"Eye Comfort" Kampanye Baru Dari Philips Lighting

Tidak ada komentar
Salah satu indera paling penting bagi manusia adalah mata. Bisa menikmati penglihatan dengan segala keindahan alam yang diciptakanNya sebuah anugerah yang tak ternilai. Bentuk rasa syukur kita terhadap kenikmatanNya ini dengan menjaga dan merawat kesehatan mata. Saya bersyukur sekali masih bisa melihat dengan jelas tanpa bantuan kacamata. Menulis blog seperti ini dengan handphone masih bisa saya lakukan meskipun huruf-hurufnya kecil nggak punya laptop juga . Pastinya harus didukung dengan pencahayaan yang terang dan nyaman di mata. 

Menyinggung tentang pencahayaan artinya berhubungan dengan lampu. Kalau jaman dulu kan masih mengandalkan lampu minyak atau lampu semprong yang cahayanya dari sumbu minyak dinyalakan api. Nah, sekarang listrik sudah terpasang dimana-mana, pencahayaan tentunya dari lampu. Ternyata pencahayaan lampu itu sangat berpengaruh lho dengan kesehatan mata. Adapun riset atau penelitian yang dilakukan bahwa pencahayaan sangat mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan mata.



Beberapa waktu lalu (26 Oktober 2017) saya menghadiri talkshow bersama Philips Lighting Philips LED "Eye Comfort" Dampak Pencahayaan LED Berkualitas Eye Comfort bagi Kesehatan dan Kenyamanan Mata di Rumah Maroko, Menteng Jakarta. Talkshow kali ini membahas bagaimana pentingnya menjaga kenyaman mata terhadap pencahayaan yang tepat. Seperti yang sudah diketahui bahwa Philips Lighting adalah pemimpin dunia dalam pencahayaan, maka tak sembarang juga memproduksi lampu. Philips Lighting membuat riset global atau penelitian di beberapa negara survei dengan mengambil sampel sebanyak 8000 orang dewasa seperti Polandia, Republik Ceko, Swedia, Jerman, Spanyol, Perancis, Indonesia, Thailand, Amerika Serikat dan Turki. 

Rowena Lee, (General Manager and Senior Vice President Business LED Lamps, Global Business Group LED, Philips Lighting) mengatakan bahwa 50% dari riset global akan terkena rabun jauh (miopia) pada tahun 2050 nanti. Meskipun masih jauhnya waktunya, tapi penelitian ini membuktikan bahwa orang masih kurang memperhatikan kesehatan mata. Hasil dari penelitian rata-rata orang mengjabiskan waktu sekitar 6 jam/hari di depan layar dan 42% dari mereka menggunakan pencahayaan yang lebih lembut bagi mata. Sepertiga dari responden (32%) mempertimbangkan dampak kenyamanan bagi penglihatan.

Ki-ka : MC Vivit Kahfi, Rowena Lee, dr.Gita, Teuku Rinaldi

Karena kita berada di Indonesia, hasil surveinya pun cukup menyengangkan. Kesejahteraan itu penting bagi masyarakat Indonesia, namun hanya 46% responden yang memprioritaskan perawatan penglihatan sebagai kesejahteraan diri. Hal ini dibandingkan dengan tiga prioritas utama :
  1. Kebugaran (80%)
  2. Stres (77%)
  3. Berat badan (66%)
Dan hanya 19% (dengan rata-rata global sebesar 43%) masyarakat Indonesia termasuk paling jarang yang rutin mengunjungi dokter mata. Masyarakat Indonesia juga memiliki waktu 1 jam lebih lama dari hasil rata-rata global yaitu 7,25 jam berada di depan layar. Ayao ngaku deh pasti kalian lebih lama melihat screen gawai dibandingkan melihat masa depan kan...tsaahhh 😄.

Contoh lampu non LED yang cahayanya tidak merata

Tidak heran kalau anak-anak sekarang banyak yang memakai kacamata. Hal ini membenarkan bahwa karena terlalu lama melihat layar gawai dibandingkan bermain dengan teman-teman mereka di luar. Anak-anak si seluruh dunia menghabiskan waktu rata-rata 3.01 jam di luar ruang setiap harinya. "Untuk anak-anak membutuhkan stimulus agar matanya tumbuh kembang menjadi mata yang optimal, maka pencahayaan di dalam rumah harus baik. Selain itu anak-anak juga harus melakukan aktivitas outdoor setiap harinya agar terhindar dari miopia atau rabun jauh", ucap dr.Gitalisa Andayani, Sp.M(K). Tips dari dr. Gita kita harus melindungi mata di bawah pencahayaan yang baik, menghindari paparan sinar UV-B, tidak merokok, pakai pelindung mata saat bekerja untuk menghindari cedera.

Di sekolah pasti ada  UKS kan,  biasanya dilakukan screening mata. Namun masih ada kendala sering ditemukan dalam praktek kedokteran. Usia SD (6-12 tahun) itu matanya masih tumbuh kembang. Kalau tidak ada pemeriksaan rutin bisa menimbulkan sakit mata. Maka penglihatan mereka terbatas untuk melihat dunia.

Seorang senior lightning designer and consultant, Teuku Rinaldi yang berpengalaman selama 13 tahun di perusahaan Grahacipta Hadiprana mengatakan "Untuk menciptakan cahaya yang nyaman di rumah, prinsip lampu asal terang sudah tidak berlaku lagi. Lampu yang bagus itu memiliki 3 kriteria yaitu tidak berkedip, tidak silau dan cahaya yang merata". Lampu memberikan keindahan dari sisi interior. Lampu bisa merubah mood kita lho. Misalnya kalau lagi mau santai atau menenangkan pikiran lampunya agak redup.

Efek cahaya disesuaikan dengan kapasitas ruang, kebutuhan dan kegiatan. Jangan sampai salah memberikan pencahayaan pada suatu tempat. Karena bisa mempengaruhi sisi psikologis kita. Sampai sejauh ini ya dampak pencahayaan. Oleh karena itu Philips Lighting memilih LED berkualitas tinggi dengan 3 kriteria di atas. Sekitar 74% dari hasil survei bahwa kualitas pencahayaan berdampak pada penglihatan.

Jenis lampu LED Eye comfort
Pic taken by @philipsberbagiterang

Memilih pencahayaan yang tepat untuk mata kita dengan memilih lampu LED Philips, karena banyak lampu LED dipasaran tapi tidak sama kualitasnya. Ragam Philips LED meliputi :
  • Philips Mini LEDBulbs
  • Philips Entry LEDBulbs 
  • Philips LEDTube
  • Philips LED Down Light
  • Philips LED Batten

Pastikan lampu Philips yang dipilih ada logo Eye Comfortnya ya sebagai tanda lampu yang berkualitas dengan 3 kriteria tersebut yang membuat mata lebih rileks dan nyaman. Jangan sampai anak-anak kita mengalami rabun jauh di kala usianya sedang produktif-produktifnya. Sayangi matamu dengan lampu yang benar. Oh ya diakhir acara para tamu yang hadir dimanjakan dengan pijat mata. Bisa dipraktekan di rumah lho.


***


Tidak ada komentar