTRADARA
Rizal Mantovani
SKENARIO
Dona Rosamayna
PEMAIN
Shandy Aulia, Samuel Rizal, Tommy Kurniawan, Saphira Indah, Helmy Yahya, Hilda Arifin, Shakira Alatas
![]() |
Official Poster |
Sudah 12 tahun berlalu, Tita (Shandy Aulia) kini sudah beranjak dewasa. Namun ia masih dianggap anak kecil oleh ayah bundanya. Di usianya yang menginjak 27 tahun ia tidak diperbolehkan memiliki handphone. Hellow... 2018 gitu loh, masa nggak megang gadget. Tita kalah saing nih sama anak zaman now 😊. Meskipun begitu hubungan jarak jauh dengan Adit (Samuel Rizal) masih berlanjut sampai sekarang. Mereka menjalani long distance relationship alias LDR. Jakarta - Paris. Coba itu ya dihitung berapa kilometer jaraknya. Jauuuhhh banget kan. Salut lah sama mereka bisa bertahan selama itu. Kalau kalian LDR an segitu lamanya kuat nggak?
Karena ada suatu hal, Ayah (Helmy Yahya) dan Bundanya (Hilda Arifin) berencana pergi ke Paris sekeluarga. Pastinya Tita mau banget ikut kan karena bisa bertemu dengan pujaan hati. Tahu kan kalau Adit dan Tita sering banget ribut. Padahal cuma hal-hal kecil. Tapi mereka tetep awet ya pacaran jarak jauh. Kalau kalian gimana? Saat LDR sama Adit ada sahabat Tita yang selalu jadi tempat curhatnya. Ternyata diam-diam sahabatnya ini menyimpan rasa ke Tita. Siapa si orangnya? Nonton aja ya.
![]() |
Para pemain menyapa penonton di studio bioskop |
Rizal Mantovani dipercaya untuk menggarap film sequel ini. Dalam bulan yang sama sutradara handal ini menelurkan 2 film dengan genre yang berbeda. Saya sempat bertanya saat bertemu di gala premiere film Bayi Gaib, mana yang memiliki ekspetasi tinggi. Ia menjawab, tidak bisa mengemukakan mana yang lebih banyak penontonnya. Karena film jika sudah beredar maka menjadi milik masyarakat sepenuhnya. Tugas sutradara hanya membuat karya yang bagus dan dibantu oleh tim yang solid.
Sedangkan original soundtrack masih diciptakan oleh duo composer hebat, Melly Goeslaw dan Anto Hoed. Kali ini Melly Goeslaw mengajak Adi Karaf berduet menyanyikan lagu "Ujung Rindu" serta Rama Davis mengisi lagu " I Do". Saya baru dengar nama dua cowo ini. Teh Melly memang jago deh mendapatkan teman duet yang bagus-bagus. Lagu-lagu lama di film yang pertama dibuat ulang aransememnya. Kalau kalian sudah lihat trailernya pasti tahu lagu apa itu.
Official trailer
LDR tidak mudah dijalani bagi sebagian orang. Butuh komitmen dan kepercayaan penuh pada pasangan. Kira-kira pesan itu yang bisa saya ambil setelah menonton Eiffel I'm in Love 2. Film bergenre drama romantis yang melepaskan kerinduan kelanjutan hubungan Tita dan Adit ini. Apaka mereka akhirnya menikah atau tetap menjalani LDR? Kasih tahu nggak ya...
Nonton aja deh filmnya di bioskop mulai 14 Februari 2018. Bagi yang jomblo jangan nonton sendirian, berat !
Enjoy the movie !
***
Ashraf Sinclair dan Rianti Cartwright Memiliki Bayi Gaib
Selasa, 13 Februari 2018
Nurul Dwi Larasati
2 komentar
Setiap pasangan baru menikah pasti menginginkan kehadiran anak. Harapannya setelah menikah satu atau dua bulan sang istri bisa langsung hamil dan segera menunggu kelahiran buah hati. Namun ada beberapa hal yang membuat pasutri tertunda memiliki momongan. Seperti yang dialami Rianti Cartwright dan Ashraf Sinclair. Setelah 2 tahun mereka baru merasakan kehadiran bayi dalam rumah tangga. Tapi bayi yang dilahirkannya bukan bayi biasa, melainkan BAYI GAIB. Serem ya? Saya juga jadi ngeri setelah menontonnya di press screening pada hari Senin, 120218 di XXI Epicentrum Walk, Jakarta.
Rafa (Ashraf Sinclair) sangat bahagia mendapati istrinya, Farah (Rianti Cartwright) tengah mengandung. Penantiaannya selama 2 tahun sudah terwujudkan. Karir Rafa pun sedang naik daun karena memenangkan tender proyek bersama sahabatnya, Edi (Mario Lawalata). Namun ada yang tidak menyukai keberhasilan Rafa, Ronald (Fadika Royandi) merasa dendam akan hal ini.
BAYI GAIB
BAYI TUMBAL BAYI MATI
Produksi
MD Pictures
Dee Company
Produser
KK Dheeraj
Sutradara
Rizal Mantovani
Pemain
Ashraf Sinclair, Rianti Cartwright,
Mario Lawalata, Dorman Borisman,
Yati Surachman, Piet Pagau,
Rina Hasyim, Fadika Royandi
![]() |
Official poster |
Rafa (Ashraf Sinclair) sangat bahagia mendapati istrinya, Farah (Rianti Cartwright) tengah mengandung. Penantiaannya selama 2 tahun sudah terwujudkan. Karir Rafa pun sedang naik daun karena memenangkan tender proyek bersama sahabatnya, Edi (Mario Lawalata). Namun ada yang tidak menyukai keberhasilan Rafa, Ronald (Fadika Royandi) merasa dendam akan hal ini.
Rafa dan Farah pindah ke rumah baru. Rumah yang menyambut kehadiran si buah hati. Bukan kebahagiaan yang mereka dapatkan setelah bayinya lahir, tetapi kejadian-kejadian aneh sering terjadi, bahkan seperti meneror. Asisten rumah tangga Farah mendatangkan seorang ahli spiritual untuk melihat keadaan rumahnya. Bahkan ia menyuruh Farah untuk segera pindah dari rumah tersebut. Farah merasa ada yang aneh dengan bayinya, namun Rafa tidak mempercayainya. Menurut tetangga mereka sedang terkena santet.
Sebelumnya saya sempat menghadiri peluncuran trailer dan poster. Saat itu dihadiri pula oleh para pemain, sutradara dan produser. Kesan saya melihat trailernya saja sudah mengerikan. Apalagi ini bukan film horor pertama garapan Rizal Mantovani. Kuntilanak 1-3 (2006-2008), Jelangkung (2001), Kesurupan (2008) dan masih banyak film lainnya yang pernah ia sutradarai. Kiprahnya di dunia audio visual sudah tidak diragukan lagi.
Proses syuting yang dijalani selama kurang lebih 20 hari di 3 daerah yaitu Jakarta, Bogor, Cibubur. Saat ditanya bagaimana kesannya bermain film horor pada Rianti Cartwright, ia menjawab bahwa sangat senang dan tak seseram yang ia bayangkan. Ashraf pun juga merasakan hal yang sama. Ia merasa bermain di film ini sangat tertantang.
![]() |
Bersama sutradara Rizal Mantovani |
Film Bayi Gaib megandung unsur psikologi atau dikenal dengan baby blues. Baby blues merupakan kondisi perubahan emosi yang dialami ibu pasca melahirkan. Biasanya dialami selama 1 minggu. Faktor pemicunya bisa dari kelelahan atau tidak ada dukungan dari orang sekitar (terutama suami). Maka ibu akan mengalami pemikiran-pemikiran yang kalut. Jika tidak diatasi dengan baik, bisa saja pengaruh mahluk gaib masuk ke dalam diri si ibu. Meskipun Rianti Cartwright belum mengalami punya anak dan serangan baby blues, tapi ia cukup meyakinkan beradegan saat melahirkan bayinya dalam film ini. Rina Hasyim pada tahun 1982 pernah bermain dalam film Bayi Ajaib yang bergenre horor juga. Tentunya seremnya sama - sama menakutkan.
Kesan saya setelah nonton film Bayi Gaib jadi parno sama suara tangisan bayi. Tapi beda ya tangisan bayi di film ini dengan suara tangisan bayi saya karena bukan bayi gaib. Saya suka dengan twist plot yang diberikan. Rizal Mantovani memang apik membuat alur cerita sehingga penonton tidak menyangka akan endingnya film ini. Bagus sekali. Film Bayi Gaib Bayi Tumbal Bayi Mati akan rilis sehari setelah valentine, 15 Februari 2018. Nikmati tontonan yang berbeda dari biasanya saat penuh keromantisan.
Enjoy the movie
***
Meet Me After Sunset : Ketika Cinta Matahari, Bulan dan Bintang Berada di Bumi
Senin, 12 Februari 2018
Nurul Dwi Larasati
Tidak ada komentar
Semua orang pasti pernah merasakan jatuh cinta. Makna cinta itu universal, bisa dengan sesama, barang ataupun binatang kesayangan. Terlebih bisa jatuh cinta kepada Maha Pencipta. Semua ciptaanNya menjadi sesuatu yang sangat bermakna dan tidak ada tandingannya. Begitupun dengan cerita sebuah film yang memiliki benang merah makna cinta. Tidak melulu berakting mesra dengan pegangan tangan, ciuman atau berpelukan erat teletubbies kali ah. Hmm...memang ada ya plot film mempertahankan adegan - adegan tersebut? Apa enaknya mesra, tapi nggak pegangan tangan? belum muhrim tau. Jawabannya...
Meet Me After Sunset
Produksi
MNC Pictures
Produser
Edward Chandra
Miftah Syafrian Yahya
Sutradara
Danial Rifki
Skenario
Haqi Ahmad
Fatmaningsih Bustamar
Pemain
Maxime Bouttier, Agatha Chelsea,
Billy Davidson, Yudha Keling,
Iszur Muchtar, Feby Febiola, Oka Sugawa,
Marini Soerjosoemarno, Margin Wieheerm, Ciccio Manassero, Deanda Puteri
Sebelumnya saya berterima kasih sekali untuk Bloggercrony yang sudah memberikan kesempatan untuk menyaksikan pertama kali film Meet Me After Sunset saat press screening (Jum'at, 9/02/18) bersama para teman blogger lainnya. Tahu banget deh kalau saya hobi nonton film Indonesia yang berkualitas dari segi cerita dan pemain. Kali ini film yang akan rilis 22 Februari 2018 nanti temanya pas dengan nuansa bulan Februari, full of love, aseeekkk.... selain itu ulang tahun saya di bulan ini juga. Pengumuman aja buat yang mau kasih kado 😉. Jadi, klop banget deh film berbau romansa ini rilis.
Meet Me After Sunset atau kalau diterjemahkan menjadi Temui Aku Setelah Matahari Tenggelam. Aduh, ngapain ya ketemunya kok saat gelap begitu? Tenang, bukan bermaksud nakutin. Ceritanya ada cowo cute bernama Vino bersama orang tuanya baru pindah ke Ciwidey, Bandung dari Jakarta. Cowo ini kesel karena nggak kompromi dulu pindahannya. Suatu malam Vino melihat sosok seorang wanita memegang lentera dan memakai tudung merah berjalan sendiri ke arah suatu danau. Vino mencoba mengikuti wanita tersebut dan mengajaknya berkenalan. Bukannya berkenalan wanita cantik itu malah menghilang. Hingga suatu hari Vino akhirnya tau bahwa wanita cantik itu bernama Gadis.
![]() |
Press conference after screening |
Gadis yang pemalu dan tidak mau keluar rumah saat siang hari membuat Vino penasaran. Dengan gaya cueknya Vino terus berusaha mendekati Gadis dengan cara apapun. Sampai Vino bertemu dengan Bagas, sahabat Gadis dari kecil dan seorang penjaga penangkaran rusa. Ia yang menjadi pelindung Gadis selama ini. Vinopun cerita mengenai Gadis kepada teman satu kelasnya, Dadang, yang menganggap Gadis adalah wanita yang aneh. Vinopun tak percaya begitu saja dong, ia pun terus mencoba mendekati Gadis dengan mewujudkan apa yang diimpikan Gadis. Wah, apa tuh ya? Penasaran kan, nonton aja filmnya secara lengkap di bioskop ya.
Sebelum rilis, akhir tahun 2016 saya sempat hadir di acara syukuran syuting film ini. Waktu itu bersamaan dengan pengenalan aktor yang memainkan tokoh Chrisye yaitu Vino G. Bastian. Bahagianya bisa menyaksikan Meet Me After Sunset sebelum tanggal tayangnya di bioskop. Kesempatan yang bagus sebagai blogger pastinya. Terlintas pikiran saya waktu itu cerita apa yang akan diberikan Danial Rifki dalam film garapannya? Bukan kali ini saja dia membuat film, ia sudah menyutradarai La Tahzan (2013) dan Haji Backpacker (2014). Kiprahnya di dunia film bisa diberikan 2 jempol 👍👍. Setelah screening selesai saya sempat menemuinya untuk tanya - tanya tentang film Meet Me After Sunset. Daripada ngejar Maxime dan Billy Davidson nggak dapet, ya sutradaranya sajalah ajak foto bareng.
" Saya ingin memberikan sajian tontonan film romantis, tapi nggak perlu ada adegan kontak fisik kayak pelukan atau ciuman. Hanya dengan kata-kata, tatapan mata dan sikap sudah membuktikan bahwa bentuk cinta seperti itu", jelas Danial Rifki. Menyindir perilaku anak zaman now nih ya yang suka pamer kemesraan di depan umum. Hmm...
Selain itu Danial juga ingin memberikan tema magical love story yang isinya kurang lebih sama dengan dunia dongeng. Ada bintang, bulan, meteor, matahari, puisi, pokoknya yang berhubungan dengan dunia dongeng. Hal ini pun diambil dari beberapa refrensi untuk menjadi materi dalam film. Bahkan ada satu scene yang menampakkan animasi. Saya teringat akan film COCO. Danial pun bilang malah nggak terpikir sampai situ karena proses syutingnya sebelum film COCO muncul.
Lamanya syuting film Meet Me After Sunset selama 20 hari di Bandung. Bagi pemain tidak ada kendala yang berarti, hanya cuaca saja yang membuat mereka kedinginan saat syuting. Namun pasca produksi memakan waktu hampir setahun karena proses editing yang cukup sulit. Melalui teknologi Computer-Generated Imagery (CGI), proses syuting siang hari bisa disulap menjadi malam hari. Saat meteor berjatuhan saya jadi inget serial Meteor Garden 😃.
Akting Maxime Andre Selam Bouttier kekasih Prilly Latuconsina ini sedikit berbeda dari film sebelumnya yang pernah saya tonton. Agatha Chelsea jebolan Idola Cilik season ke empat (2013) saya akui aktingnya cukup mumpuni. Kalau kata sutradaranya senyum Agatha punya kekuatan magic di tiap scenenya. Billy Davidson wajahnya sudah tak asing seliweran di beberapa sinetron. Namun aktingnya di film ini berbeda dari biasanya. Akting coolnya nggak bikin dia terlihat aneh. Mereka diibaratkan seperti matahari, bulan dan bintang yang memijaki bumi. Kira-kira siapa yang akan terus menyinari bumi? Rahasia dong, nonton aja filmnya ya...
Meet Me After Sunset serentak tayang di seluruh bioskop tanggal 22 Februari 2018. Catet nih. Setelah gala premiere di Jakarta, film ini akan mengadakan gala premiere di beberapa kota seperti Cirebon (13 Februari), Bandung (14 Februari), Solo (17 Februari) dan Yogyakarta (18 Februari). Selain itu ada juga nobar di kota lainnya bersama para pemain pastinya. Simak dulu yuk trailernya...
![]() |
Bersama Danial Rifki Kali aja kan diajak main film |
" Saya ingin memberikan sajian tontonan film romantis, tapi nggak perlu ada adegan kontak fisik kayak pelukan atau ciuman. Hanya dengan kata-kata, tatapan mata dan sikap sudah membuktikan bahwa bentuk cinta seperti itu", jelas Danial Rifki. Menyindir perilaku anak zaman now nih ya yang suka pamer kemesraan di depan umum. Hmm...
Selain itu Danial juga ingin memberikan tema magical love story yang isinya kurang lebih sama dengan dunia dongeng. Ada bintang, bulan, meteor, matahari, puisi, pokoknya yang berhubungan dengan dunia dongeng. Hal ini pun diambil dari beberapa refrensi untuk menjadi materi dalam film. Bahkan ada satu scene yang menampakkan animasi. Saya teringat akan film COCO. Danial pun bilang malah nggak terpikir sampai situ karena proses syutingnya sebelum film COCO muncul.
Lamanya syuting film Meet Me After Sunset selama 20 hari di Bandung. Bagi pemain tidak ada kendala yang berarti, hanya cuaca saja yang membuat mereka kedinginan saat syuting. Namun pasca produksi memakan waktu hampir setahun karena proses editing yang cukup sulit. Melalui teknologi Computer-Generated Imagery (CGI), proses syuting siang hari bisa disulap menjadi malam hari. Saat meteor berjatuhan saya jadi inget serial Meteor Garden 😃.
![]() |
BCC Squad |
Akting Maxime Andre Selam Bouttier kekasih Prilly Latuconsina ini sedikit berbeda dari film sebelumnya yang pernah saya tonton. Agatha Chelsea jebolan Idola Cilik season ke empat (2013) saya akui aktingnya cukup mumpuni. Kalau kata sutradaranya senyum Agatha punya kekuatan magic di tiap scenenya. Billy Davidson wajahnya sudah tak asing seliweran di beberapa sinetron. Namun aktingnya di film ini berbeda dari biasanya. Akting coolnya nggak bikin dia terlihat aneh. Mereka diibaratkan seperti matahari, bulan dan bintang yang memijaki bumi. Kira-kira siapa yang akan terus menyinari bumi? Rahasia dong, nonton aja filmnya ya...
Meet Me After Sunset serentak tayang di seluruh bioskop tanggal 22 Februari 2018. Catet nih. Setelah gala premiere di Jakarta, film ini akan mengadakan gala premiere di beberapa kota seperti Cirebon (13 Februari), Bandung (14 Februari), Solo (17 Februari) dan Yogyakarta (18 Februari). Selain itu ada juga nobar di kota lainnya bersama para pemain pastinya. Simak dulu yuk trailernya...
Enjoy the movie
****
Film Flight 555 Siap Terbang Menghibur Penumpangnya
Selasa, 16 Januari 2018
Nurul Dwi Larasati
Tidak ada komentar
![]() |
Official poster |
FLIGHT 555
PRODUKSI
Citra Visual Cinema
Produser
Niken Septikasari
SUTRADARA
Raymond Handaya
SKENARIO
Isman HS dan Raymond Handaya
PEMAIN
Tarra Budiman
Mikha Tambayong
Gisella Anastasya
Samuel Zylgwyn
Jaja Miharja
Rian D'Masiv
Ingrid Widjanarko
Mathias Muchus
dll
Awal tahun baru 2018 banyak film bagus yang rilis di bioskop, baik film dalam maupun luar negeri. Hayo...kamu sudah nonton film apa saja nih? Kalau saya baru satu kali nonton film di bioskop di awal tahun ini. Sebenarnya mau nonton semua film yang sedang rilis, tapi apa daya waktunya belum pas. Sekalinya nonton film dari luar negeri dan memang film yang direkomendasi bagus sama teman-teman.
Nah, untuk film Indonesia saya baru saja nonton film berjudul "Flight 555". Nontonnya saat gala premiernya pula. Jadi sebelum rilis di bioskop saya sudah nonton duluan dong. Kalau yang satu ini film Indonesia pertama yang saya tonton awal tahun baru ini. Buat hiburan di awal tahun baru biar tambah fresh pikiran.
![]() |
Foto dulu sebelum terbang |
Nonton film apa nih Rul awal tahun ini? Yakin nih mau tahu..? Mau lah....
Ok jadi begini ceritanya....
Film Flight 555 menceritakan tentang perjalanan sebuah pesawat bernama Komodo Air dengan rute ke Bali. Di tumpangi oleh penumpang dari berbagai latar belakang. Seorang pria bernama Putu yang hendak pergi ke Bali karena mendapatkan berita ayahnya sakit, tiba-tiba harus dititipkan 2 anak kecil oleh ayahnya saat bertemu di bandara. Banyak kericuhan terjadi selama di bandara saat check in tiket. Setelah semua penumpang ada dalam pesawat, tiba-tiba terjadi keributan akibat adanya pembajak. Para pembajak tersebut memiliki tujuan yang berbeda. Bahkan ada yang meminta tebusan uang sebesar 5 Miliyar. Siapa aja pembajaknya? Nonton aja filmnya ya...
Para pramugari dibuat ketakutan akibat ulah para pembajak. Sampai mengancam pilot untuk menuruti kemauannya. Kekacauan semakin menjadi setelah rencana Putu dan Shantal, pramugari, ketahuan sama salah satu pembajak. Dibalik kekacauan dalam pesawat ternyata ada kisah percintaan. Kisah antara Putu, Shantal dan Thalisa mantannya Putu. Cinta segitiga kah? Nggak mau jawab, nonton aja filmnya..
Bagaimana nasib para penumpang pesawat Komodo Air? Save landing sampai Bali atau jatuh di hutan belantara? Nonton aja filmnya ya tanggal 18 Januari 2018. Oh ya di film ini ada salah satu vokalis band juga loh..
![]() |
Bersama Tara Budiman sebagai Putu |
Selama menonton film yang berdurasi 106 menit saya merasa terhibur sekali. Tiap adegannya memang bikin tertawa terus. Tidak ada yang bikin mikir terlalu keras saat menonton. Ngalir aja gitu, ketawa aja terus. Apalagi dibintangi beberapa komika yang tugasnya bikin orang ketawa. Pahalanya banyak lho bikin penonton senang. Saya pun senang sekali bisa berswafoto sama Tara Budiman, cucok deh nih cowo...😄
Setelah film selesai sempat diadakan press conference bersama sutradara dan para pemain. Oh ya film ini didukung oleh 38 pemain. Banyak juga ya. Saat press conference hampir seluruh pemain hadir dan memberikan ucapan rasa terima kasih kepada para penonton undangan dan berharap filmnya menghibur. Ingrid Widjanarko salah satu pemain Flight 555 mengatakan bahwa proses syuting selama 18 hari ini tidak mudah. Para pemain harus merasakan panasnya di dalam pesawat Boeing 747-400.
![]() |
Press conference bersama para pemain |
Wahh...kebayang deh prosesnya syutingnya seperti apa. Bahkan di dalam pesawat tersebut benar-benar dijaga sikap pemainnya. Nggak boleh makan di dalam, nggak boleh merokok, bener-bener dijaga kebersihannya, lanjut kata Ingrid Widjanarko. Sepatutnya dimanapun kita berada juga harus begitu kan, menjaga sikap sesuai tempatnya. Setuju ya...
Untuk mengawali awal tahun baru 2018 yang sudah banyak kepenatan, saya rasa film Flight 555 ini cocok sebagai tontonan yang menghibur. Meskipun genrenya komedi, tapi rentang usianya dari 13+. Jadi usahakan jangan bawa anak-anak ya karena ada dialog yang kurang pantas didengar anak-anak.
Jadi kapan tayangnya? Sebentar lagi nih, tanggal 18 Januari 2018 di seluruh bioskop Indonesia. Ajak teman-teman kamu biar bisa ketawa bareng. Enjoy the movie ! Simak trailernya dulu yuk...
***
The Greatest Showman, Bisakah Sesukses La La Land?
Rabu, 03 Januari 2018
Nurul Dwi Larasati
Tidak ada komentar
Judul
The Greatest Showman
Sutradara
Michael Gracey
Skenario
Jenny Bicks
Pemain
Hugh Jackman
Michelle Williams
Zac Efron
Rebecca Ferguson
Zendaya
Genre
Drama musikal fantasy
Durasi
105 menit
Distribusi
20th Century Fox
Zac Efron
Rebecca Ferguson
Zendaya
Genre
Drama musikal fantasy
Durasi
105 menit
Distribusi
20th Century Fox
Banyak banget film yang rilis di akhir tahun 2017. Baik film Indonesia dan luar negeri saling bersaing dalam merebut hati penonton. Bagi saya, semua film itu bagus asal dari sudut pandang mana dulu yang mau diambil. Terbukti dengan rilisnya Ayat-Ayat Cinta 2 mendulang jutaan penonton akibat beraneka opini masyarakat. Tapi disini saya tidak akan membahas tentang film tersebut, nanti ya ada bahasannya sendiri. Sekarang saya mau review tentang film The Greatest Showman yang sudah rilis dari tanggal 29 Desember 2017. Namun saya baru sempat menontonnya hari ini ( 2 Jan 2018). It's better than never watch, right?
Awalnya si karena membaca review - review singkat di sosial media dari beberapa teman yang sudah nonton. Jadi saya sedikit terpengaruh juga. Saya sama sekali tidak membaca sinopsis dan para pemainnya kebiasaan . Saya mau nonton, nonton aja tanpa perlu pengharapan apapun, bikin stress saja kalau begini. Apalagi menonton film adalah cara "me time" saya. So, just watch it. Kali ini reviewnya agak blak-blakan ya karena filmnya kan sudah rilis. Perkara ada yang sudah atau belum nonton yaa terserah tanggapan kalian.
![]() |
Hugh Jackman & Zac Efron Photo by @greatestshowman |
The Greatest Showman, menceritakan tentang seorang anak tukang jahit bernama Phineas Taylor Barnum atau dikenal dengan nama P.T Barnum yang memiliki tekad kuat untuk mewujudkan fantasi impian memiliki pertunjukkan besar sirkus. Barnum kecil diperankan oleh Ellis Rubin, langsung jatuh cinta saat pada pandangan pertama oleh Charity, seorang anak orang kaya. Setelah dewasa Barnum menikahi Charity, dengan segala kekurangan yang Barnum miliki. Charity pun bersedia. Merekapun memiliki 2 orang putri, Caroline dan Helen.
Barnum pun terus berusaha dengan segala cara untuk mewujudkan mimpinya memiliki suatu pertunjukkan sirkus yang hebat. Sampai ia harus meminjam uang kepada bank untuk menyewa Museum Amerika Barnum menjadi tempat pertunjukkannya. Namun ia gagal menarik massa untuk menonton. Biasalah ya kalau entepreneur gagal saat langkah pertama bisnisnya. Ia pun mendapatkan ide dari anaknya yang menyatakan pertunjukkan itu harus ada sesuatu yang hidup dan unik. Barnum pun menggelar audisi untuk mendapatkan orang-orang unik yang memiliki talenta. Salah satunya seorang pemain sandiwara ngenes bernama Philip Carlyle. Kenapa ngenes? Karena ia merasa "tertipu" dengan hidup diatas panggung dan dunia nyata tidak seimbang.
Barnum mendapatkan apa yang ia mau untuk menggelar pertunjukkannya dan sukses. Hingga ia diundang oleh Ratu Elizabeth datang ke Inggris dan berkenalan dengan Jenny Lind seorang penyanyi opera terkenal di Eropa. Kesepakatan pun terjadi antara Jenny Lind dan Barnum untuk menggelar tur ke beberapa negara. Barnum sibuk dengan turnya hingga ia sempat lupa dengan sirkus dan para talentanya. Sang istri juga sempat melarang Barnum pergi, namun ia tak mengjiraukan kata-kata istrinya. Sampai sesuatu terjadi antara Barnum dan Jenny Lind sehingga mereka tidak menjalin kerjasama lagi. Nggak denger kata istri si
Kebakaran pun terjadi akibat ulah penonton nakal yang berantem dengan Carlyle. Sehingga menghabiskan seluruh gedung sirkus. Barnum pun bangkrut. Ia tidak punya modal lagi. Meskipun begitu ia tetap didukung oleh para talentanya, terlebih soal modal yang diberikan oleh Carlyle. Pertunjukkan sirkus pun terus berjalan.
Gimana, reviewnya spoiler nggak? Nggak apa-apa ya spoiler, kan udah dirilis juga. Bagi yang belum nonton, ayo nonton. Jangan terpengaruh dengan review film yang lain ya.
![]() |
Photo by @greatestshowman |
Jujur, gue suka banget film ini !!!
Kenapa?
Karena filmnya nggak ngebosenin selamaaaaa diputar. Awalnya aja sudah dikasih lagu-lagu yang enak dan bikin kaki bergoyang. Kalau ada liriknya mungkin ikutan nyanyi juga kali deh. Ditambah Hugh Jackman yang laki banget penampilannya. Kelihatan tua si ya karena kerutan - kerutan di wajahnya. Tapi itu semua mulus ditutupi oleh akting, dancing and singing nya yang memukau. Karena saya baru melihat ia melakukan semua itu dalam film ini. Di Wolverine, Logan, X-Men, Real Steel ia hanya berakting tanpa menyanyi dan menari. Michelle Williams juga samalah dengan Hugh. Aktris yang sempat bermain di Dawson's Creek ini lebih dewasa penampilannya. Mereka pas banget dipasangkan meskipun secara usia jauh berbeda. Oh ya, film ini based on true story lho pada era 1860an di New York, Amerika.
Ada yang menyimpulkan film ini sama dengan La La Land. Saya memang tidak nonton filmnya, tapi apa yang membuat film The Greatest Showman disetarakan dengan La La Land? Ternyata oh ternyata, pengarang lagu "This is me" dan "The Greatest Show" diciptakan oleh Benj Pasek dan Justin Paul yang sukses membawa La La Land meraih penghargaan Academy Award dalam kategori best original song pada tahun 2017. Nah, apakah tahun 2018 ini original song The Greatest Showman meraih penghargaan juga? Who knows.. Total lagu yang ada dalam film ini sebanyak 11. Setiap lagunya disesuaikan dengan adegan. Berbeda dengan film India ya kalau ketemu pohon rindang langsung nyanyi. 😄
Pesan yang disampaikan juga simple. Kalau mau punya sesuatu yang menakjubkan ya harus sekuat tenaga usahanya. Berbagai cara bisa dilakukan asal yang bener. Berani mengambil dan menerima resiko. Namanya manusia tempatnya khilaf, saat ada di atas suka lupa sama yang di bawah. Begitupun Barnum terhadap rekan-rekannya.
Pesan yang disampaikan juga simple. Kalau mau punya sesuatu yang menakjubkan ya harus sekuat tenaga usahanya. Berbagai cara bisa dilakukan asal yang bener. Berani mengambil dan menerima resiko. Namanya manusia tempatnya khilaf, saat ada di atas suka lupa sama yang di bawah. Begitupun Barnum terhadap rekan-rekannya.
So, untuk mengisi waktu liburan dan meregangkan otot-otot boleh banget nonton film bergenre motion picture musical & comedy ini. Film yang dibalut musical itu memang nggak bikin jenuh. Meskipun settingnya era 1860an berkat lagu-lagunya yang jaman now bisa bikin kaki bergoyang. Apakah The Greatest Showman bisa masuk ke salah satu kategori Academy Awards tahun ini? Bisa lah ya, sekarang saja sudah mendapatkan 3 nominasi Golden Globe. Lihat saja nanti. Ayo segera nonton !
***
Kesadisan Marsha Timothy Dalam Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak
Jumat, 10 November 2017
Nurul Dwi Larasati
Tidak ada komentar
Beberapa bulan lalu perfilman Indonesia riuh dengan genre film horor. Hal ini berkaitan dengan menyambut suasana Halloween. Bahkan satu film horor Indonesia sukses meraih sekitar 4 juta penonton. Wow, penonton masih suka yang serem-serem ya. Suasana Halloween sudah lewat saatnya berganti genre film Indonesia lainnya. Saya paling antusias banget kalau nonton film Indonesia yang bagus dan berbeda dari lainnya. Bukan hanya pemainnya, tapi juga segala elemen pendukungnya.
Kamis sore (9 Nov 2017) saya mendapatkan kesempatan nonton perdana dalam gala premier film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak (Marlina The Murderer In Four Acts) di XXI Plaza Indonesia. Saya nonton pada show pertama bersamaan dengan undangan media. Saya pun bisa hadir di gala premier ini karena menang kuis dari instagram @cinesurya selaku rumah produksinya. Memang sudah saya incer dari jauh hari kalau ada kuisnya saya mau ikutan. Eh rejeki anak soleh dapet juga tiketnya. Thanks mimin...😊
![]() |
Di red carpet gala premiere |
Studio 2 full house oleh para undangan. Saya dapat duduk di row A nomor 18. Row paling atas tapi untungnya nggak dipojok. Iseng juga kan. Lumayan lama nunggu filmnya mulai, ditambah banyak iklan sponsor. Tapi tetep semangat nunggu film ini. Setelah sambutan dari MC, barulah lampu-lampu dimatikan and show time...
Kalau saya jabarin semuanya kan jadi spoiler ya. Jadi saya cuma jelasin film ini setengah-setengah, biar bikin penasaran kalian untuk nonton dong. Menceritakan seorang janda dari pulau Sumba yang rumahnya didatangi sekawanan perampok. Film ini dibagi menjadi empat babak atau bagian yang memiliki judul babak berbeda, tapi ceritanya masih ada keterkaitan dari babak pertama hingga ke empat. Marlina tengah dirundung duka akibat suami dan anaknya meninggal. Bukan ketenangan yang ia dapat, tapi malah ia mendapatkan tamu tak diundang. Semua babak berawal dari rumah Marlina. Ia pun membunuh semua kawanan perampok dan salah satu ketua perampok bernama Markus dipenggal kepalanya saat memerkosa Marlina.
Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak akhirnya pulang ke Indonesia setelah melewati banyak festival film di beberapa negara seperti festival film internasional Cannes, festival film internasional Toronto, festival film Maroko, festival film internasional Bussan, festival film internasional Melbourne Australia, Sitges festival film di Catalonia yang memberikan penghargaan kepada Marsha Timothy sebagai best actress. Prestasi yang membanggakan pastinya. Film belum tayang di negeri sendiri, tapi apresiasi dari banyak negara sudah diakui.
![]() |
Bersama Marsha Timothy, pemeran Marlina |
Selama menonton film ini mata penonton dimanjakan oleh bentangan pemandangan bukit savana warna kuning keemasan karena musim kemarau. Jalanan berliku dan berbatu yang hanya bisa dilewati truk, kuda atau motor rx king. Mungkin kalau mobil alphard yang lewat bisa lecet-lecet bodynya, apalagi kalau belum lunas cicilan, hehehe...Keindahan alam Sumba ditunjukkan secara sederhana. Tidak ada kebisingan suara-suara disekitar. Bayangin aja ya Marlina tinggal di rumah yang jauh dari tetangga, sekalipun ada bisa 1 km jaraknya. Sekitar rumah hanya ada binatang ternak dan sebuah kuburan. Kuburan siapa? Nonton aja nanti filmnya ya.
Selama kurang lebih 1 jam 30 menit saya menonton film ini penuh ketegangan. Beberapa adegan atau scene bikin saya tahan nafas. Karena adegannya benar-benar mengejutkan. Apalagi adegan yang bagi saya itu paling ekstrem, penggal kepala. Hmm... saya jadi berfikir, mungkin nggak ya perampok sekaligus pemerkosa sebenarnya di Indonesia bisa dihukum seperti itu? Nggak ada tawar menawar atau naik banding di pengadilan lagi. Tapi Indonesia adalah negara hukum, segala sesuatu ada prosedurnya.
![]() |
Para pemain dan sutradara saat press conference usai screening |
Usai menonton, para pemain yaitu Marsha Timothy, Dea Panendra dan Yoga Pratama juga sutradara Mouly Surya hadir untuk bertemu dengan para penonton undangan. Salah satu suksesnya sebuah film adalah minat masyarakat untuk menonton sebuah film. Bagi Mouly Surya tidak ada target jumlah penonton yang diinginkan. Ia ingin penonton untuk mencoba menonton film yang keluar dari zona nyamannya. Bagi yang suka nonton drama, komedi atau horor coba nonton film yang bergenre satay western. Dikategorikan menjadi genre ini karena elemen-elemen yang ada dalam film ini menggambarkan genre tersebut, seperti jagoan yang berjuang sendiri, lokasi yang jauh dari mana-mana, ada jarak dengan aparat serta minimnya orang-orang di daerah sekitar.
Film berawal dari ide dan premisnya Garin Nugroho lalu dikembangkan secara apik oleh Mouly Surya. Garin Nugroho memberikan cerita tentang wanita Sumba, padahal Mouly belum pernah mengunjungi Indonesia bagian timur, jadi ia belum memiliki gambaran tentang pembuatan film ini. Film yang digarap olehnya selama 2 tahun (dari 2015) melalui riset dan mendapatkan pencerahan setelah berkunjung ke Sumba barat dan timur. Pastinya juga dibantu oleh komunitas lokal. Marsha Timothy juga mengikuti workshop selama 3 bulan untuk mendalami dialek Sumba.
![]() |
Official poster |
Saya suka banget sama sinematographi dan scoringnya yang sederhana tapi menegankan. Tidak terlalu banyak iringan musik yang mewakili tiap scene. Pada bagian-bagian menegangkan musik semakin kencang yang membuat ketegangan makin terasa. Gambaran hidup Marlina dalam film ini menampakkan bagaimana perjuangan seorang wanita yang diperlakukan semena-mena oleh lelaki nakal. Sosok Marlina seperti fenomena gunung es yang muncul ke permukaan saat ada banyak wanita di Indonesia bahkan di dunia yang mendapatkan perlakuan yang sama. Marlina dalam film ini hanyalah fiksi, tapi banyak diluar sana sesungguhnya "Marlina" yang bernasib sama.
Rasanya masih kurang puas nonton sekali film ini. Sampai saat ini saya masih teringat sup ayam yang dibuat Marlina untuk kawanan perampok. Ada apa dengan sup ayamnya? Nonton aja filmnya tanggal 19 November 2017 di seluruh bioskop. Sempatkan waktu kalian untuk menonton film yang berbeda dari biasanya. Beberapa teman ada yang tidak mau menonton film ini karena membaca status facebook saya dengan membaca judulnya saja. Plis deh, be smart audience. Nonton film berkualitas yang sudah diakui dunia. Pasti akan membawa pulang kesan yang beda setelah menontonnya.
Siapkan diri kalian untuk menonton kesadisan Marsha Timothy dalam film ini. Yang punya sakit asma, jangan tahan nafas lama-lama nanti kambuh lagi asmanya, yang punya sakit jantung jangan nonton deh. Pokoknya tiap babaknya menampilkan ketegangan yang berbeda. Original soundtrack yang melantun indah berjudul "Lazuardi" oleh Cholil Ahmad. Perlu diingatkan lagi nih, film ini untuk usia 18+, pastikan nggak bawa anak kecil kalau mau nonton. Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak, kembali ke tanah air untuk mendapatkan keadilan.
Official trailer
Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak
Marlina The Murderer in Four Acts
Produksi
Cinesurya
Kaninga Pictures
Sutradara
Mouly Surya
Pemain
Marsha Timothy
Dea Panendra
Yoga Pratama
Egi Fedly
"SUNDUL GAN : The Story of Kaskus" Bukti Eksistensi Mimin Selama 17 Tahun
Rabu, 01 Juni 2016
Nurul Dwi Larasati
5 komentar
![]() |
Mimin dan Ken |
Siapa si yang engga kenal dan pakai internet? Semua orang pasti tahu juga menggunakannya. Kalau gitu, pasti kenal dong istilah Agan, Mimin, Pertamax dan Sundul. Pasti tahulah, apalagi yang sering berkecimpung di situs forum komunitas maya terbesar dan nomor 1 di Indonesia yaitu KASKUS ( Kasak Kusuk).
Jakarta, 31 Mei 2016 telah berlangsung press screening film "Sundul Gan : The Story of Kaskus". Film biopic yang menceritakan tentang perjalanan Ken Dean Lawadinata dan Andrew Darwis dalam membangun Kaskus dari awal hingga menjadi situs forum komunitas maya terbesar no. 1 di Indonesia. Film yang disutradarai oleh Naya Anindita dan dari rumah produksi 700 Pictures ini membuat penonton dimanjakan oleh tampilan-tampilan icon games. Ini adalah debut filmnya yang pertama. Ken diperankan oleh Dion Wiyoko dan Si Mimin alias Andrew diperankan oleh Albert Halim.
Sekilas tentang Kaskus
Kaskus lahir pada tanggal 6 November 1999 di Seattle, Amerika Serikat. Pengguna Kaskus umumnya berasal dari kalangan remaja hingga orang dewass yang berdomisili di Indonesia maupun luar negeri. Bermula dari sekedar hobi dari komunitas kecil kemudian berkembang dengan pengunjung sedikitnya 900 ribu orang dan jumlah page view lebih dari 15 juta / hari. Menurut Alexa.com pada bulan Juli 2014 Kaskus berada di peringkat 285 dunia dan peringkat ke 7 situs paling banyak dikunjungi di Indonesia. So, sampai detik ini Kaskus sudah berusia 17 tahun.
![]() |
Suasana saat press conference |
Sundul Gan adalah film biopik pertama untuk Albert Halim. Menurutnya ada kesamaan dan perbedaan karakter antara dia dengan Andrew. Albert harus belajar memanjangkan dagunya selama 2 bulan agar terlihat semirip mungkin dengan mimin aslinya. Makanya mimin juga mendapatkan julukan sebagai "Mr. Daguman". Sedangkan Dion Wiyoko untuk memerankan Ken, harus menaikkan berat badannya 10 kg selama 2 bulan juga. Asli deh disini Dion terlihat gembrot banget.
Beberapa hal positif yang bisa diambil dalam film ini. Kaskus dibuat dari "coba-coba" nya seorang mahasiswa yang awalnya hanya buat forum komunitas biasa. Tapi dengan ide, partner dan kesempatan yang ada maka Kaskus bisa berkembang. Terlihat sekali di film ini bagaimana proses awal membangun sebuah "kantor kecil" menjadi sebuah perusahaan besar, lalu membesarkan "little baby" bagi Andrew menjadi perusahaan yang berkembang. Resiko gagal pasti ada. Namun Kaskus dibentuk dari jalinan persahabatan yang erat dan saling bersinergi maka mampu bertahan. Menjadi start up tidaklah mudah tapi dengan perjuangan dan kerja keras pasti bisa terwujudkan.
Jadi, untuk para kaskuser, remaja, para start up muda dimanapun berada, film ini adalah bukti eksistensi mimin selama 17 tahun. Sebagai dorongan untuk memulai sesuatu itu mudah, asal ingin mencoba sesuatu dari yang kecil dan jalanin. Terutama juga harus punya modal dan cari investor. Setting film ini diambil hanya sampai tahun 2008, dimana proses dan goal moment Kaskus berlangsung. Filmnya akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia tanggal 2 Juni 2016. Bakal ada beberapa cameo artis dalam film ini. Mau tahu siapa aja, tonton dong filmnya gan, jangan sampai di sundul nih...
![]() |
Offocial Poster |
Jadi, untuk para kaskuser, remaja, para start up muda dimanapun berada, film ini adalah bukti eksistensi mimin selama 17 tahun. Sebagai dorongan untuk memulai sesuatu itu mudah, asal ingin mencoba sesuatu dari yang kecil dan jalanin. Terutama juga harus punya modal dan cari investor. Setting film ini diambil hanya sampai tahun 2008, dimana proses dan goal moment Kaskus berlangsung. Filmnya akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia tanggal 2 Juni 2016. Bakal ada beberapa cameo artis dalam film ini. Mau tahu siapa aja, tonton dong filmnya gan, jangan sampai di sundul nih...
Official Trailer
Langganan:
Postingan (Atom)