Bulan Maret segera berlalu. Pertanda siklus musim 6 bulanan berganti, dari musim hujan beralih ke musim kemarau. Namun beberapa tahun belakangan ini saya merasakan siklus rutin tersebut tidak tepat pada waktunya. Harusnya bulan September masuk musim penghujan, malah kemarau masih melanda. Padahal beberapa daerah di Indonesia sudah mengalami kekeringan air. Bahkan sampai harus berjalan berkilo-kilo meter mengambil air dari sumbernya. Mengambilnya pun tak banyak, hanya 2 ember air dibawa pulang. Mencuci dan mandi dilakukan di sumber air secara bergantian. Air begitu berharga saat musim kering tiba.
Seperti makan buah simalakama. Musim kemarau kering air, musim hujan sering banjir. Serba salah rasanya manusia di bumi ini diberikan kenikmatanNya. Berlimpah air di planet ini, tapi masih saja ada yang kekurangan. Sebagai peringatan untuk kita akan pentingnya air sebagai sumber kehidupan, maka tiap tanggal 22 Maret diperingati Hari Air Sedunia. Tahun ini tepat peringatan ke 25. Tiap tahun United Nations Water (UN Water) mengusung tema yang berbeda. Tahun ini dengan tema "Air untuk Alam" atau "Nature for Water" yang berfokus pada Solusi Berbasis Alam (SBA) untuk menghadapi tantangan dalam pelestarian air di abad 21. Kampanye "The Answer is in Nature" atau "Jawabannya Ada Di Alam" bertujuan agar menambah wawasan kita bahwa alam memiliki solusi dalam mengurangi krisis air seperti banjir, kekeringan dan polusi air. Saya mendapatkan kesempatan emas dari Danone - Aqua berkunjung langsung ke pabrik dan daerah sekitar yang sudah melakukan pemanfaatan air dari alam.
Rombongan blogger saat di Kubang Dok. Karyanto Wibowo |
Masih pagi buta saya menuju gedung Cyber 2, Jakarta. Sampai disana sudah hadir teman-teman blogger dan wartawan lainnya. Sekitar 2 jam perjalanan menuju Cicurug, Sukabumi, pabrik Aqua berada. Meskipun mata mengajak untuk dipejamkan, tapi pemandangan gunung Salak terlalu indah dilewatkan. Dimana air jernih mengalir dari dalam tanah kawasan pegunungan. Sambutan hangat dari staff Danone - Aqua dalam ruangan Learning Center PT Tirta Investama Babakan Pari, Sukabumi. Ditambah coffee break menjadi booster saya mengikuti kegiatan ini seharian.
Acara "Bincang Air" diawali dengan sambutan dari bapak Arif Mujahidin (Communications Director Danone Indonesia). Kalimat beliau yang saya masih ingat yaitu "Air bisa menjadi anugerah dan bencana bagi manusia jika tidak bisa mengelolanya". Tinggal kita mau pilih yang mana agar tetap hidup sepanjang masa. Takjubnya saya terhadap fakta-fakta air yang dipresentasikan bapak Karyanto Wibowo (Sustainable Development Director Danone Indonesia). Fakta-fakta yang diinformasikan agak panjang nih. Simak baik-baik ya.
Fakta pertama, bumi terdiri dari 70% air. Dimana 1% air berada di permukaan, 97% air laut, 3% air tawar dan 20% air serapan. Dari bumi terbentuk jumlah air tidak pernah berubah. Dalam sehari manusia bisa mengkonsumsi air sebanyak 190 liter. Tak terbayang sudah berapa juta-juta liter air yang dikonsumsi manusia sejak berada di bumi, namun masih ada sampai sekarang. Kedua, 2/3 dari hutan di dunia sudah terjadi degraded (alih fungsi hutan) menjadi lahan pertanian. Perubahan tersebut mengakibatkan banjir, badai, sekitar 4 Miliar orang terkena dampaknya dan kerugian mencapai $1 Triliun. Ke tiga, 2,1 M manusia secara global masih krisis air dan sekitar 844 juta tidak memiliki layanan air bersih. Ke empat, 40 Miliar ton air tanah / topsoil hilang. Ke lima, 80% air limbah masuk ke sungai tanpa dikelola. Contohnya sungai citarum yang sudah tercemar airnya dari pabrik sekitar. Ke enam, 2,1 juta org di dunia tdk mendapatkan akses air minum yg layak. Kebutuhan air akan naik 50% pada tahun 2030 nanti.
Fakta yang begitu mencengangkan bagi saya terhadap satu anugerah Tuhan ini. Masih mau kita mensia-siakan air?
Aqua berada di bawah naungan DANONE bukan hanya peduli pada bisnis saja, tapi juga terhadap lingkungan air. Karena pengelolaan sumber daya air merangkul masyarakat yang berada di lingkungan serapan air. Seperti komitmen pendiri Aqua
Golden Missisipi, Tirto Utomo, perusahaan bisnis harus berkontribusi dengan pelestarian lingkungan sekitar harus terjaga. Selain itu ada #OnePlanetOneHealth adalah komitmen perusahaan yaitu tangkapan air, kelola air pada lahan pertanian, karyawan pabrik yg dibatasi pemakaian air, memberikan akses air kepada masyarakat.
Dok @aqualestari |
Sebagai wujud nyata pelestarian air, Danone-Aqua melakukan upaya konservasi air dengan memanfaatkan solusi ilmiah yang digabung dengan grey infrastructure (alamiah bercampur buatan manusia) seperti yang sudah dilakukan Danone - Aqua di daerah Sukabumi. Rombongan blogger dan media dibawa ke sebuah tempat dimana sumber air yang mengalir sampai ke pabrik. Rumah Pompa yang berada di Taman Kehati Mekarsari , sumber air yang muncul dan dialirkan ke dalam pabrik. Di area ini pengunjung dilarang foto dan sangat steril. Sebelum masuk ruangan peserta mencuci tangan dan membuka alas kaki. Dijaga ketat oleh security dan alarm yang menandakan waktu maksimal dalam ruangan tersebut. Kami pun melihat langsung air yang menyembur ke atas dalam sebuah tabung besar. Atas kuasaNya air itu menggolak-golak bagaikan air mendidih dari kedalaman 60 meter. Bening dan bersih airnya.
Setelah melihat sumber mata air dari pabrik, kami berangkat menuju lokasi berikutnya. Jalanan berliku dan berbatu dengan medan yang ditempuh mobil kijang yang kami kendarai. Dengan lihai pak supir melewati tanjakan dan turunan terjal. Perjalanan menjadi tak membosankan karena candaan kami di dalam mobil. Di saung sederhana sambil menikmati makan siang seiring turunnya hujan, Dr. Ir. Nana Mulyana Arifjaya, Msi (Dosen dan Peneliti Fakultas Kehutanan IPB) menjelaskan tentang pemodelan SWAT (Soil Water Assessment Tool) dan kegiatan konservasi air. Bekerjasama dengan IPB Bogor, pemodelan SWAT sudah dilakukan di beberapa daerah yang salah satunya mata air pabrik Mekarsari Danone - Aqua 201.
Konservasi air yang dilakukan yaitu penanaman 580.000 pohon di 8 desa seperti desa Pasawahan, Tenjolaya, Cisaat, Kuyajaya, Jayabakti, Tangkil, Girijaya, dan Cidahu. Para warga sekitar dipekerjakan untuk merawat pohon-pohon tersebut. Bukan hanya sekedar menanam saja, tapi juga merawatnya.
Pak Nana Mulyana (tengah baju putih) |
Konservasi air yang dilakukan yaitu penanaman 580.000 pohon di 8 desa seperti desa Pasawahan, Tenjolaya, Cisaat, Kuyajaya, Jayabakti, Tangkil, Girijaya, dan Cidahu. Para warga sekitar dipekerjakan untuk merawat pohon-pohon tersebut. Bukan hanya sekedar menanam saja, tapi juga merawatnya.
Hujan berhenti cuaca pun kembali terang. Pihak panitia membagikan kelompok agar tidak bentrok saat dijelaskan jenis konversi air berbasis alam yang dimaksud. Bersama pak Irawan (Direktur Lapangan Aqua-Danone) mengenalkan Pemanen Air Hujan (PAH). Bentuknya seperti toren, namun pengisian airnya berbeda. PAH merupakan proses mengalirkan air hujan yang jatuh ke atap lalu masuk ke dalam tangki penampungan. Sedangkan air limpasan dari tangki penampungan disalurkan ke sumur resapan. Dengan cara ini masyarakat dapat memanfaatkan air hujan untuk keperluan sehari-hari sekaligus membantu menjaga keberadaan air tanah dan mengurangi limpasan ke permukaan. PAH menjadi sumber air alternatif di lokasi yang menggunakan aliran sungai sebagai sumber air utama karena saat hujan pipa saluran masuk sering tersumbat oleh sampah atau lumpur yang terbawa.
PAH bisa menampung air sebanyak 1000 L dengan pengukuran luas area tangkapan (atap) dikali jumlah hujan. Air yang masuk ke dalam tangki akan disaring dengan kampas filter. Kampas yang sama buat aquarium ikan. Tiap 3 bulan sekali filternya diganti. Biaya pembuatan PAH ini menghabiskan dana Rp 4,5 juta. PAH sudah terpasang di mesjid, musollah dan sekolah. Salah satunya ada di musollah desa Pesawahan ini.
Pak Irawan disamping PAH |
Airnya bisa buat wudhu |
Upaya konservasi air lainnya yaitu kolam waterpond. Saya baru dengar istilah ini. Waterpond adalah salah satu teknik konservasi tanah dan air yang beirfungsi untuk meningkatkan resapan air ke dalam tanah. Caranya dengan mengalirkan air mengarahkan aliran air yang kontinyu kemudian menampunya pada kolam resapan. Air yang ditampung akan diresapkan melalui lubang biopori yang di bor dengan diameter 12,7 cm dan kedalaman 4-8 meter. Tujuannya untuk meresapkan air ke dalam tanah yang kemudian meningkatkan kelembaban tanah dan meringankan kekeringan, mengisi ulang sumur dan mata air dangkal. Untuk mengukur kapasitas dan laju infiltrasi air pada lubang resapan dengan menggunakan Autimatic Water Level Recorder (AWLR). Waterpond bisa diisi dengan ikan air tawar lho.
Waterpond |
Lubang biopori |
Mengejar hari yang semakin senja, rombongan pun pindah lokasi ke desa Cisaat. Dimana sumur resapan inovatif dibuat. Tepat berada di halaman rumah pak RT Ishak. Sumur resapan inovatif sebuah teknik konservasi tanah dan air yang berfungsi untuk menampung limpasan air di permukaan tanah lalu meresapkannya secara perlahan ke dalam tanah yang ada di sekitarnya. Teknik ini diperlukan mengingat sering terjadinya banjir dan kekeringan. Teknik ini sangat baik dalam mengendalikan dan mengurangi limpasan permukaan sehingga menurunkan banjir dan kekeringan. Bagi rumah warga yang memiliki sumur timba, airnya bisa diperoleh dari sumur resapan inovatif ini.
Bentuknya berupa galian tanah sedalam 2,5 meter dan lebar 1 meter, kemudian pada bagian atas dinding sumur dipasang buis beton sebagai penahan atau penguat dinding tanah. Buis beton berbentuk persegi dengan lubang di tengah-tengahnya sebagai media resapan air ke samping sumur resapan atau resapan horizontal. Pada bagian bawah sumur resapan diisi batu dan ijuk yang berfungsi untukbair yang diresapkan. Mampu menampung air hujan per hari sebanyak 3-10 m kubik. Cisaat, Pasawahan dan Tenjolaya adalah 3 desa yang memiliki sekitar 40 sumur resapan inovatif. Biaya pembuatan sumur ini sekitar Rp 3,5 juta.
Kunjungan ke rumah pak RT ini menjadi tempat perpisahan rombongan menuju Jakarta. Saya pun kembali ke mobil dan pulang membawa berita bagus di hari air sedunia. Tentang alam dan air yang tak bisa dipisah. Dalam agenda acara harusnya bisa melihat DAM. Karena faktor cuaca tidak mendukung, jadi dibatalkan.
Bulan Maret hanya tinggal hitungan hari. Mumpung hujan masih turun ke bumi, mari manfaatkan upaya konservasi ini. Sehingga tidak ada lagi kekeringan di beberapa deaerah yang membuat masyarakat resah takut haus dahaga. Kembalikan hakikat air yang berada di dalam tanah. Dengan menjaga ekosistem yang baik bisa membuka lapangan kerja seperti rekreasi, pemancingan, arung jeram. Pastinya dapat menambah sumber income masyarakat. Asal manusianya tahu apa kendala air maka akan ditemukan solusinya. Jawabannya ada di alam. Mari #BersamaMerawatAir.
Bentuknya berupa galian tanah sedalam 2,5 meter dan lebar 1 meter, kemudian pada bagian atas dinding sumur dipasang buis beton sebagai penahan atau penguat dinding tanah. Buis beton berbentuk persegi dengan lubang di tengah-tengahnya sebagai media resapan air ke samping sumur resapan atau resapan horizontal. Pada bagian bawah sumur resapan diisi batu dan ijuk yang berfungsi untukbair yang diresapkan. Mampu menampung air hujan per hari sebanyak 3-10 m kubik. Cisaat, Pasawahan dan Tenjolaya adalah 3 desa yang memiliki sekitar 40 sumur resapan inovatif. Biaya pembuatan sumur ini sekitar Rp 3,5 juta.
Antusias rombongan melihat sumur resapan inovatif |
Sumur resapan inovatif yang ada di halaman pak RT |
Kunjungan ke rumah pak RT ini menjadi tempat perpisahan rombongan menuju Jakarta. Saya pun kembali ke mobil dan pulang membawa berita bagus di hari air sedunia. Tentang alam dan air yang tak bisa dipisah. Dalam agenda acara harusnya bisa melihat DAM. Karena faktor cuaca tidak mendukung, jadi dibatalkan.
Bulan Maret hanya tinggal hitungan hari. Mumpung hujan masih turun ke bumi, mari manfaatkan upaya konservasi ini. Sehingga tidak ada lagi kekeringan di beberapa deaerah yang membuat masyarakat resah takut haus dahaga. Kembalikan hakikat air yang berada di dalam tanah. Dengan menjaga ekosistem yang baik bisa membuka lapangan kerja seperti rekreasi, pemancingan, arung jeram. Pastinya dapat menambah sumber income masyarakat. Asal manusianya tahu apa kendala air maka akan ditemukan solusinya. Jawabannya ada di alam. Mari #BersamaMerawatAir.
Sumber video : worldwaterday.org
***
Wah mantep ya mba :D
BalasHapusMantebbbbb bingit
HapusAqua memang keren ya bukan hanya mikirin untung tapi juga peduli terhadap lingkungan
BalasHapusBetul mba Tati. Jadi bumi ini tetap terjaga kelestarian airnya.
HapusDengan mengelola sumber air dengan baik, maka kita juga akan mendapatkan berbagai manfaat kebaikan yah.., alam untuk air..
BalasHapusBetul, dimulai dari rumah masing-masing ya mba.
HapusSemoga jadwal perganitian musim yg sudah kita ketahui dari sekolah dasar ini gak PHP. Hehe. Biar seimbang lagi, hujan tanpa banjir, panas tapi kebutuhan air tetap terpenuhi. Aamiin.
BalasHapusMusim kemarau segera datang, yuk kita manfaatkan salah satu konservasi air ini.
HapusYang aku ingat kok si Waterpond yak hahaha...kunjungan yang bermanfaat dan seru ya.
BalasHapusAku baru tahu yang namanya waterpond sm si PAH, jadi terinpirasi buat bikin sumur resapan inovatif :)
Waterpond sepanjang jalan pulang ya. Bisa buat PAH ya di rumah.
HapusUdah di buat water pondnya di rumah mak?
BalasHapusBelum pih, lahannya belum ada.
HapusPAH sama sumur resapan pas banget nih di terapkan di lahan yang terbatas.
BalasHapusKayak Jakarta ya mel. Jalan Alternatif mendapatkan air bersih.
HapusKalo ada tanah yg luas pengen juga bikin waterpond dirumah
BalasHapusJadi menghemat pengeluaran biaya juga ya. Bisa dijadiin kolam ikan juga
HapusKeren busui.. kuat jg diajak petualang ke sini.. tapi emang seru sih ya nambah wawasan jg soalnya
BalasHapusBelum ada apa-apanya segitu mah... #sombong 😉
HapusKeren ya acaranya bermanfaat bgt jd byk tau tntg konservasi alam yg sblmnya blm tau sm sekali
BalasHapusMasyarakat sebagai konsumen jadi tahu juga pengelolaan sumbernya kayak gimana
HapusSetuju banget kalau kita memang harus mulai merawat air ya mba.
BalasHapusMeneenangkan sekali berkunjung ke pabrik Aqua dan bisa melihat langsung proses penyulingannya :)
Pihak Danone Aqua sangat welcome menyambut tamu yang hadir ke pabrik.
HapusSemoga dengan.ini kita semakin hemat air ya, dn.bisa mungkin d Jakarta d jadikan solusi u sumur resapan
BalasHapusHemat air salah satu gaya hidup yang harus dipertahankan. Sumber utama kehidupan manusia di bumi.
HapusSeru banget ya dapet ilmu juga kebersamaan.. iyes mba laras, jadi semakin mencintai bumi dengan menghemat air ya.. bagaimanapun juga hidup membutuhkan air
BalasHapusAir semakin langka, gunakan alam sebagai sumbernya.
HapusMerawat air jadi tanggung jawab bersama, karena generasi selanjutnya yang akan merasakan segala akibat pelestarian air saat ini
BalasHapusAku nanam pepohonan depan rumah kayak mangga, pisang, singkong. Ngaruh jg ya utk menjaga air.
BalasHapusUntuk menjaga air dari dulu rumahku banyak pohon
BalasHapusWow..seneng ya Laras bisa ikutan Nature for water oleh Aqua. Memang sih pelestarian lingkungan itu harus seperti reboisasi..untuk mencegah banjir. Membuat kolam resapan pun penting agar hayat hidup orang banyak terjaga juga..seperti sumber air minum kita sehari2 ini deh Aqua ����
BalasHapusAku paling bete kalau nda ada air bersih jika dtg kesuatu tempat atau daerah. Penting bgt itu air bagi kehidupan.
BalasHapusSeru ya.. kita jadi tau proces dasar pembuatan sebotol aqua hingga tiba di tangan kita teguk kita
BalasHapusaqua air mineral favoritkuuuuu :) asyik banget punya kesempatan melihat langsung proses aqua dari awal sampai jadi sebuah minuman kemasan mineral
BalasHapusseru pas kesini, ngeliat langsung ternyata Danone Aqua peduli alam dan masyarakat untuk melestarikan air
BalasHapusIya mbak, air bisa jadi anugerah juga bencana buat kita, gimana kita mengelola dan menjaganya. makasih sharingnya, jadi tau bagaimana mensyukuri nikmat alam terutama air yang sudha diberi Allah cuma cuma :-)
BalasHapus