Kampanye Terangi Masa Depan Untuk Dukung Program "Kembali Ke Sekolah" Bersama Philips Lighting dan UNICEF

Tidak ada komentar
"Ada lebih dari 4,6 juta anak Indonesia tidak memiliki kesempatan bersekolah"


Apa kalian terkejut dengan jumlah yang disebut di atas? Kalau ya, berarti kita sependapat. Bukan jumlah yang kecil untuk masalah pendidikan. Nyatanya pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata sejahtera. Pendidikan masih ada kaitannya dengan ekonomi masyarakat yang masih kekurangan. Jangankan untuk biaya sekolah, untuk makan sehari-hari saja masih kurang. Mirisnya hal ini terjadi disekitar kita. 

Kutipan info di atas saya peroleh dari Lauren Rumble Deputy Representative UNICEF Indonesia. Kemudian ibu Suhaeni juga mengatakan bahwa masih banyak anak-anak Indonesia di daerah tertentu yang putus sekolah. Beberapa keluarga anak putus sekolah menyatakan pendidikan itu tidak penting karena meskipun tidak berpendidikan tinggi tetap bisa mencari uang dengan berjualan. Nah, inilah " penyakit" menurun di keluarga yang anaknya putus sekolah. Akhirnya anak-anak beralih mengikuti orangtua mencari nafkah. 

Bukik Setiawan, Founder Sekolah Cikal dan praktisi pendidikan juga berpendapat bahwa kerugian bagi anak yang tidak bisa melanjutkan sekolah memiliki efek turunan yang luas. Bisa ke arah kualitas kerja orang rendah dan efek masa depan bangsa yang kurang cemerlang. Biasanya orang tua yang menjadi pelaku utama anak-anak tidak bisa bersekolah. Pendidikan itu multi dimensi. Pendidikan bukan hanya tentang pemerintah, tapi banyak elemen yang mendukungnya. 

Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 (Susenas) alasan utama mengapa anak-anak tidak bersekolah adalah kemiskinan keluarga, lokasi yang terpencil, disabilitas fisik atau mental atau budaya. Maka itu masalah seperti ini bukan lagi menjadi urusan pemerintah saja, tapi elemen-elemen yang berada disekitar kita. Bahkan bisa saja diri kita sendiri. 

Sebagai bentuk dukungan untuk pendidikan anak-anak Indonesia Philips Lighting dan UNICEF membuat program "Kembali ke Sekolah" melalui Kampanye Terangi Masa Depan 2017-2018. Hal ini juga sebagai bentuk komitmen Philios Lighting untuk melanjutkan kemitraan dengan UNICEF. Peluncuran kampanye ini turut dihadiri oleh : 
  • Rami Hajjar, Country Leader Philips Lighting Indonesia
  • Lim Sau Hong, Country Marketing Manager Philips Lighting Indonesia
  • Lea K Indra, Head of Communication Philips Lighting Indonesia
  • Lauren Rumble, Deputy Representative UNICEF Indonesia
  • Gregor Henneka, Chief of Partnership UNICEF Indonesia 
  • Suhaeni Kudus, education specialis
  • Bukik Setiawan , founder Sekolah Cikal dan praktisi pendidikan

Narasumber yang hadir

Seperti yang kita ketahui, Philips Lighting merupakan pemimpin dunia untuk produk, sistem dan layanan pencahayaan, membawa inovasi pencahayaan yang membuka nilai bisnis, memberikan pengalaman bermakna bagi pengguna yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup. Memiliki penjualan sebesar 7, 1 miliar Euro dan karyawan sekitar 34000 di lebih dari 70 negara. 

Pada tahun 2016-2017 Philips Lighting berhasil mengantongi dana sebesar Rp 2 Miliar (target Rp 1 miliar) yang dapat menyokong 4000 anak putus sekolah. Artinya hubungan kemitraan ini berhasil dijalankan. Oleh karena itu, Kampanye Terangi Masa Depan 2017-2018 kembali diadakan. Lauren Rumble menyatakan bahwa dukungan Philips Lighting atas program "Kembali ke Sekolah" akan membantu UNICEF menyediakan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak yang akan berpeluang bagi mereka lepas dari kemiskinan, memperoleh pekerjaan, sehat, berpartisispasi dalam masyarakat di masa depan. 

UNICEF mempromosikan hak-hak  dan kesejahteraan setiap anak dalam segala sesuatu yang dikerjakan. Bekerja di lebih dari 190 negara dan wilayah untuk menterjemahkan komitmen menjadi tindakan praktis yang menjangkau anak-anak dan wanita.


Lauren Rumble dan Rami Hajjar menandatangani
komitmen kampanye terangi masa depan

Dalam peluncuran kampanye ini antara Philips Lighting dan UNICEF menandatangani komitmen kemitraan multi-tahun untuk terus menerangi masa depan anak bangsa. Philips Lighting Indonesia menargetkan dapat mengumpulkan dana sebesar Rp 2 miliar dari penjualan paket Philips LED khusus berlogo UNICEF mulai bulan Oktober 2017-Maret 2018. Uang yang berhasil dikumpulkan akan digunakan untuk melanjutkan pendanaan program UNICEF "Kembali ke Sekolah" di kabupaten Brebes (Jawa Tengah), Mamuju (Sulawesi Barat) serta diperluas sampai ke Bone dan Takalar (Sulawesi Selatan).

Sekitar 5000 anak usia sekolah untuk mendaftar ulang atau mendaftar untuk pertama kalinya. Kenapa 2 daerah tersebut yang dipilih? Karena Brebes dan Mamuju daerah mitra dari UNICEF dan memiliki angka anak putus sekolah cukup tinggi. Mekanisme program "Kembali ke Sekolah" dengan mengadakn pemetaan pada pemerintah daerah untuk mengetahui dimana saja anak-anak tidak bersekolah.

Sah kerjasama kampanye terangi masa depan

Kita sebagai konsumen bisa ikut berpartisipasi dalam kampanye ini hanya dengan membeli paket khusus Philips LED 'Beli 3 Gratis 1' berlogo UNICEF . Inovasi bohlam LED Philips memberikan pencahayaan nyaman di mata (eye comfort). Konsumen dapat menikmati lampu LED berkualitas tinggi yang tidak berkedip, tidak silau, dan sebaran cahaya lebih merata, hingga membuat mata rileks. Seperti kata Lim Sau Hong "Brighter Light, Better world". Jadi nggak ada tuh kucek - kucek mata saat belajar malam hari biar lihat dengan jelas saat baca buku atau aktivitas yang lain, kecuali kalau kelilipan ya matanya. Kayak gimana si kemasan paket khususnya? Kayak gambar ini loh...


Paket khusus Philips LED 4 W

Ingat ya paketan khusus Philips LED yang ada logo UNICEFnya. Selain dari itu tidak bisa turut berdonasi. Karena setiap kamu membeli Philips LED ini bisa berdonasi Rp 2000. Tuh...kapan lagi bisa beli barang bagus tapi juga beramal. Dana yang terkumpul diberikan bukan pada penerima dana langsung, tapi untuk advokasi-advokasinya. Kampanye ini bukan seperti GNOTA. Cara mendapatkannya mudah kok. Bisa beli di toko lampu terdekat atau e -commerce seperti Blibli.com, Shopee dll.

Alasan Philips Lighting Indonesia tepat sekali memilih fokus ke pendidikan karena penting bagi anak-anak putus sekolah untuk memiliki masa depan yang jelas. Alasan lainnya mitranya secara global tidak hanya di Indonesia, reputasi UNICEF yang baik, kontribusinya ok, dan tahun lalu memberikan kerjasama yang transparan. Semoga kampanye Terangi Masa Depan bisa mencerahkan masa depan anak bangsa.


***




Tidak ada komentar