Kedutaan Besar Austria yang berada di Jln. Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat menjadi tempat berlangsungnya press conference dan press screening Festival Film 100% Manusia pada hari Kamis, 4 September 2025. Semula acara diadakan siang hari, namun akhirnya dimajukan jadi pagi hari. Disambut panitia di meja registrasi dan sejenak duduk di pinggiran kolam ikan koi.
Festival Film 100% Manusia adalah festival yang menayangkan film-film dengan isu kemanusiaan dari berbagai negara. Pastinya film terpilih yang sesuai dengan tema yang diusungkan. Empowerment menjadi tema Festival Film 100% Manusia edisi ke-9. Duta Festival 2025 adalah Paul Agusta dan Eka Budianta.
Tahun ini Festival Film 100% Manusia memutar 50 film (film panjang dan kompilasi film pendek) dari 27 negara. Dimana 34 film pendek Indonesia terpilih dari 184 karya film yang didaftarkan ke 100% Manusia Festival Film: Open Call. Diadakan di 2 kota yaitu Jakarta dan Yogyakarta dan 6 venue pemutaran (IFI Thamrin, Instituto Italiano, Austrian Embassy, Taco Bell Senopati, Grand Sahid Jaya Hotel, IFI Yogyakarta). Goethe Institue batal jadi partner venue dengan alasan keamanan situasi.
Acara dibuka oleh MC dan kata sambutan pertama dari pihak kedubes Austria, Mrs. Alicia. Kedubes Austria kembali mendukung Festival Film 100% Manusia 2025 dan merupakan tahun ke-4 menjadi venue partner. Kerjasama ini sebagai wujud komitmen dari festival. "Budaya Austria dan Indonesia mungkin berbeda, tetapi kita punya satu kesamaan yaitu nilai-nilai kemanusiaan. Di sinilah seni, khususnya film bisa jadi jembatan sebagai ruang dialog kedua bangsa, "jelas Mrs. Alicia.
Direktur Festival, Kurnia Dwijayanto menyatakan bahwa tetap digelarnya Festival Film 100% Manusia sebagai ruang aman dan nyaman untuk tetap bisa berdialog secara sehat. Bukan berarti tidak empati, justru momennya pas sebagai wadah untuk berkumpul, berdialog dan mengekspresikan diri melalui seni dan film tanpa rasa takut. Oleh karena itu acara jalan terus sampai 11 hari ke depan.
Empowerment diangkat menjadi tema Festival Film 100% Manusia 2025. "Bukan mengusung sesuatu yang besar, tapi dimulai dari yang personal, lalu berkumpul, berdialog, berkomunitas sehingga menjadi sesuatu yang lebih besar,"jelas Kurnia Dwijayanto. Dari riak kecil menjadi gelombang perubahan. Ini bukan sekadar tema, tetapi praktik nyata yang dimulai dari langkah kecil lintas generasi dan komunitas.
Program Non-film Festival Film 100% Manusia
Selain nonton film, ada pun program non-film yang bisa diikuti antara lain 2 workshop 100% DIY (Do It Yourself) yaitu 100% DIY Sound Design in Films bersama Alex Lane, Desainer Musik dari film Intercepted dan 100% DIY Sign Language 101 untuk pengenalan bahasa isyarat bersama teman-teman dari Pusbisindo Gerkatin dan dibantu oleh PLJ Indonesia.
Buat yang mau curhat sama psikolog ada program 100% Heart to Heart Venting Session (online). Biar lega isi otak dan hati. 100% All You Can Read : Akika Ya Eyke! bersama Aldiansyah Azura. Bagi yang mau jalan-jaln bisa ikut program A Walk to Understand, diajak menelusuri jejak hak asasi manusia di Jakarta dengan rute Glodok-Monas-Bunderan HI-Semanggi.
Ada 100% Exhibition: Lost Childhood, eksibisi foto karya Roman Pashkovskyi yang menggambarkan anak-anak Ukraina yang terkena dampak dari perang dengan Rusia. Dua tamu internasional juga akan hadir yaitu Aura Nasron (Malaysia) dan aktivis HAM sekaligus sutradara Hai Anis dan Alex Lane sound designer film Intercepted.
Meninaputri Wismurti selaku Kepala Program Festival Film 100% Manusia juga menjelaskan deretan film yang akan tayang. Tentunya ada film yang masuk ke program baru festival ini antara lain 100% It's OK-Not Ok, 100% Rebel with A Cause, 100% From Flobamora With Love, 100% Ohana, 100% 4 Sehat 5 Sempurna, 100% Gado-Gado, 100% Kue Cucur : Tribute to John Badalu. Untuk tahu film apa saja yang di program baru itu, silakan cek instagram @100persenmanusia.
Setelah penjelasan program festival, diputarkan film dari Austria berjudul How To Be Normal and The Oddness of The Other World. Film yang menceritakan tentang gadis yang baru keluar dari rumah sakit jiwa dan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, rumah dan hubungan dengan pasangan. Asli ini film bagus banget karya sutradara Florian Pochlatko.
Kali ini Grand Sahid Jaya dan Taco Bell Senopati menjadi venue baru pemutaran film. Selain itu untuk Kategori Penonton ada voting film pendek terfavorit dengan tambahan kategori film pendek paling "Rebel". Pada saat penutupan festival ada film kejutan yang untuk pertama kalinya tayang di Indonesia. Wah, nggak boleh ketinggalan nih.
Festival Film 100% Manusia 2025 terbuka untuk umum secara GRATIS. Tapi, dianjurkan datang 1 jam lebih awal sebelum pemutaran film atau daftar lewat link yang diinfokan di media sosial. Jangan lupa bawa kartu identitas juga.
Jadikan festival ini sebagai ruang inklusif bagi lintas generasi dan komunitas untuk menghapus stigma dan menghubungkan Indonesia dengan dunia melalui film dan seni. Walaupun di tengah situasi demonstrasi, Festival Film 100% Manusia, Jalan Terus!
Tidak ada komentar