Festival Film Internasional Madani 2022, Merayakan Keberagaman Umat Muslim Sedunia Melalui Film

2 komentar
Begitu banyak momen di bulan Oktober ini. Dari yang menyedihkan sampai bersemangat. Tapi saya mau mengajak kalian yang seru-seru aja nih. Suka nonton film kan? Bagi penyuka film, bulan Oktober memang musimnya festival film. Bulan ini saja ada 3 festival film yang sudah terjadwal yaitu Festival Film Internasional Madani, Jakarta Film Week, Jakarta World Cinema Week, Festival Sinema Prancis. Nah lho, bingung deh membelah diri nonton film-filmnya. Pasti pilihan filmnya bagus semua dan jarang tayang di bioskop. 

Dari sekian banyaknya festival film tersebut, saya baru menghadiri Festival Film Internasional Madani 2022, bertepatan dengan acara pembukaan festival di Epicentrum XXI, Jakarta tanggal 8 Oktober 2022. Malam itu suasana bioskop Epicentrum sedikit berbeda. Biasanya kalau gala premiere film suasananya ramai dan padat sekali, tapi ketika pembukaan Madani Film Festival berlangsung lebih tenang meskipun banyak orang juga. Malam Minggu saya jadi lebih asyik melihat penampilan penyanyi rap dari Pulau Kei, Maluku yaitu Zen Panzer. 

Festival Film Internasional Madani 2022

Apa itu Festival Film Internasional Madani (FFIM)? Ini adalah festival film yang menunjukkan keberagaman umat muslim di dunia, baik Muslim menjadi mayoritas maupun minoritas. Film sebagai wadah untuk menampilkan pemahaman di luar politik, ekonomi, bahkan perbedaan agama. Festival ini bagai merayakan keberagaman muslim (celebrating muslim diversity) agar lebih paham beragamnya kehidupan, mimpi dan harapan, dari kaum Muslim yang lain sehingga timbul rasa toleransi dan saling menghargai. 

"The Perfect Candidate" dijadikan film pembuka pada malam perdana Festival Film Internasional Madani. Film berasal dari negara Arab Saudi yang menceritakan seorang dokter muda perempuan bernama Maryam yang ingin mencalonkan diri sebagai sebagai dewan kota. Apabila ia dipilih, ia ingin memperbaiki akses jalan dari jalan raya menuju rumah sakit. Karena penanganan pasien terlambat akibat jalanan yang rusak dan penuh lumpur. Ternyata bagi kaum perempuan di Arab enggak mudah mencalonkan diri sebagai pemimpin, budaya patriarki masih kental di sana. Ibaratnya perempuan di rumah saja. Walaupun Maryam ditolak mentah-mentah, bahkan sama pasien kakek-kakek yang menolak diperiksa oleh dokter perempuan.

The Perfect Candidate

Kegigihan Maryam untuk terus maju di pemilihan dewan kota enggak berhenti begitu saja. Ia mengerahkan segala usaha untuk mendapatkan perhatian masyarakat agar mendukungnya. Dibantu oleh kedua saudarinya membuat konsep "voting" di berbagai acara. Klimaks emosinya meledak saat Maryam meminta dukungan kepada para kaum laki-laki yang ternyata menganggap perempuan enggak pantas jadi pemimpin. Bahkan meledeki keluarganya yang dari kalangan penyanyi. Memang ayahnya seorang penyanyi di suatu grup gambus.  Alur film berdurasi 104 menit ini memang agak lambat, ditambah menggunakan subtitle bahasa Inggris, saya jadi sedikit menerjemahkan sendiri dulu artinya. Namun endingnya plot twist sih, enggak sangka aja kalau yang menolak Maryam malah jadi pendukung pertamanya. 

Festival Film Internasional Madani 2022 merupakan gelaran yang ke-6 (2018-2022) yang berlangsung dari tanggal 8 Oktober-15 Oktober 2022. Penayangan dan sesi diskusi film tersebar di beberapa titik lokasi seperti Epicentrum XXI, Kineforum, Galeri Cipta I, Rooftop Cinema TIM, Metropole XXI, dan YouTube Channel Madani IFF. 70 film dari 22 negara ditayangkan di festival film ini. Sumpah deh, padat banget agenda festival film ini. Andai rumah saya di Jakarta dekat lokasi acara, pasti tinggal menclok aja.

Oh ya, tema yang diambil Festival Film Internasional Madani tahun ini yaitu Ufuk. Ufuk adalah batas terjauh dari pandangan kita, batas antara bumi dan langit yang kita lihat dari sebuah pantai. Dalam bahasa Inggris ufuk sama dengan horizon (cakrawala). Di mana kita bisa melihat ombak, lautan luas, langit biru, dan garis yang seolah tak terhingga, hanya dibatasi oleh batas pandangan kita, di kejauhan. 

Dalam banyak karya sastra, cakrawala sering diidentikkan dengan pikiran terbuka, imajinasi, dan harapan yang luas. Dalam konteks tematik dan programatik, kami memaknai cakrawala, antara lain, melalui fokus pada gagasan dan imajinasi serta cakrawala berpikir dalam sinema dunia Islam, yang menawarkan cakrawala peradaban baru yang lebih adil, dan berbelas kasih, serta konteks sosial budaya mereka di semua fokus program kami tahun ini. Bagus banget enggak sih temanya? Gradasi warna posternya juga mirip dengan warna cakrawala saat matahari mau terbit atau tenggelam. 

Festival film di Jakarta
Para panitia penyelenggara 

Film-film yang tayang dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain : 
  • Madani Kids : NUSSA, Borrowed Parents, The Scarecriw, Aparat, The Last Mangrove Seed, I Wasn't Afraid, Bowl, Paper, Fish, Fruit. 
  • Migration : Help is On the Way, Before You Eat, Middle Eastern Stories : Father, Homebound, Rasa dan Asa
  • Music and Spiritualism : Tarling is Darling, The Forbidden Strings, Unkappani : The Endless Take.
  • Women of Madani : HIVE, Sonne, The Snow Calls, Changing Room, Nya Sunny Maad, Not My Mother's Baking, Honnor Killing, Bibijan
  • Vertical Film Compilation : Tentang Tuhan, Memburu Muhammad, Setelah Perpindahan Terakhir, Awang, Sepotong Cokelat Untukmu, Bekas Tanda Sujud, Pertanyaan Malaikat, Spatiohumanism.
  • East Cinema : Silhouttes, Night, Scent of Life, Happy Land, Sheta, Last Ride of the Day, Swimming Lesson, Stride, High People, I Wish Our House Had Water, Between The Barricades 
  • Rooftop Cinema : Kuburan Berjalan, Bungkeuleukan, Makmum, Astaghfirullah, Azabku Azabmu, Sunan Gunung Jati 
  • Madani Classic : Mandabi, Beirut the Encounter
  • Film Premiere " The Quest", Aceh : Bumi Serambi Mekah, Bali : Becik-becik Menyama Braya
  • Tribute to Syafi'i Ma'arif : Politics of Citizenship, Mata Tertutup

Penampilan memukau dari rapper Zen Panzer

Festival Film Internasional Madani juga berkolaborasi dengan Jakarta Film Week di Kineforum, TIM, Jakarta. Selain itu, FFIM membuka kompetisi East Cinema & Madani Film Competition yang telah terkumpul sebanyak 2214 film dari seluruh negara di dunia. Wow, begitu banyak negara di luar sana yang antusias mengikuti kompetisinya. Tapi sayangnya film Turki yang diulas sama travel blogger Medan belum masuk festival film nih.

"Untill Tomorrow" menjadi film penutup di Festival Film Internasional Madani 2022. Film garapan sutradara Ali Asgari tahun 2021 bertemakan tentang isu sensitif terkait perempuan di Iran. Menarik sekali ini. Semoga saya bisa menontonnya di Epicentrum XXI tanggal 15 Oktober 2022. So, masih ada kesempatan buat kalian mengikuti agenda Festival Film Internasional Madani tahun ini. Yuk, merayakan keberagaman umat Islam di seluruh dunia dengan berbagai perspektif yang berbeda. 

***

2 komentar

  1. pengen bisa dateng langsung ke festival film dan nonton rame-rame dengan pecinta film, seru banget pastinya
    apalagi kalau film yang ditayangkan, kualitasnya bener bener keren parah

    BalasHapus
  2. Wah, baru tau ini ada Festival Film Internasional Madani. Andai ya event ini diadakan giliran di tiap kota di Indonesia, pas giliran di Medan pingin nonton langsung aku tuh...

    Btw, thaks BL nya mbk :)

    BalasHapus