Kanker leher rahim atau kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang perempuan di seluruh dunia. Di Indonesia menempati urutan kedua kanker berisiko kematian dan salah satu beban pembiayaan kesehatan terbesar. Oleh karena itu, imunisasi HPV menjadi langkah penting untuk memberikan ketenangan, sekaligus kesempatan untuk menang melawan kanker leher rahim.
Saya jadi teringat dengan ibu mertua yang meninggal dunia akibat penyakit ini tahun 2012 silam. Benar-benar menguras biaya sampai gadai sertifikat rumah. Memang terlambat mengetahuinya karena sudah stadium 4. Rentang waktu dari diagnosa sampai akhir hayatnya sekitar 5 bulan. Kepergiannya membuat duka mendalam bagi kami.
"Tenang untuk Menang : Merdekakan Perempuan Indonesia dari Bahaya Kanker Leher Rahim
Dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, MSD Indonesia (nama dagang Merck & Co., Inc., Rahway, N.J., USA) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Bio Farma menggagas kampanye edukasi kesehatan bertajuk “Tenang untuk Menang”. Mengangkat tema “Perempuan Indonesia Merdeka dari Bahaya Kanker Leher Rahim."
Peluncuran kampanye ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari berbagai sektor, antara lain :
- George Stylianou, selaku Managing Director MSD Indonesia
- Emanuel Melkiades Laka Lena, selaku Wakil Ketua Komisi IX DPR RI
- dr. Yudhi Pramono, MARS, selaku Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan
- Shadiq Akasya, selaku Direktur Utama Bio Farma
- Dr. TB. Chaerul Dwi Sapta. SH., M.AP selaku Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan daerah III Ditjen Bina Pembangunan Kementerian Dalam Negeri
Kampanye edukasi kesehatan ‘Tenang untuk Menang’ menjadi salah satu upaya kolaboratif, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya imunisasi HPV untuk mencegah penyebaran kanker leher rahim di Indonesia, serta dampaknya bagi peningkatan kualitas kesehatan generasi bangsa.
Kampanye ini sebagai wujud nyata dukungan terhadap Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia (tahun 2023-2030) sesuai dengan pendeklarasian Presiden Joko Widodo Untuk menanggulangi penyebaran penyakit berbahaya ini yang pelaksanaannya dipimpin oleh Kementerian Kesehatan.
Ini juga merupakan langkah strategis yang melibatkan seluruh elemen masyarakat—pemerintah, swasta, organisasi masyarakat, hingga individu di komunitas. Langkah ini merupakan bukti nyata komitmen kita untuk menyelamatkan perempuan Indonesia dari ancaman kanker leher rahim yang mematikan.
RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim mengusung empat pilar penting, dengan Pilar 1 berupa pemberian layanan berisi kegiatan vaksinasi, skrining dan tata laksana. Sebagai bagian dari pilar 1, Kemenkes menargetkan 90% anak perempuan usia 11 dan 12 tahun kelas 5 dan 6 atau setara, termasuk yang tidak bersekolah, menerima vaksin HPV lengkap secara gratis melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Pas bulan Agustus ini dilaksanakannya.
Pada BIAS 2023, beberapa kota di Indonesia telah berhasil mencapai target 90% cakupan imunisasi HPV. Namun, sejumlah besar kota masih memiliki cakupan yang rendah dan belum mencapai target. Diperlukan upaya berkelanjutan dan peran aktif dari berbagai pemangku kepentingan dalam upaya membangun kesadaran di masyarakat terkait urgensi imunisasi HPV, guna mencapai cakupan yang lebih tinggi serta merata pada BIAS tahun ini yang dilaksanakan pada bulan Agustus.
Mengenal Bahaya dan Pencegahan Kanker Leher Rahim (Serviks)
Pada sesi presentasi dan talkshow edukasi kesehatan dr. Ivander Utama F.MAS, SpOG, MSc -Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan mengatakan, kanker leher rahim atau kanker serviks menjadi musuh utama perempuan. Bahaya yang diberikan oleh penyakit ini nggak main-main.
Kanker serviks adalah kanker pada serviks (leher rahim) - bagian bawah pada rahim yang menghubungkan rahim dan vagina yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) dan bisa menyebabkan berbagai kanker lainnya seperti kanker anus. “HPV adalah virus yang banyak ditemukan dan dapat menyebar melalui kontak kulit ke kulit, terutama melalui hubungan seksual," jelas dr. Ivander Utama.
HPV dapat menular melalui rute seksual dan non-seksual. Sebanyak 85% melalui rute seksual seperti senggama, genital ke genital, atau oral ke genital, kalau penularan dari non-seksual sebanyak 15% misalnya dari ibu ke bayinya dan dapat menyebabkan Recurrent Respiratory Papillomatotis. Dari kelompok usia, kanker serviks bisa menyerang paling tinggi di antara usia 15-19 tahun.
Ternyata tidak hanya perempuan yang bisa terinfeksi, pria pun juga bisa. 8 dari 10 perempuan dan pria akan terinfeksi HPV tanpa disadari. Infeksi HPV pada laki-laki terjadi karena banyak partner sex, tidak disunat, berhubungan intim dengan laki-laki dan merokok. Jadi, virus HPV bisa menyerang laki-laki juga.
Mengapa vaksin HPV dibutuhkan? Dr. Ellen Roostaty Sianipar, Sp.A(K) menjelaskan karena virus HPV dapat menghindar dari sistem imun tubuh dan kadar respon antibodi rendah sesudah infeksi alami HPV. 50% wanita tidak dapat menghasilkan respon imun yang terukur sesudah infeksi HPV alamiah.
Tidak ada obat atau cara lain menghindari bahaya kanker leher rahim dengan melakukan langkah pencegahan utama penyebaran HPV adalah dengan pemeriksaan rutin atau skrining sebagai pencegahan sekunder dan yang terpenting imunisasi HPV sebagai pencegahan primer. Imunisasi HPV sangat mendesak dilakukan, terutama pada remaja sebelum mereka terpapar virus. Bahkan Vaksin HPV aman diberikan mulai dari usia SD.
"Imunisasi HPV memberikan perlindungan jangka panjang dari infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks. Berbagai penelitian ilmiah menunjukkan bahwa imunisasi HPV yang diberikan pada usia remaja, sangat efektif karena bisa mengurangi risiko kanker serviks hingga lebih dari 90% dan minim efek samping," jelas dr. Ellen.
Kesimpulannya perempuan dan pria bisa terinfeksi virus HPV, namun kebanyakan dialami oleh perempuan dan mengakibatkan kanker leher rahim (serviks). Pemberian imunisasi HPV untuk pencegahan yang semakin cepat, semakin baik. Imunisasi ini tidak hanya melindungi individu dari infeksi HPV, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan masyarakat dengan mengurangi insiden kanker terkait HPV.
Yuk, kita bekerja bersama membuat program nasional imunisasi HPV berjalan baik di Indonesia.
***
Tidak ada komentar